Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mengatasi Balita yang Overstimulasi karena Bertemu Banyak Orang

ilustrasi balita dan ayah (pexels.com/Marvin Malmis Ponce)

Apakah kamu tahu, kalau balita yang terlalu sering bertemu dengan banyak orang ternyata bisa mengalami overstimulasi? Ini bisa menyebabkan anak merasa stres dan cemas yang membuat mereka jadi mudah rewel dan tantrum.

Sejatinya, overstimulasi bisa terjadi karena terlalu banyak rangsangan sensorik atau sosial yang dialami oleh anak. Terutama dalam situasi dimana ada banyak orang di sekitarnya. Berikut lima cara efektif yang bisa dilakukan orangtua untuk mengatasi hal ini.

1. Kenali tanda-tanda overstimulasi

ilustrasi anak nangis (freepik.com/andreas)

Orangtua harus bisa mengenali tanda-tanda overstimulasi pada balita. Beberapa tanda umumnya adalah gelisah, menangis, sulit berkonsentrasi, tidak bisa diajak mengobrol, dan bahkan enggan untuk berinteraksi dengan orang lain.

Dengan mengenali tanda-tanda ini, kamu bisa segera mengambil langkah-langkah untuk membantu anak merasa lebih nyaman. Alhasil, anak tidak perlu merasa gelisah lebih lama.

2. Batasi durasi interaksi dengan orang banyak

ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Josh Willink)

Jika kamu tahu bahwa anakmu rentan terhadap overstimulasi saat bertemu dengan banyak orang, ada baiknya membatasi durasi interaksi sosialnya. Misalnya, jika kamu hadir ke sebuah acara atau pertemuan di mana banyak orang berkumpul, cobalah untuk melakukannya hanya sebentar saja demi anakmu.

Ini akan membantu mengurangi jumlah interaksi sosial yang diterima oleh anak dalam satu waktu. Sehingga kamupun tidak harus kebingungan karena dia mengalami  overstimulasi.

3. Cari lingkungan yang tenang

ilustrasi berkunjung ke rumah teman (istockphoto.com/Fly View Productions)

Saat berada di situasi dimana anak bertemu dengan terlalu banyak orang, carilah lingkungan yang tenang dan lebih sepi. Misalnya, jika kamu mengunjungi rumah teman atau anggota keluarga, mintalah tempat yang lebih sepi di mana anak bisa beristirahat dari keramaian dan kebisingan.

Ini akan memberikan anak kesempatan untuk menenangkan diri dan mengurangi tingkat overstimulasi. Percayalah situasi semacam ini tidak akan berlangsung lama.

4. Berikan support dan selalu lindungi anak

ilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/Elina Fairytale)

Berikan support dan selalu lindungi anak saat dia mengalami overstimulasi. Tunjukkan padanya bahwa kamu ada di sampingnya dan siap untuk membantunya menghadapi situasi apapun.

Ajak anak untuk duduk bersama di tempat yang tenang, berikan pelukan atau cerita yang menenangkan. Bicarakan dengan lembut dan tenang soal apa yang sedang terjadi.

5. Ajarkan strategi mengatasi stres

ilustrasi mengobrol (istockphoto.com/FG Trade)

Jika anakmu sudah berada di fase yang mampu memahami perkataanmu, maka ajarkan dia strategi mengatasi stres yang sederhana dan mudah dipahami. Misalnya, ajarkan anak untuk mengambil napas dalam-dalam, menghitung sampai sepuluh, atau memikirkan sesuatu yang membuatnya bahagia saat dia merasa cemas atau ketakutan.

Membekali anak dengan keterampilan ini akan membantunya mengelola stresnya dengan lebih baik dalam situasi yang menantang sekalipun. Tidak hanya saat harus berhadapan dengan terlalu banyak orang, tapi juga disaat lainnya.

Membantu anak mengatasi kegelisahan atau ketakutan saat bertemu terlalu banyak orang pasti bisa kamu lakukan. Terpenting adalah sebagai orangtua, kamu harus tetap tenang dan ada di samping anak tanpa menghakiminya.

Ingatlah, bahwa setiap anak punya toleransi yang berbeda terhadap interaksi sosial, jadi kamu harus memahami anak sebaik mungkin. Siap membantu anak merasa lebih nyaman dan aman dalam situasi sosial yang membuatnya gelisah?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desria
EditorDesria
Follow Us