Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penyebab Anak Sering Menggunakan Bahasa Kasar dan Cara Mengatasinya

ilustrasi anak (pexels.com/Stephen Andrews)

Pernahkah kamu merasa frustrasi saat mendengar anak berkata kasar? Atau mungkin bertanya-tanya dari mana mereka belajar kata-kata itu? Bahasa kasar yang terlontar dari mulut anak sering kali bikin pusing kepala, ya.

Kita sebagai orang tua atau pengasuh tentu merasa bingung dan frustrasi ketika mendengar anak berkata kasar. Namun, sebelum meluapkan emosi, penting untuk memahami penyebab di balik perilaku tersebut. Dengan memahami alasannya, kita bisa lebih bijak dalam menghadapi dan menangani masalah ini.

Berbagai faktor bisa mempengaruhi anak hingga mereka mengucapkan kata-kata yang kurang pantas. Dari pengaruh lingkungan, keinginan untuk mendapatkan perhatian, sampai efek dari media, semua itu berkontribusi. Yuk, kita telaah satu per satu penyebabnya dan cari tahu cara mengatasinya!

1. Pengaruh lingkungan sekitar yang kurang kondusif

ilustrasi anak (pexels.com/cottonbro studio)

Anak-anak sangat mudah meniru apa yang mereka dengar di lingkungan sekitar. Jika di rumah atau komunitas sering terdengar bahasa kasar, jangan heran jika anak ikut-ikutan. Lingkungan yang kurang positif membuat anak merasa bahwa berkata kasar adalah hal yang biasa.

Cara mengatasi: Cobalah untuk menjadi contoh yang baik. Gunakan bahasa yang sopan dan ajak anggota keluarga lainnya untuk melakukan hal yang sama. Jika anak mendengar kata kasar dari luar, jelaskan bahwa kata-kata tersebut tidak baik untuk diucapkan. Ciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang, sehingga anak merasa nyaman dan aman.

2. Keinginan mendapatkan perhatian lebih dari orang tua atau teman

ilustrasi anak (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Tak jarang, anak menggunakan bahasa kasar untuk menarik perhatian orang tua atau teman-temannya. Mungkin mereka merasa kurang diperhatikan dalam kegiatan sehari-hari, sehingga berusaha menarik perhatian dengan cara ini.

Cara mengatasi: Fokuskan perhatianmu pada anak saat mereka menggunakan bahasa yang baik. Berikan pujian ketika mereka berbicara dengan sopan dan cobalah untuk tidak memberi perhatian saat mereka berkata kasar. Dengan begitu, anak akan belajar bahwa perilaku baik adalah cara terbaik untuk mendapatkan perhatian.

3. Pengaruh teman sebaya yang menggunakan bahasa kasar

ilustrasi anak (pexels.com/Yan Krukau)

Dalam usia perkembangan, anak-anak ingin diterima di kelompok teman sebaya mereka. Jika teman-teman mereka sering menggunakan bahasa kasar, anak mungkin merasa tertekan untuk ikut melakukannya agar diterima.

Cara mengatasi: Ajak anak berbicara tentang pentingnya memilih teman yang baik dan cara berbicara yang sopan. Dorong mereka untuk bergaul dengan teman-teman yang memiliki pengaruh positif. Selain itu, ikutkan mereka dalam kegiatan yang membangun karakter dan menanamkan nilai-nilai positif.

4. Kesulitan mengekspresikan emosi dengan cara yang tepat

ilustrasi anak (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Anak-anak sering kali belum memiliki keterampilan untuk mengekspresikan emosi mereka dengan tepat. Terkadang, mereka menggunakan bahasa kasar untuk meluapkan rasa marah, frustrasi, atau sedih. Mereka merasa bahwa bahasa kasar adalah satu-satunya cara untuk mengungkapkan perasaan yang kuat.

Cara mengatasi: Ajarkan anak cara yang sehat untuk mengekspresikan emosi mereka. Misalnya, ajak mereka berbicara tentang perasaan atau menulis di jurnal. Berikan kata-kata yang tepat untuk menggantikan bahasa kasar. Selain itu, bantu anak mengenali dan memahami emosi mereka agar bisa mengekspresikannya dengan lebih baik.

5. Terpengaruh oleh media yang menampilkan bahasa kasar

ilustrasi anak (pexels.com/Kampus Production)

Media seperti televisi, film, dan video game sering menampilkan bahasa kasar. Anak-anak yang sering terpapar konten seperti ini berisiko meniru apa yang mereka lihat dan dengar.

Cara mengatasi: Batasi waktu anak dalam menonton televisi atau bermain video game. Pilih tayangan dan permainan yang sesuai dengan usia mereka dan bebas dari bahasa kasar. Jelaskan bahwa apa yang mereka lihat di media tidak selalu pantas untuk ditiru. Dampingi mereka saat menonton atau bermain untuk memberikan penjelasan dan konteks yang tepat.

Memahami penyebab di balik penggunaan bahasa kasar pada anak adalah langkah awal untuk menemukan solusi. Ingat, kesabaran dan konsistensi adalah kunci dalam mendidik anak. Semoga tips ini bermanfaat dan bisa membantu menciptakan komunikasi yang lebih baik dengan anak!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhamad Aldifa
EditorMuhamad Aldifa
Follow Us