Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Hari Batik Nasional yang Diperingati Setiap 2 Oktober

ilustrasi membatik (unsplash.com/Camille Bismonte)
ilustrasi membatik (unsplash.com/Camille Bismonte)
Intinya sih...
  • Batik dikenal sejak zaman Majapahit, menyebar hingga berbagai wilayah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.
  • Penetapan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober setelah batik diakui sebagai Warisan Kemanusiaan oleh UNESCO.
  • Cara merayakan Hari Batik Nasional: mengenakan, membeli, berkunjung ke tempat wisata batik, dan belajar membantik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap tanggal 2 Oktober, masyarakat Indonesia memperingati Hari Batik Nasional. Seperti diketahui, batik termasuk warisan budaya Indonesia yang diakui secara luas hingga mendunia.

Proses membatik pun dilakukan dengan penuh ketelitian dan kesabaran, mulai dari menyiapkan kain (mori), membuat pola, mencanting, hingga menjemur kain batik agar siap digunakan. Batik sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kultur masyarakat Indonesia.

Bahkan, setiap polanya menyimpan begitu banyak makna yang kental akan filosofi mendalam. Motif batik juga dapat mencerminkan identitas daerah, budaya, serta nilai-nilai luhur yang masih dianut masyarakat Indonesia hingga sekarang.

Lantas, bagaimana sejarah Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober? Dikutip dari berbagai sumber, inilah penjelasannya!

1. Batik sudah dikenal sejak zaman Majapahit

ilustrasi proses membatik (unsplash.com/Mahmur Marganti)
ilustrasi proses membatik (unsplash.com/Mahmur Marganti)

Terkait asal-usul batik, perlu diketahui bahwa warisan budaya asli Indonesia ini telah dikenal sejak zaman Majapahit dan menyebar hingga berbagai wilayah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa pada akhir abad ke-18 sampai awal abad ke-19. Mulanya, seni membatik hanya dilakukan di dalam lingkungan istana, di mana kain batik menjadi salah satu pakaian resmi yang dikenakan oleh keluarga kerajaan dan pegawai istana.

Namun, seiring berjalannya waktu, seni membatik diperkenalkan secara luas ke luar istana. Para abdi istana kemudian mulai mengajarkan keterampilan membatik kepada masyarakat hingga akhirnya batik menjadi salah satu kesenian yang terus berkembang dan populer sampai sekarang.

Seperti yang telah disebutkan, proses pembuatan kain batik asli tidaklah mudah. Setiap tahapnya membutuhkan ketelitian, keuletan, dan kesabaran agar motif yang tercipta mampu memancarkan keindahan. Batik dilukis menggunakan canting berisi malam, yaitu campuran lilin berfungsi untuk membentuk pola sesuai desain, mempertahankan ketajaman warna, serta menutup bagian kain tertentu agar tidak terkena pewarna saat dicelup.

Sedangkan, batik cap sendiri adalah jenis batik yang proses pembuatannya menggunakan cap atau stempel, sehingga tergolong lebih cepat dibandingkan batik tulis/asli. Penerapan teknik cap dalam pembuatan batik baru diperkenalkan setelah berakhirnya Perang Dunia Pertama, yakni sekitar tahun 1920.

2. Penetapan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober

ilustrasi batik cap (unsplash.com/Agto Nugroho)
ilustrasi batik cap (unsplash.com/Agto Nugroho)

Sejarah penetapan Hari Batik Nasional bermula ketika Presiden Soeharto memperkenalkan batik kepada dunia saat mengikuti konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kemudian, pada 9 Januari 2009, batik secara resmi diakui sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO.

Pencatatan resmi tersebut dilakukan pada 2 Oktober 2009 dalam sidang keempat Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Nonbendawi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Usai dikukuhkan secara resmi oleh UNESCO, beberapa bulan kemudian, Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Penetapan tersebut secara resmi tercantum dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 tentang Hari Batik Nasional yang dikeluarkan pada 17 November 2009. Sejak saat itu, diterbitkanlah Surat Edaran Nomor 003.3/10132/SJ oleh Kementerian Dalam Negeri tentang ajakan mengenakan pakaian batik kepada semua pegawai negeri pemerintah di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten dalam rangka merayakan Hari Batik Nasional.   

3. Cara merayakan Hari Batik Nasional

ilustrasi kain batik (unsplash.com/wafieq akmal)
ilustrasi kain batik (unsplash.com/wafieq akmal)

Di antara beragam jenis batik yang hadir di Indonesia, batik Mega Mendung dari Cirebon, batik Tujuh Rupa dari Pekalongan, dan batik Parang dari Solo menjadi ragam jenis batik yang populer dan banyak dikenakan oleh masyarakat Indonesia. Jenis batik ini dikenal memiliki keindahan motif dan warna yang khas serta cocok dipadukan dengan item busana lainnya.

Walaupun kini, batik telah diakui oleh dunia sebagai warisan budaya khas Indonesia. Akan tetapi, masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, wajib ikut andil dalam melestarikan batik. Di era modern ini, semakin banyak produk fashion dari luar negeri yang masuk ke pasar Indonesia. Fenomena ini tidak hanya mengancam keberlangsungan batik, tetapi juga para pelaku industri fashion lokal. Kendati demikian, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk merayakan Hari Batik Nasional sekaligus melestarikannya, antara lain:

  1. Mengenakan batik: Ini adalah cara paling mudah untuk merayakan sekaligus melestarikan batik. Kamu tidak hanya dapat mengenakan batik saat peringatan Hari Batik Nasional, tetapi di luar momen tersebut.
  2. Membeli batik: Karena ada begitu banyak motif batik di Indonesia, gak ada salahnya bila kamu membeli batik dengan corak yang berbeda sebagai bentuk kebanggaan terhadap kekayaan budaya Indonesia.
  3. Berkunjung ke tempat-tempat wisata batik: Di Museum Nasional yang terletak di Jakarta, misalnya. Kamu bisa mengunjungi tempat tersebut karena terdapat koleksi batik dari berbagai daerah Indonesia yang dapat dipelajari untuk memperkaya wawasan.
  4. Belajar membantik: Dengan mengikuti workshop atau pelatihan membatik, kamu bisa belajar langsung proses pembuatan batik sekaligus memperoleh pengalaman menarik.

Itulah tadi penjelasan singkat tentang sejarah Hari Batik Nasional. Yuk, bersama-sama kita lestarikan batik agar tetap hidup meski zaman terus berkembang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Ciri-ciri Pasangan yang Berpotensi KDRT setelah Menikah

30 Sep 2025, 13:18 WIBLife