Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Puisi Kartini Menyentuh Hati dan Penuh Makna

ilustrasi membaca surat (pexels.com/ronlach)
Intinya sih...
  • Puisi sebagai cara mengenang jasa Raden Ajeng Kartini
  • Puisi menyentuh hati untuk menghidupkan semangat Kartini
  • Nilai-nilai perjuangan Kartini menginspirasi generasi muda

Setiap tahun, tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, momen yang sarat makna untuk mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan. Semangatnya membuka jalan bagi kesetaraan yang kini dinikmati banyak perempuan Indonesia.

Untuk menghormati warisan inspirasinya, puisi sering dipilih sebagai cara menyampaikan rasa hormat dan apresiasi. Melalui bait-bait puitis, semangat Kartini bisa terus dihidupkan dalam bentuk yang indah dan menggetarkan hati. Berikut ini beberapa puisi Kartini yang menyentuh hati untuk mengenang jasa Raden Ajeng Kartini. 

1. Bagimu Srikandi- R.A Kartini

ilustrasi membaca surat (pexels.com/cottonbro)

Tanah Jawa sang tanah para pujangga
Tak lekang mengais kata
Untuk sang Srikandi Pejuang Wanita
Untuk Sang Kartini Pahlawan Bangsa

Tabir kecantikan menghiasi wajah
Menghela cinta di balik pasrah
Perempuan kau jadikan anugerah
Bukan sebagai alat segala nafsu

Wahai Srikandi,
Kau berjuang dari balik keayuan
Menuang keanggunan di antara impian
Untuk kebebasan, untuk kesetaraan

2. Perjuangan - Athatia

ilustrasi menulis surat tangan (pexels.com/pixabay)

Berselimut keberanian
Dengan semangat berkobaran
Berjuang demi kesetaraan
Martabat seluruh perempuan

Wahai Kartini
Kau getarkan sanubari
Dengan perjuangan membela wanita pertiwi
Tak sekalipun mengenal kata berhenti sebelum cahaya menghiasi hari

Wahai Kartini
Jasamu sungguh sangat berarti
Takkan pernah terganti
Selalu teringat dalam memori

3. Kartini Pengejar Mimpi- Afif Maulana

ilustrasi membaca surat (pexels.com/ronlach)

Kartini-kartini pengejar mimpi
Menyusuri bukit penuh duri
Memikul mimpi yang terangkai suci
Semangatnya membelah langit dan bumi
Menggoreskan pena di dalam hati

Kartini-kartini pengejar mimpi
Terbangkan nama ibu pertiwi
Melangkah kaki di atas lautan api
Tak gentar walau musuh menghalangi
Melangkah kaki dalam kesunyian diri

Kartini yang senantiasa mengejar mimpi
Takkan lupa akan janji suci nan abadi
Senantiasa menari sepanjang khatulistiwa
Senantiasa mengukir seluas samudera
Senantiasa bersimpuh dalam doa

Kartini-kartini pengejar mimpi
Ciptakan sejarah sepanjang masa
Tiupkan seruling syahdu irama
Sinarkan lentera terangi cakrawala
Berjuang dalam sepenuh nyawa

Kartini-Kartini pengejar mimpi
Engkaulah wajah-wajah ibu pertiwi

4. Putri Ksatria - Pauline Angelina

ilustrasi membaca surat (pexels.com/ronlach)

Hujan tiada berhenti
Kabut perlahan menyelimuti
Adat dan budaya berpilih kasih
Hak perempuan pun dibatasi

Tangis membanjir di pipi
Tak ada satu pun peduli
Sekalipun rintihan bertubi-tubi
Para insan berpura-pura tuli

Perempuan dikekang
Perempuan dilarang
Perempuan terbuang
Perempuan terbelakang

Lemah tak berdaya
Melawan pun tak kuasa
Hanya dapat berpasrah
Menerima siksaan jiwa

Dan semua itu kini sirna
Berkat sang putri ksatria
Wahai Kartini yang mulia
Jasamu sungguh tiada tara

Perempuan bebas
Perempuan lepas
Perempuan setara
Perempuan merdeka

Tak ada lagi luka
Tak ada lagi duka
Semua telah sirna
Berkat sang putri ksatria

5. Perempuan itu Buku - Sio Hutasoit

ilustrasi buku dan pena (pexels.com/pixabay)

Apa kau tahu? Jika perempuan itu Buku

Tintanya biru teduh.
Perempuan itu Gudangnya Ilmu.
Isinya tak hanya asmara candu, namun arti dari tulus
Pengorbanan tanpa keluh

Walau dituntut harus sempurna sungguh, namun...
Perempuan tahun nikmatnya berdiri teguh, tanpa kompromi waktu

Di dalam Buku akan kau temukan cerita tentang cinta yang utuh
Walau hidup tak semanis madu, tangis menderu bahkan sakit berdentum.
Tak tak pernah ia tulis bahwa hidup sepahit empedu.

