Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kalimat yang Sebaiknya Gak Diomongin ke Orang Childfree

ilustrasi dua orang ngobrol (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kata "childfree" mengacu pada keputusan seseorang untuk tidak memiliki anak setelah menikah.
  • Menghormati keputusan seseorang adalah bagian penting dari menjunjung tinggi martabat dan mendukung kebebasan berpikir serta bertindak seseorang.
  • Memiliki anak bukanlah satu-satunya solusi untuk mempersiapkan masa tua, dan setiap orang memiliki hak untuk memilih jalur yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensinya dalam merencanakan masa tua.

Kata childfree akhir-akhir ini tidak asing lagi didengar. Sebagaimana pengertiannya, childfree adalah istilah yang mengacu pada keputusan seseorang untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Childfree memang masih menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat, beberapa orang memilih untuk tidak memiliki anak dalam kehidupannya, karena punya alasan tersendiri, entah itu karena alasan pribadi, karier, atau preferensi hidup lainnya.

Terkadang, orang yang memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree sering kali dihadapkan pada komentar atau pertanyaan yang agak sensitif dari orang-orang di sekitarnya. Untuk menghargai keputusannya, berikut ini ada lima kalimat yang sebaiknya tidak kamu ucapkan terhadap orang yang memutuskan childfree.

1. "Kamu akan menyesal nantinya!"

ilustrasi dua orang berbicara (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Setiap orang memiliki hak untuk membuat pilihan hidup yang sesuai dengan nilai, keinginan, dan tujuan pribadinya. Mengatakan kepadanya bahwa dia akan menyesal atas keputusannya untuk tidak memiliki anak adalah hal yang kurang etis. Selain itu, sebagai manusia, kamu juga tidak menghargai keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri.

Ingat bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik dengan tantangan, aspirasi, dan nilai-nilai yang berbeda, dan menghormati keputusannya adalah bagian penting dari menjunjung tinggi martabat dan mendukung kebebasan berpikir serta bertindak seseorang.

2. "Siapa yang akan merawat saat kamu tua?"

ilustrasi pasangan (freepik.com/jcomp)

Anggapan bahwa memiliki anak adalah jaminan untuk merawat di masa tua adalah asumsi yang tidak tepat. Meskipun memiliki anak dapat menjadi salah satu opsi untuk mempersiapkan masa tua, kenyataannya adalah ada banyak cara lain untuk mempersiapkan diri di masa tua tanpa harus mengandalkan anak-anak sebagai seseorang yang akan merawat.

Beberapa orang mungkin memilih untuk mengatur perencanaan keuangan, memiliki asuransi, atau bahkan bergabung dengan komunitas yang saling mendukung untuk memastikan kesejahteraannya di masa tua. Oleh karena itu, penting untuk kamu memahami bahwa memiliki anak bukanlah satu-satunya solusi untuk mempersiapkan masa tua, dan setiap orang memiliki hak untuk memilih jalur yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensinya dalam merencanakan masa tua.

3. "Kamu belum lengkap sebagai orang tua jika tidak memiliki anak."

ilustrasi orang tua dan anak (freepik.com/Lifestylememory)

Mengukur keberhasilan seseorang sebagai orang tua semata-mata berdasarkan apakah dia memiliki anak atau tidak adalah perilaku yang didasarkan pada stereotip yang tidak adil. Keberhasilan dalam membesarkan anak tidak bergantung pada apakah seseorang memiliki keturunan atau tidak.

Seseorang dapat menjadi orang tua yang hebat melalui berbagai cara, seperti menjadi orang tua angkat, mentor, atau bahkan memberikan kontribusi positif bagi anak-anak di sekitarnya tanpa harus memiliki anak biologisnya sendiri. Setiap orang memiliki nilai dan keberhasilan yang berbeda dalam berperan sebagai orang tua, dan menilai dirinya belum menjadi orang tua apabila tidak memiliki anak  adalah sesuatu yang tidak adil dan tidak pantas.

4. "Tetapi anak adalah anugerah terbesar dalam hidup!"

ilustrasi ibu dan anak (freepik.com/Lifestylememory)

Meskipun bagi sebagian orang memiliki anak dianggap sebagai anugerah terbesar dalam hidup, namun penting untuk diingat bahwa pandangan ini tidak berlaku untuk semua orang. Setiap orang memiliki pengalaman dan perspektif hidup yang unik, yang mempengaruhi pandangannya tentang makna kehidupan dan anugerah dalam hidup.

Beberapa orang mungkin saja menganggap anugerah terbesar dalam hidupnya berasal dari pencapaian karier, hubungan yang erat dengan pasangan atau keluarga, pencapaian pribadi, atau bahkan pengalaman spiritual. Penting bagi kamu untuk menghormati pandangannya dan menyadari bahwa makna kebahagiaan dalam hidup seseorang dapat bervariasi dan berbeda-beda. 

5. "Kamu egois karena tidak ingin memiliki anak."

ilustrasi pasangan (freepik.com/freepik)

Memutuskan untuk tidak memiliki anak bukanlah sikap egois. Sebaliknya, keputusan seseorang untuk tidak memiliki anak bisa menjadi hasil dari pertimbangan yang mendalam terhadap faktor-faktor etika, lingkungan, dan pertimbangan lainnya. Beberapa orang mungkin memilih untuk tidak memiliki anak karena merasa tanggung jawabnya besar dan dia belum mampu untuk bertanggung jawab akan hal itu.

Daripada membuat anaknya menderita di masa depan, akan lebih baik jika saat ini memutuskan untuk tidak memiliki anak. Atau karena pertimbangan-pertimbangan lain, seperti karier atau hal lainnya. Oleh karena itu, menganggap seseorang egois karena memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree tidak hanya tidak adil, tetapi juga mengabaikan kompleksitas dan keberagaman yang memengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan.

Ketika berbicara dengan orang yang memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree, penting untuk kamu menghormati pilihan hidupnya dan menghindari membuat asumsi atau komentar yang sensitif. Kamu harus menyadari bahwa setiap orang memiliki alasan dan keputusan yang berbeda-beda dalam kehidupannya. Jika ia memilih untuk childfree, hormati keputusannya, karena ia yang paling tahu apa yang terbaik bagi kehidupannya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Meyendah Lestari
EditorMeyendah Lestari
Follow Us