10 Peribahasa dengan Kata 'Mati', Tahu Arti Perkawinan Tempat Mati?
Perihal apa yang terlintas dalam benakmu ketika mendengar ataupun membaca kata "mati"? Berdasarkan KBBI, lema "mati" tergolong dalam kelas verba dan memiliki aneka ragam makna, seperti 'sudah hilang nyawanya' dan 'tidak pernah hidup'.
KBBI tak hanya memuat rentetan definisi mati, tapi juga beberapa peribahasa yang memakai kata tersebut sebagai unsurnya. Kira-kira apa saja, ya? Yuk, simak artikel berikut!
1. "Bagai kerakap tumbuh di atas batu, hidup enggan mati tak mau" bermakna 'hidup dalam kesukaran (kemelaratan) terus-menerus'
2. Peribahasa "bagai menakik darah mati dari batu" adalah perumpamaan bekerja keras tetapi sedikit hasilnya
3. "Berani malu, takut mati" mempunyai arti 'berani melakukan pekerjaan terlarang, setelah ketahuan baru menyesal'
4. "Digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang" mengibaratkan rasa gelisah, khawatir; kacau balau
5. "Gajah mati, tulang setimbun" mengilustrasikan orang kaya (besar dan sebagainya) mati, banyak peninggalannya
6. "Ikut hati mati, ikut mata buta" menggambarkan bahwa jika selalu menuruti nafsu, akhirnya akan mendapat celaka
7. "Mengebat erat-erat, membuhul mati-mati" mengisyaratkan apabila membuat perjanjian harus diatur sebaik-baiknya
8. Peribahasa "nyamuk mati, gatal tak lepas" bermakna 'menaruh dendam kepada orang yang berbuat jahat meskipun orang itu sudah dihukum'
9. "Perkawinan tempat mati" artinya 'perkawinan yang sungguh-sungguh dilakukan sesuai dengan cita-cita hidup berumah tangga yang bahagia'
10. Peribahasa "sudah mati kutunya" mempunyai makna 'sudah hilang kekuatannya; tidak berbuat apa-apa lagi'
Di antara sepuluh peribahasa Indonesia dengan unsur "mati" di atas, adakah kalimat yang sudah tak asing lagi bagimu? Yuk, tulis di kolom komentar, ya!
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
