Sebagai Umat Muslim, Inilah Macam Macam Hadits yang Perlu Diketahui

Hadits sendiri merupakan sumber hukum kedua dan juga sebagai pedoman bagi umat muslim di dunia setelah Al-Quran. Ada macam-macam hadits yang harus diketahui antara lain hadits shahih, hadits dhaif, dan hadits hasan.
Macam-macam hadits tersebut bisa diklasifikasikan berdasarkan pada beberapa kriteria tertentu yaitu bermulanya dari ujung sanad, keutuhan rantai sanad, jumlah penutur, dan tingkat keaslian dari hadits tersebut. Berikut ini penjelasan lengkap tetang macam-macam hadits.
Berdasarkan Tingkat Keaslian Hadits
Hal ini merupakan klasifikasi paling penting dan juga menjadi kesimpulan terhadap seluruh tingkat penerimaan serta penolakan yang ada pada hadits. Macam-macam hadits ini dibagi menjadi 4 kategori, yaitu sebagai berikut:
1. Hadits shahih
Hadits shahih merupakan tingkatan tertinggi penerimaan sebuah hadis. Hadits dikatakan shahih apabila memenuhi persyaratan dibawah ini:
- Sanadnya bersambung (sanad adalah rantai periwayat hadis)
- Diriwayatkan oleh para penutur atau rawi yang bersikap adil, mempunyai sifat istiqamah, akhlaknya baik, tidak fasik, kehormatannya terjadi, serta kuat ingatannya. Rawi adalah istilah untuk orang-orang yang menyampaikan hadits tersebut. Contohnya Musyaddah, Yahya, Bukhari, Syu’bah, Anas, dan Qatadah,
- Saat menerima hadits, seluruh rawi tersebut sudah cukup umur atau baligh dan juga beragama islam
- Matanya tidaklah bertentangan dan juga tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yang akan mencacatkan hadits tersebut.
2. Hadits hasan
Dikatakan hadits hasan apabila hadits yang disebut sanadnya bersambung, tetapi ada sedikit kelemahan pada rawinya. Misalkan diriwayatkan oleh rawi yang adil, tetapi ingatannya tidak sempurna. Namun, matanya tidak cacat atau tidak safd.
3. Hadits dhaif
Hadits dhaif yaitu hadits yang mana sanadnya tidak bersambung dan ini bisa berupa hadits mursal, mudallas, mauquf, mu'allaq, mauquf, maqthu’, mu’dlal, dan munqathi’ ataupun diriwayatkan oleh orang-orang yang sama sekali tidak bersikap adil atau tidak memiliki ingatan yang kuat atau juga mengandung kejanggalan (cacat).
4. Hadits maudhu’
Hadits maudhu' ini yaitu hadits yang dicurigai palsu atau buatan. Maksud dari palsu atau buatan ini adalah pernyataan yang disampaikan bukanlah berasal dari Nabi SAW, tetapi ada kalangan yang menyebutnya sebagai hadits Nabi SAW.
Berdasarkan Ujung Sanad
Awal sanad adalah orang yang mencatatkan hadits di dalam bukunya. Orang ini juga disebut dengan mukharrij dan mudawwin. Keaslian dari hadits ini terbagi lagi atas golongan-golongan tertentu dan juga bergantung pada faktor lainnya, seperti keadaan ranti sanda maupun dari penuturnya. Berikut 3 klasifikasinya:
1. Hadits marfu’
Hadis marfu’ merupakan hadits yang sanadnya akan berujung langsung pada Rasulullah SAW. Maksudnya adalah bahwa setiap hadits yang memiliki sanad atau rangkaian perawi, dan sanad tersebut sampai kepada Nabi SAW.
2. Hadits mauquf
Hadits mauquf yaitu hadits yang sanadnya itu terhentikan pada sahabat nabi tanpa adanya tanda. Baik itu secara perkataan ataupun perbuatan yang menunjukkan itu derajat marfu. Contohnya saja, Al Bukhari di dalam kata Al-Faraid menyampaikan bahwa Abu Bakar, Ibnu Abbas, serta Ibn Al Zubair mengatakan bahwa:
Kakek adalah (diperlakukan seperti) ayah". Dalam pernyataan contoh itu tidak memiliki kejelasan, apakah berasal dari Nabi atau sekadar pendapat para sahabat. Akan tetapi jika ekspresi yang digunakan sahabat adalah seperti "Kami diperintahkan..", "Kami dilarang untuk...", "Kami terbiasa... jika sedang bersama Rasulullah", ini artinya derajat hadits tersebut tidak lagi mauquf namun setara dengan marfu'
3. Hadits maqthu’
Hadits maqthu adalah hadits dimana sanadnya berujung di para tabi'in atau di bawahnya. Contoh dari hadits ini yaitu:
Imam Muslim meriwayatkan dalam pembukaan shahihnya Ibnu Sirin menjelaskan: "Pengetahuan ini (hadits) adalah agama, maka berhati-hatilah kamu darimana kamu mengambil agamamu".
Berdasarkan Jumlah Penutur
Adapun jumlah penutur yang dimaksud di sini yaitu jumlah penutup di tiap tingkatan. Dari sana, atau ketersediaan akan jalur yang berbeda yang akan menjadikan sanad hadits tersebut. Berikut macam-macamnya:
1. Hadits mutawatir
Hadits mutawatir yaitu hadits yang telah diriwayatkan oleh sekelompok orang dan berasal dari beberapa sanad. Kemudian, tidak terdapat kemungkinan bahwa di antara mereka semua, sepakat berdusta akan hal tersebut. Hadits ini memiliki beberapa sanad serta jumlah penutur di tiap lapisan generasi berimbang.
2. Hadits ahad
Hadits ini diriwayatkan oleh sekelompok orang, akan tetapi tidak mencapai pada tingkatan mutawatir.
Itulah penjelasan tentang macam-macam hadis yang perlu diketahui. Sehingga, nantinya ketika membaca hadits, tidak akan terjadi kesalahan lagi dalam menentukan hadist. Bacalah hadits ini dan ambillah perbuatan dari nabi dan rasul yang bisa diterapkan serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.