Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Langkah Pencegahan Bullying pada Anak, Orangtua Wajib Tahu!

ilustrasi mengajarkan kedisiplinan pada anak (unsplash.com/kerenfedida)
ilustrasi mengajarkan kedisiplinan pada anak (unsplash.com/kerenfedida)

Bullying atau perundungan adalah tindakan negatif yang sangat merusak mental seseorang. Hal ini merupakan masalah serius yang dapat berdampak buruk pada perkembangan mental, emosional, dan sosial, terlebih bagi anak-anak.

Bullying tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga bisa terjadi di lingkungan rumah, bahkan di dunia maya. Sebagai orangtua, sangat penting untuk mengambil langkah proaktif untuk mencegah bullying dan menciptakan lingkungan yang aman bagi anak. Berikut adalah lima langkah pencegahan bullying yang bisa diterapkan!

1.Pastikan anak mendapatkan edukasi tentang bullying

ilustrasi mengajari anak (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi mengajari anak (pexels.com/Yan Krukau)

Edukasi adalah langkah utama dalam tindak pencegahan bullying. Anak perlu memahami apa itu bullying, bagaimana bentuknya, dan mengapa itu salah. Edukasi tidak hanya melibatkan anak-anak, tapi juga orang tua, guru, dan lingkungan tempat tinggal. Jelaskan pada anak bahwa bullying adalah tindakan yang menyakiti orang lain, baik secara fisik, verbal, atau emosional.

Berikan contoh nyata yang relevan dengan usia mereka. Anak-anak harus tahu bahwa mengejek, menyebarkan rumor, mengancam, melukai fisik, mengucilkan seseorang, atau mengirim pesan berbahaya melalui media sosial juga merupakan bentuk bullying. Dengan edukasi yang baik, anak akan mengenali bullying dan memahami pentingnya menghentikan perilaku tersebut.

2.Tetap jaga komunikasi yang terbuka dengan anak

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Kampus Production)

Membangun komunikasi dengan anak adalah kunci untuk mencegah perilaku bullying. Buatlah anak merasa nyaman untuk berbicara tentang pengalamannya tanpa takut dihakimi. Sebagai orangtua, latihlah diri untuk mendengarkan anak dengan penuh perhatian. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mendorong anak berbicara lebih banyak tentang perasaannya.

Sesederhana bertanya apa yang terjadi di sekolah hari ini, atau tanya tentang perasaannya hari ini. Pastikan anak tahu bahwa rumah adalah tempat yang aman untuk berbicara. Dorong mereka untuk selalu melapor jika mengalami atau melihat bullying. Komunikasi membantu anak merasa didengar dan didukung, sehingga mereka lebih cenderung melaporkan insiden bullying.

3.Edukasi anak dengan keterampilan sosial

ilustrasi sebuah keluarga (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi sebuah keluarga (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Selanjutnya yang tak kalah penting adalah mengajarkan keterampilan sosial dan empati kepada anak. Hal ini dapat membantu mereka memahami dan menghargai perasaan orang lain dan mengembangkan hubungan yang positif dengan teman sebayanya. Ajarkan anak bagaimana berinteraksi dengan orang lain secara positif.

Misalnya, ajarkan mereka bagaimana menyapa teman baru, berbagi, atau menyelesaikan konflik secara damai. Ajarkan anak untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain. Latih keterampilan komunikasi yang baik, seperti mendengarkan dengan penuh perhatian, berbicara dengan sopan, dan mengekspresikan perasaan dengan cara yang tepat.

4.Jangan lupa untuk melibatkan sekolah atau pun komunitas

ilustrasi belajar bahasa Inggris (pexels.com/max-fischer)
ilustrasi belajar bahasa Inggris (pexels.com/max-fischer)

Pencegahan bullying tidak bisa dilakukan sendirian, harus melibatkan beberapa pihak. Tak hanya orangtua, tapi juga sekolah dan komunitas, untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak. Butuh kerjasama dengan sekolah untuk memastikan adanya kebijakan anti-bullying yang jelas dan ditegakkan dengan konsisten.

Dorong sekolah untuk mengadakan program anti-bullying yang melibatkan siswa, guru, dan orangtua. Bullying adalah permasalahan serius yang harus dicegah dengan cara yang tepat. Libatkan diri dalam komunitas untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak-anak. 

5.Orangtua harus menjadi contoh bagi anak

ilustrasi orangtua mengajari anak (pexels.com/julia-m-cameron)
ilustrasi orangtua mengajari anak (pexels.com/julia-m-cameron)

Sebagai orangtua, sudah sepatutnya memberikan contoh bagi anak. Penting untuk menjadi teladan dalam berperilaku. Tunjukkan perilaku positif, seperti cara menghormati orang lain, menyelesaikan konflik dengan damai, dan menunjukkan empati. Ajarkan anak bagaimana mengendalikan emosi dan bertindak dengan tenang.

Tunjukkan bagaimana mengatasi kemarahan dengan cara yang sehat. Pastikan anak tahu bahwa orangtuanya berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari bullying. Dengan menjadi teladan yang baik, anak-anak belajar dan meniru perilaku positif yang dapat mencegah bullying.

Pencegahan bullying pada anak memerlukan pendekatan yang kolaboratif. Dengan lima langkah di atas, orangtua bisa membantu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak. Stop bullying dalam bentuk apa pun!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sire
EditorSire
Follow Us