Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Keluarga Perlu Coba Digital Detox, Lebih Harmonis

ilustrasi keluarga beraktivitas di luar rumah (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi keluarga beraktivitas di luar rumah (pexels.com/Yan Krukau)
Intinya sih...
  • Digital detox meningkatkan kemampuan anak dalam mengenali ekspresi emosi orang lain, memperkuat hubungan sosial, dan meningkatkan empati.
  • Anak-anak kembali terdorong untuk bergerak aktif di luar ruangan, meningkatkan kesehatan jantung, pola tidur, konsentrasi, dan mengurangi stres.
  • Digital detox membantu keluarga menggunakan teknologi secara lebih bijaksana, menetapkan batasan waktu layar, memilih konten berkualitas, dan memprioritaskan aktivitas offline.

Di era serba digital seperti sekarang, hampir mustahil rasanya memisahkan kehidupan sehari-hari dari layar ponsel, tablet, atau komputer. Anak-anak sejak kecil sudah terbiasa berinteraksi dengan teknologi untuk menonton film, bermain game, hingga belajar. Orangtua pun, sadar atau tidak, seringkali juga terjebak dalam penggunaan gadget berlebihan, entah untuk bekerja, hiburan, atau media sosial.

Sayangnya, kebiasaan ini membawa dampak yang tidak selalu positif. Anak-anak yang terlalu sering menggunakan perangkat digital berisiko mengalami keterlambatan perkembangan sosial, masalah kesehatan fisik, bahkan kesulitan dalam membangun hubungan nyata dengan orang lain.

Karena itu, digital detox atau "puasa teknologi" menjadi langkah penting yang bisa dilakukan keluarga untuk mendapatkan kembali keseimbangan hidup. Tidak hanya membantu anak-anak, digital detox juga membawa banyak manfaat mempererat hubungan keluarga serta meningkatkan kesehatan mental dan fisik. Berikut manfaat digital detox untuk keluarga.

1. Meningkatkan keterampilan sosial anak

ilustrasi anak bersosialisasi dengan teman (pexels.com/Polesie Toys)
ilustrasi anak bersosialisasi dengan teman (pexels.com/Polesie Toys)

Salah satu dampak positif dari digital detox adalah meningkatkan keterampilan sosial anak. Sebuah penelitian dari University of California, Los Angeles (UCLA) menemukan bahwa anak-anak yang menjalani lima hari tanpa akses ke perangkat digital mengalami peningkatan yang signifikan dalam mengenali ekspresi emosi orang lain. Studi yang berlangsung selama lebih dari satu dekade ini menegaskan bahwa kontak tatap muka sangat penting untuk membangun empati dan kemampuan membaca isyarat nonverbal.

Anak-anak yang terlalu lama terpaku pada layar sering kesulitan menangkap isyarat nonverbal, seperti bahasa tubuh atau nada suara. Dengan berkurangnya waktu menatap layar, anak-anak jadi lebih peka terhadap perasaan teman-teman dan anggota keluarga. Mereka belajar menanggapi emosi secara tepat, yang pada akhirnya memperkuat hubungan sosial.

2. Menjaga kesehatan fisik dan mental

ilustrasi piknik bersama keluarga (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi piknik bersama keluarga (pexels.com/Kampus Production)

Dulu, anak-anak menghabiskan sore hari dengan berlari di taman, bersepeda keliling lingkungan, atau bermain bola bersama teman. Kini, pemandangan tersebut semakin jarang terlihat karena waktu mereka lebih banyak dihabiskan di depan layar.

Melalui digital detox, anak-anak kembali terdorong untuk bergerak aktif di luar ruangan. Aktivitas fisik seperti bersepeda, berenang, atau sekadar bermain di halaman rumah dapat meningkatkan kesehatan jantung, memperbaiki pola tidur, serta mengurangi risiko obesitas. Selain itu, olahraga rutin membantu anak memiliki konsentrasi yang lebih baik dan mengurangi stres.

Keluarga juga bisa memanfaatkan momen ini untuk melakukan kegiatan fisik bersama, seperti hiking, piknik, atau olahraga ringan. Bukan hanya tubuh yang lebih sehat, hubungan emosional dalam keluarga pun menjadi lebih erat.

3. Meningkatkan kesadaran diri dalam penggunaan teknologi

ilustrasi bermain di taman bersama keluarga (pexels.com/Anastasia Shuraeva)
ilustrasi bermain di taman bersama keluarga (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Salah satu tantangan terbesar di era digital adalah bahwa kita sering tidak menyadari berapa banyak waktu yang sebenarnya kita habiskan di depan layar. Anak-anak, yang tumbuh di tengah banjir teknologi, lebih rentan kehilangan kontrol atas penggunaan gadget mereka.

Dengan melakukan digital detox, baik anak-anak maupun orangtua bisa lebih sadar akan pola penggunaan teknologi sehari-hari. Kesadaran ini sangat penting untuk membentuk kebiasaan baru yang lebih sehat, seperti menetapkan batasan waktu layar, memilih konten yang lebih berkualitas, dan memprioritaskan aktivitas offline yang lebih bermanfaat.

Digital detox mengajarkan keluarga untuk menggunakan teknologi secara lebih bijaksana dan terencana, bukan sekadar sebagai pelarian dari kebosanan atau stres.

4. Meningkatkan kualitas hubungan keluarga

ilustrasi keluarga bahagia (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustrasi keluarga bahagia (pexels.com/Vlada Karpovich)

Seringkali tanpa disadari, kehadiran ponsel atau tablet di meja makan, ruang keluarga, atau kamar tidur mengurangi momen kebersamaan yang berharga. Percakapan menjadi terganggu, perhatian terpecah, dan ikatan emosional perlahan-lahan melemah.

Dengan mengurangi penggunaan perangkat digital, keluarga dapat membangun kembali momen-momen yang bermakna. Mulai dari makan malam bersama tanpa gangguan, berbicara dari hati ke hati, hingga merencanakan liburan keluarga.

Interaksi langsung seperti ini bisa membuat komunikasi jadi lebih lancar dan rasa kebersamaan makin kuat. Anak-anak pun merasa lebih didengarkan dan diperhatikan, yang penting untuk perkembangan emosional mereka.

5. Membantu anak menjadi lebih kreatif

ilustrasi ibu membuat DIY bersama putrinya (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi ibu membuat DIY bersama putrinya (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat gadget disimpan, anak-anak punya lebih banyak waktu untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Mereka bisa mencoba menggambar, menulis cerita, atau membuat proyek DIY. Kreativitas seperti ini tidak hanya menyenangkan, tapi juga mengasah kemampuan problem-solving, ketekunan, dan rasa percaya diri.

Bagi orangtua, digital detox juga membuka ruang untuk menyalurkan hobi, seperti berkebun, membaca, atau memasak. Aktivitas ini memberikan contoh positif bagi anak-anak tentang pentingnya mengembangkan potensi diri.

Digital detox bukan berarti memusuhi teknologi, melainkan menggunakannya dengan lebih bijak dan seimbang. Mulailah dari langkah kecil, buat aturan yang fleksibel namun konsisten, dan rasakan perubahan positif dalam kehidupan keluarga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us