Strategi Pemerataan Pendidikan: Kurikulum AI hingga Deep Learning

- Kualitas sumber daya manusia kunci utama menuju Indonesia Emas 2045.
- Pendidikan bermutu dan inklusif menjadi fondasi strategi pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut.
- Penerapan pendekatan deep learning dan inisiasi teknologi dalam kurikulum menjadi langkah inovatif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Jakarta, IDN Times - Demi tercapainya Indonesia Emas 2045, kualitas sumber daya manusia jadi kunci utama yang tak dapat diabaikan. Sumber daya manusia yang unggul, lahir dari generasi yang tak hanya cerdas akademik, tetapi juga adaptif, kreatif, dan berdaya saing tinggi.
Pendidikan jadi fondasi dalam membentuk langkah tersebut. Karenanya, pendidikan yang bermutu jadi upaya dari berbagai pihak. Penerapannya mulai dari strategi untuk meningkatkan kompetensi guru, menerapkan kurikulum yang relevan, hingga pemanfaatan teknologi.
Pemaparan terkait peningkatan kualitas sumber daya manusia disampaikan oleh Maulani Mega Hapsari selaku Direktur Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikdasmen. Mega menyampaikan strategi pemerintah dalam bincang interaktif bertajuk Kejar Aksi (Kreatif Mengajar, Akselerasi dan Inovasi) bertemakan “Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?”. Forum diskusi ini jadi inisiatif Putera Sampoerna Foundation yang diselenggarakan pada Kamis (15/5/25) di Kemendikdasmen RI, Senayan, Jakarta Pusat.
1. Pemerintah upayakan pendidikan inklusif dengan semangat pendidikan bermutu untuk semua

Pendidikan inklusif diperlukan untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Pendekatan ini akan memberikan kesempatan belajar yang setara bagi semua anak, termasuk dari sisi sarana prasarana, kompetensi, dan akses terhadap digitalisasi pembelajaran.
Mega menyampaikan komitmen pemerintah terhadap pendidikan inklusif di berbagai daerah di Indonesia, "Tagline sekarang, kita semangatnya adalah pendidikan bermutu untuk semua. Jadi, semua anak dari Sabang sampai Merauke, semua jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, itu mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan, apalagi yang berbasis teknologi. Memang tantangan-tantangan itu ada, tetapi kita juga tidak bisa diam, kita harus bergerak."
Melalui Inpres No.7 Tahun 2025 tentang Percepat Pembangunan & Revitalisasi Sekolah serta Digitalisasi Pembelajaran, pemerintah mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia. Langkah yang diterapkan adalah melakukan percepatan pelaksanaan pembangunan dan revitalisasi sekolah untuk pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
"Nantinya berdasarkan Inpres tersebut, kita akan membantu sekitar 330 ribuan satuan pendidikan di semua jenjang. Mereka nanti bisa mendapatkan bantuan terkait dengan digitalisasi pembelajaran. Jadi, kita tidak hanya pendidikan lengkapnya, tetapi nanti kita juga akan mengisi dengan konten-konten pembelajaran yang informatif dan tentunya dinamis," ujarnya.
2. Deep learning menjadi inisiasi pendekatan pembelajaran untuk menumbuhkan semangat siswa

Upaya lain untuk melakukan pemerataan pendidikan adalah menerapkan pendekatan deep learning. Konsep ini diyakini sebagai langkah strategis untuk pembelajaran. Pasalnya, mempraktikkan deep learning akan tercipta suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
"Kita ada pendekatan di deep learning atau pembelajaran mendalam, suatu pendekatan yang memang memberikan semangat kepada anak-anak supaya mereka lebih berpikir tidak hanya hafalan saja, tetapi mereka lebih dapat berpikir secara kreatif dan problem solving secara solutif. Jadi, kalau membaca, tidak hanya membaca saja, tetapi tahu makna apa yang dibacanya," katanya.
3. AI dan coding masuk kurikulum

Teknologi dan perkembangan digital juga jadi inovasi yang perlu mendapatkan perhatian khusus bagi pelaku pendidikan. Pemerintah melalui Kemendikdasmen merespons perkembangan AI dengan menginisiasi pelajaran coding dan kecerdasan artificial intelligence dalam kurikulum.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital serta kemampuan berpikir komputasional. Ke depannya, guru akan lebih mendalami pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan melalui pelatihan.
"Terus, kita juga di kurikulum akan ada terkait dengan AI ya, kecerdasan artificial dan terkait juga dengan coding. Nah, itu memang saat ini adalah mata pelajaran pilihan karena disesuaikan dengan sekolah yang sekarang sarana dan prasarananya sudah mumpuni," tambah Mega.