Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Novel yang Ditulis Sutradara Film, Rangkap Profesi

novel karya sutradara ternama dunia (bloomsbury.com | penguinrandomhouse.com)
Intinya sih...
  • The Beach (Alex Garland) - Novel debut sutradara Alex Garland yang menginspirasi film The Beach (2000) dan karya lainnya.
  • God’s of Bits Wood (Ousmane Sembene) - Novel Ousmane Sembene tentang mogok kerja pekerja konstruksi rel kereta api di Senegal pada era kolonial Prancis.
  • The Twilight World (Werner Herzog) - Novel perdana sutradara Werner Herzog, dramatisasi kisah hidup Hiroo Onoda yang menolak menerima kekalahan Jepang.

Menulis adalah tulang punggung dari banyak profesi di dunia, termasuk sutradara. Tak tiba-tiba bikin film, mereka biasanya memulai proses pembuatannya dengan menulis naskah/skenario terlebih dahulu. Tak peduli itu naskah orisinal bikinan sendiri atau adaptasi karya tulis yang pernah ada, menulis adalah proses yang tak bisa dilewati dalam pembuatan film.

Gak heran pula mendengar beberapa sutradara pernah menerbitkan novel. Gak sedikit bahkan yang menuai pujian dan akhirnya dibeli rumah produksi untuk dibuat adaptasi filmnya. Apa dan siapa saja, sih? Ini lima novel terbaik tulisan sutradara yang wajib kamu tahu!

1. The Beach (Alex Garland)

The Beach tulisan Alex Garland (penguinrandomhouse.com)

Dikenal sebagai sutradara spesialis sains-fiksi, Alex Garland ternyata pemilik ide awal film The Beach (2000), lho. Bukan sebagai penulis naskah atau sutradara, Garland menerbitkan novelnya pada 1996. Menariknya, ini adalah novel debut yang terinspirasi dari hobi dan pengalamannya bepergian ke tempat-tempat eksotis.

Sejak The Beach, Garland makin produktif menulis, mulai dari novel sampai naskah film ia jabani. Skenario 28 Days Later (2002) dan Sunshine (2007) adalah buah karyanya. Sampai akhirnya ia menulis naskah dan menyutradarai filmnya sendiri sejak 2014.

2. God’s of Bits Wood (Ousmane Sembene)

God's Bit of Wood karya Ousmane Sembene (bloomsbury.com)

Ousmane Sembene adalah sutradara yang berjasa besar dalam perfilman Senegal dan Afrika secara umum. Ia adalah sosok di balik film The Black Girl (1966), Mandabi (1968), Moolaadé (2003), dan masih banyak lagi.

Bukan hanya sutradara alias eksekutor, mayoritas naskahnya pun ia tulis sendiri. Jadi, gak aneh ketika mendengar Sembene menerbitkan novel. Bahkan itu dilakukannya sebelum ia merilis film, yakni tahun 1960. God’s of Bits Wood yang berkutat pada fenomena mogok kerja yang dilakukan pekerja konstruksi rel kereta api di Senegal pada era kolonial Prancis.

3. The Twilight World (Werner Herzog)

The Twilight World tulisan Werner Herzog (penguinrandomhouse.com)

Terinspirasi kisah hidup Hiroo Onoda, tentara Jepang yang menolak menerima kekalahan Jepang dan memilih tetap bergerilya di tengah hutan Filipina, The Twilight World adalah upaya perdana sutradara Werner Herzog menulis novel. Novel ini terbit pada 2021 dan merupakan dramatisasi dari kisah ganjil tersebut.

Pada tahun yang sama, film Onoda: 10,000 Nights in the Jungle karya Arthur Harari dan Vincent Poymiro dirilis. Bedanya film tersebut dibuat berdasar riset dan interpretasi mereka sendiri tentang Onoda dan tak ada hubungan langsung dengan Herzog.

4. The Pear Field (Nana Ekvtimishvili)

The Pear Field karya Nana Ekvtimishvili (peirenepress.com)

Memulai kariernya sebagai sutradara dengan merilis In Bloom pada 2013 yang dipilih Georgia sebagai perwakilan mereka di Oscar 2014, Nana Ekvtimishvili justru menerbitkan novel dua tahun kemudian. The Pear Field judulnya, novel yang menggunakan perspektif perempuan untuk memotret bobroknya birokrasi Republik Georgia setelah memisahkan diri dari Uni Soviet. Dua tahun berselang, Ekvtimishvili kembali ke layar lebar dengan membuat film My Happy Family yang berhasil tayang di beberapa festival film bergengsi dunia.

5. Antkind (Charlie Kaufman)

Antkind karya Charlie Kaufman (penguinrandomhouse.com)

Gak berlebihan menyebut Kaufman sebagai penulis naskah dan sutradara ulung. Ialah yang membuat film Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004), Anomalisa (2015), dan I'm Thinking of Ending Things (2020). Pada 2020, Kaufman akhirnya mencoba peruntungan dengan menulis sebuah novel berjudul Antkind.

Masih dengan pendekatan nihilis dan absurdnya yang khas, novel tersebut memotret konflik batin seorang kritikus film yang percaya bahwa dirinya adalah kunci dari upaya restorasi sebuah karya seni langka. Dengan format satire, Kaufman lagi-lagi mengajak kita berfalsafah tentang konsep budaya pop dan subkultur yang berkembang saat ini.

Kalau boleh disimpulkan, sebenarnya karya tulis para sutradara tadi temanya tak jauh dari film-film yang mereka bikin. Mana yang lebih seru, novel atau film mereka? Coba baca dan simpulkan sendiri, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us