Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Positif untuk Cegah Brain Rot pada Anak 

ilustrasi anak membaca buku (pexels.com/cottonbro studio)

Di era digital seperti sekarang, ancaman terhadap kesehatan otak anak semakin nyata. Salah satu fenomena yang menjadi perhatian adalahbrain rot, kondisi di mana fungsi otak mengalami penurunan akibat paparan berlebihan terhadap teknologi digital. Gejala brain rot sering kali tidak disadari orangtua, namun dampaknya bisa sangat mengkhawatirkan. Dilansir laman safes.so, anak yang mengalami brain rot cenderung menunjukkan penurunan kemampuan kognitif, kesulitan fokus, penurunan daya ingat, serta kehilangan minat pada aktivitas yang membutuhkan konsentrasi atau kreativitas.

Brain rot dapat terjadi akibat kebiasaan buruk seperti terlalu banyak waktu yang dihabiskan dengan gadget, kurangnya stimulasi otak yang positif, serta minimnya aktivitas fisik. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tanda brain rot sejak dini dan mengupayakan kebiasaan positif untuk cegah brain rot pada anak. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan.

1. Batasi penggunaan gadget

ilustrasi ayah mendampingi anak menggunakan HP (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Gadget menjadi salah satu penyebab utama brain rot pada anak. Paparan layar yang berlebihan dapat mengganggu perkembangan otak dan menghambat kemampuan anak untuk berpikir secara mendalam. Anak yang terlalu sering bermain game atau menonton video cenderung sulit fokus dan lebih mudah kehilangan minat pada aktivitas lain.

Orangtua bisa menetapkan aturan ketat terkait waktu layar (screen time), misalnya dengan membatasi penggunaan gadget maksimal 2 jam per hari sesuai rekomendasi pakar. Selain itu, pilihlah konten yang edukatif dan pastikan anak memiliki jeda waktu untuk istirahat dari layar. Libatkan anak dalam aktivitas lain yang lebih bermanfaat, seperti membaca buku atau bermain permainan yang melibatkan interaksi langsung.

2. Biasakan membaca buku

ilustrasi membiasakan membaca buku sejak dini (pexels.com/Lina Kivaka)

Membaca buku adalah salah satu cara terbaik untuk melatih otak anak. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan daya imajinasi, tetapi juga membantu memperkaya kosakata, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan memperkuat daya ingat. Membaca juga melibatkan otak secara aktif, sehingga menjadi latihan yang efektif untuk mencegah brain rot.

Untuk menumbuhkan minat baca pada anak, orangtua dapat memulai dengan memilih buku yang sesuai dengan minat mereka. Bacakan cerita sebelum tidur atau ajak anak ke perpustakaan untuk memilih buku favoritnya. Dengan menjadikan membaca sebagai kebiasaan harian, anak akan lebih mudah mengurangi ketergantungan pada gadget.

3. Dorong aktivitas fisik

ilustrasi anak-anak bermain lompat tali (pexels.com/RDNE Stock project)

Aktivitas fisik memiliki dampak besar pada kesehatan otak anak. Dilansir dari healthychildren.org, aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran darah ke otak, merangsang produksi hormon yang mendukung pertumbuhan sel otak, serta meningkatkan konsentrasi dan kemampuan belajar.

Dorong anak untuk aktif bergerak setiap hari, seperti bermain di luar rumah, bersepeda, atau mengikuti kegiatan olahraga. Selain bermanfaat bagi kesehatan fisik, aktivitas ini juga membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati anak. Jadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari rutinitas harian agar anak terbiasa melakukannya secara konsisten

4. Latih kreativitas anak

ilustrasi memfasilitasi anak berkreasi (pexels.com/Vlada Karpovich)

Kreativitas adalah salah satu aspek penting yang dapat membantu mencegah brain rot. Anak yang terbiasa berkreasi akan lebih terlatih untuk berpikir out of the box dan memecahkan masalah dengan cara yang inovatif. Selain itu, kegiatan kreatif seperti menggambar, menulis, atau bermain musik juga dapat merangsang perkembangan otak secara positif.

Sediakan waktu dan ruang bagi anak untuk mengekspresikan kreativitasnya. Orangtua dapat memberikan bahan-bahan seni seperti kertas, cat air, atau alat musik sederhana untuk dimainkan anak. Dukung dan hargai setiap hasil karya mereka agar anak merasa termotivasi untuk terus berkarya.

5. Ciptakan rutinitas yang teratur

ilustrasi mendampingi anak belajar (pexels.com/Mikhail Nilov)

Rutinitas yang teratur memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan otak anak. Pola makan yang sehat, waktu tidur yang cukup, dan jadwal harian yang konsisten dapat membantu otak anak berfungsi dengan optimal. Sebaliknya, pola hidup yang tidak teratur dapat menyebabkan kelelahan mental, gangguan konsentrasi, dan penurunan daya ingat.

Pastikan anak mendapatkan waktu tidur yang cukup sesuai usianya. Biasakan juga anak untuk mengonsumsi makanan bergizi yang kaya akan nutrisi penting untuk otak, seperti omega-3, vitamin B, dan zat besi. Selain itu, buat jadwal harian yang mencakup waktu untuk belajar, bermain, dan beristirahat agar anak terbiasa dengan disiplin dan merasa nyaman dalam rutinitas yang terstruktur.

Brain rot adalah ancaman nyata bagi perkembangan anak di era modern ini. Namun, dengan memberikan perhatian dan dukungan yang tepat, orangtua dapat mencegah kondisi ini. Sebagai langkah nyata, mari jadikan kebiasaan positif untuk cegah brain rot pada anak sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari keluarga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sani Eunoia
EditorSani Eunoia
Follow Us