Hanya ada bait tentang nyanyian syukur
Sayangnya, Buku itu tak bisa kau beli dengan sekuntum bunga warna ungu.
Tapi tawarlah dengan rindu yang sudah kau pupuk.
Tenang saja, tak perlu ragu...
Karena, dari buk itu akan kau temukan bahwa perempuan adalah pangkal restu

Juga sajak-sajak tentang doa ibu
Yang tiap hari ia tulis dengan tangguh
Perempuan tak pernah layu
Perempuan itu Buku
Perempuan itu aku.

6. Abdimu, Sang Pendobrak Asa - Anggraini Khodihaturrohmah

ilustrasi wanita menulis to do list (pexels.com/fotiosphotos)

Runcingnya sebilah bambu
Bukan menjadi prioritasnya dalam berjuang
Pun segerombol mata peluru
Takkan mengalihkan pandangan saat mengemban

Meninggikan derajat, mengabdi tanpa ragu
Agar jauh dari lakon penindasan
Opini masyarakat di masa lalu
Bukan sebagai pembuka rute penuh liku

Tetapi menjadi pemicu
Agar segerombol budak wanita meniru
Gelagat Kartini menebar ilmu
Di atas panggung pantang runtuh
Sabdamu, jenuh tertahan jeruji adab

Problematika kehidupan, berniat singgah bertahan
Kiranya gagal menanggalkan harap
Tetapi tidak untukmu, sosok wanita menawan
Meski tertawan, tetap bergerak namun tiarap

Berantas kebodohan, pulihkan pemahaman
Panutan bagi pemudi millennial
Mengimbuh sejarah, dalam berkas perjuangan wanita belia
Yang menuntut persamaan atas beberapa hal

Bahwa wanita bukan budak, tetapi pendobrak asa
Bahwa wanita menjadi bibit awal
Lahirnya Kartini muda cerdas masa depan, bekal cita-cita kemajuan bangsa

7. Kasih Lembut Ibu Pertiwi- Alif Fia Wiraninda

ilustrasi wanita menulis to do list (pexels.com/juditpeter)

Kartini...
Siapa yang tak mengenalmu, wahai Kartini
Wanita yang tangguh, wanita yang tak pernah merasa takut
Untuk melawan kejinya dunia ini

Lembut kasihmu
Ramah tutur katamu
Membuat dunia ini menangis bersimbah darah atas kepergianmu

Kau adalah wanita terhebat bagiku
Kau adalah ibu dari milyaran wanita di dunia ini
Kau mampu mempertaruhkan nyawamu demi negeri ini

Demi wanita Indonesia
Juga demi Bangsa Indonesia
Terima kasih Kartini

8. Nostalgia - Aenullael Mukarromah

ilustrasi belajar menggunakan laptop (pexels.com/karolinagrabowska)

Tentangmu sang pahlawan nasional, juga tentangku sang pejuang asa

Terlahir di Jepara, kemudian menghembuskan nafas di Rembang

Kau sang pelopor kebangkitan perempuan pribumi

Sedangkan aku masih merangkak mengejar mimpi untuk dapat mengabdi pada Negeri

Kau memperjuangkan wanita

Kau bekerja keras

Lalu apa yang terjadi saat ini?

Mari bernostalgia

Tentang sebuah perjalanan

Aku perempuan, namun aku tidaklah sehebat dan sekuat perjuanganmu

Aku perempuan, namun belum dapat mengabdi kepada Negeri

Namun, embusan nyanyian motivasimu menjadi pembakar diri untuk tetap berjuang

Habis gelap terbitlah terang

Di manapun bumi dipijak di sanalah langit dijunjung

Perempuan haruslah tetap bekerja keras, kerja cerdas dan berjuang dengan usaha yang keras

Seperti perjuangan ibu kita Kartini yang telah melewati badai dan coba.

9. Mengenang Perjuangan Di Hari Kartini- Lusy

ilustrasi mencatat (pexels.com/vladakarpovich)

Hari itu telah berlalu, Ibu
Tapi perjuanganmu masih berlaku
Sungguh agung perjalananmu
Sebagai wanita aku menangis bahagia akan itu
Perjuanganmu bukan hanya untuk dikenang
Generasi mulai tumbuh hingga tak terbilang
Banyak lahir Raden Ajeng Kartini lanjutkan perjuangan hingga jasad menghilang

Aku yakin habis gelap terbitlah terang
Kartini-kartini muda bahagia
Meneruskan perjuangan untuk jiwa dan raga
Terima kasih Ibu Kartini
Kami hanya mampu mengucapkan Selamat hari Kartini

Bagiku engkaulah Ibu kita
Pejuang emansipasi wanita
Ide-ide kini lahir dari nasionalisme kartini muda
Bukan hanya sekedar kata kata.

 

Melalui bait-bait yang menyentuh hati, nilai-nilai perjuangan Kartini terus hidup dan menginspirasi generasi muda untuk tetap bersuara, bermimpi, dan berdaya. Semoga semangat Kartini tak pernah padam dan terus menyalakan cahaya perubahan di setiap langkah perempuan Indonesia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us