5 Cara Membantu Anak Menghadapi Rasa Takut Akan Perubahan, Dampingi!

22 Nov 2023, 19:03 WIB

ilustrasi seorang anak merasa cemas (freepik.com/jcomp)

Perubahan merupakan bagian normal dalam kehidupan yang tidak dapat dihindari. Namun, tidak semua orang bisa menerimanya dengan mudah, termasuk anak-anak. Sebagian anak mungkin merasa cemas dan takut dalam menghadapi perubahan.

Dikutip Verywell Family, seorang konselor dan pelatih kehidupan, Teresa Smith MA, mengatakan, bahwa umumnya anak-anak merasa takut akan perubahan lantaran mereka khawatir dengan apa yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan gagal ataupun kehilangan sesuatu yang berharga selama proses perubahan. Anak-anak merasa aman ketika dunia mereka dapat diprediksi, tapi saat banyak hal berubah bisa membuat mereka takut karena merasa segala sesuatunya berada di luar kendali mereka.

Oleh karenanya, orangtua berperan penting dalam membantu mengatasi ketakutan pada anak-anak. Beberapa cara di bawah ini bisa kamu lakukan sebagai upaya membantu anak dalam menghadapi rasa takut terhadap perubahan.

1.Akui perasaan anak

ilustrasi seorang ayah bicara dengan anaknya (pexels.com/Monstera Production)

Mengakui perasaan anak bisa menjadi langkah awal yang dapat ditempuh orangtua dalam membantu mereka melawan rasa takut akan perubahan. Meski rasanya tidak nyaman ketika melihat anak kamu ketakutan, cemas, dan murung, namun kamu tidak boleh tergoda untuk langsung menangani atau bahkan menganggap remeh rasa takutnya.

Sekalipun kamu berpikir bahwa ketakutan tersebut tidak nyata, namun emosi yang mereka rasakan adalah kenyataan. Alih-alih menghakimi ketakutan anak, cobalah untuk memahami dan mengakui setiap emosi yang dirasakannya.

“Tanggapi perasaan anak dan apa yang mereka katakan dengan serius,” ujar Smith.
“Saat bersama anak, itu berarti kamu memasuki dunia mereka dan kamu harus bisa membuat mereka mengutarakan ketakutannya. Berusahalah untuk memahami dan menjadi pendengar yang baik,” tambahnya.

2.Buatlah rencana bersama anak untuk menghadapi perubahan

ilustrasi ibu dan anak membuat rencana (pexels.com/Budgeron Bach)

Dikutip Child Mind, seorang psikolog klinis di Child Mind Institute, Rachel Busman, PsyD, mengatakan, bahwa setelah anak-anak merasa tenang, penting untuk membantu mereka move on dari rasa takut akan perubahan. Jangan menyediakan akomodasi yang menawarkan kenyamanan karena itu bisa menyebabkan ketakutan menjadi lebih buruk. Sebaliknya, mulailah bekerja sama dengan anak untuk mengatasi ketakutan tersebut.

Smith menyarankan agar membuat rencana bersama anak tentang bagaimana mereka ingin menghadapi perubahan. Tanyakan dan putuskan beberapa langkah yang bisa mereka ambil dengan mempertimbangkan perubahan yang ada.

Bagaimanapun, perubahan yang terasa di luar kendali manusia bisa membuat stres dan cemas. Dengan membuat rencana yang tepat akan membantu anak meningkatkan rasa kendali mereka dan lebih siap dalam menghadapi perubahan.

“Perubahan merupakan sesuatu yang akan terus terjadi dalam hidup. Oleh karena itu, orangtua ingin membantu anak agar bisa masuk ke dalamnya. Jadi, perlakukan situasi ini sebagai bagian normal dari kehidupan dan tunjukkan pada mereka bagaimana menerima perubahan yang mereka alami,” ujar Smith.

3.Dampingi anak dalam mengatasi rasa takutnya

ilustrasi seorang anak menghampiri ibunya (pexels.com/jonas mohamadi)

Sudah menjadi tugas dan kewajiban orangtua untuk selalu mendampingi anak, terutama saat mereka dilanda ketakutan. Menurut Smith, cara orangtua mendampingi anak bisa menjadi penentu keberhasilan anak dalam mengatasi rasa takutnya. Anak-anak memperhatikan reaksi dan tindakan orangtua.

“Jadi, bersikaplah suportif dan berikan cinta serta perhatian padanya,” kata Kristin Rinehart, MSW, LISW-S, TTS, selaku direktur layanan kesehatan perilaku di Pusat Kesehatan Muskingum Valley, dilansir Verywell Family.

“Kamu juga bisa menawarkan mereka tentang mekanisme penanggulangan, seperti latihan pernapasan, kewaspadaan, dan self talk positif. Ingatkan mereka bahwa kamu akan selalu ada untuk membantu,” lanjutnya.

4.Lakukan aktivitas yang menenangkan bersama anak

ilustrasi ibu dan anak melakukan mindfulness (freepik.com/freepik)

Seperti yang telah disebutkan pada poin sebelumnya, bahwa kamu bisa menawarkan mekanisme penanggulangan rasa takut pada anak. Olahraga yoga, meditasi, dan mindfulness merupakan beberapa contoh mekanisme penanggulangan yang bisa membantu menenangkan hati dan pikiran dalam diri anak.

Pilihlah mana yang paling cocok untuk anak kamu. Lakukan itu saat akhir pekan, di tempat yang nyaman dengan suasana yang hening.

Fokuskan diri pada hal-hal yang membuat anak merasa tenang bisa membantu meningkatkan perasaan dan pikiran positif. Jika anak-anak memiliki perasaan dan pikiran yang positif, maka secara otomatis mereka dapat mengendalikan ketakutannya.

5.Tetap berikan dukungan dan jangan menyerah

ilustrasi piknik bersama anak (pexels.com/Ann Bugaichuk)

Mengajari anak-anak untuk menerima perubahan tidak dapat berhasil dalam semalam. Mungkin akan ada banyak waktu, tenaga, dan emosimu yang terus terkuras selama proses ini. Jadi, beristirahat sejenak untuk memulihkan diri jika kamu merasa lelah, namun jangan pernah menyerah demi anak-anak.

“Kunci untuk mengatasi ketakutan anak adalah membuat mereka merasa didengarkan dan dicintai, sambil mengutarakan pernyataan yang mendukung kepercayaan diri mereka. Orangtua perlu menunjukkan kepada anak-anak bahwa mereka memahami betapa buruknya perasaan takut dan membantu memberi mereka kekuatan untuk menghadapi ketakutan mereka,” jelas Eli Lebowitz, seorang psikolog di Yale School Medicine, dilansir NPR.

Perlu diingat, ketakutan akan perubahan merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap orang, termasuk bagi anak-anak. Oleh karenanya, dukungan dan kesediaanmu sebagai orangtua sangat penting dalam membantu meringankan beban mereka, sehingga mereka siap menghadapi perubahan dengan lebih percaya diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.