Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sebab Anak Makin Dekat ketika Orang Tua Mau Mengerti Bukan Menguasai

ilustrasi anak dan orangtua berdekatan (pexels.com/Dimitri Dim)
Intinya sih...
  • Orang tua perlu memberi pengertian daripada aturan.
  • Menjaga hubungan dekat dengan anak dengan mendengarkan dan menghargai.
  • Kerendahan hati orang tua dalam meminta maaf berdampak positif bagi anak.

Banyak orang tua mempunyai harapan agar kelak anaknya dewasa tetap dekat dan akrab dengan mereka. Anak tetap rutin meluangkan waktu bersama, sekadar untuk ngobrol-ngobrol santai. Tapi sayangnya, kadang harapan baik itu malah gak sejalan dengan pola asuh dalam keseharian.

Tanpa sadar karena tujuan menjaga keamanan anaknya, beberapa orang tua malah banyak memberikan aturan dan larangan. Anak harus patuh dan hormat terhadap apa yang dikatakan orang tuanya. Jika dibiarkan sejak kecil mengalami didikan seperti ini, yang ada malah muncul rasa takut dan gak berani menyampaikan isi hati secara jujur apa adanya ke orang tuanya.

Itulah mengapa penting untuk gak menguasai anak saat di rumah, tetapi lebih pada memberi pengertian pada dirinya. Ini lebih poweful buat bikin anak dekat dan terus akrab seiring bertambahnya usia. Simak penjelasan berikut.

1.Orang tua yang lebih fokus mengerti ketimbang menghakimi, maka anak merasa nyaman untuk terbuka

ilustrasi orangtua mendampingi anak belajar saat di rumah (pexels.com/Timur Weber)

Ketika anak-anak melakukan kesalahan seperti tanpa sengaja menjatuhkan pot tanaman saat bermain, atau memecahkan perabotan rumah, maupun saat di sekolah mendapat nilai kurang bagus, kalau orang tua langsung marah hingga membandingkan dengan anak tetangga, jelas mereka gak nyaman jadinya. Ini membuat anak ketakutan dan memilih diam, bahkan berbohong tentang perasaan maupun keadaan yang dialaminya.

Rasa aman dan nyaman yang gak dirasakan bersama orang tuanya inilah yang mendorongnya semakin jauh. Bahkan, lebih nyaman untuk terbuka ke orang lain yang mau memahaminya dulu, ketimbang yang selalu menegur. Jadi, kuncinya untuk merekatkan hubungan keluarga ini yaitu dengan mencoba mengerti kondisi anak, dan memberikan bimbingan secara bijaksana.

2.Pengertian membuat anak merasa dirinya didengarkan dan dihargai

ilustrasi saat sedang berbicara dengan orangtua (pexels.com/Kindel Media)

Sebagai orang tua pasti senang ketika anaknya mau mendengarkan dan menghargainya. Namun, hal ini sering kali gak dicontohkan orang tua pada anaknya. Bersikap menguasai dan tak memberi ruang berbicara untuk menyampaikan pendapat, justru membuat anak tertekan dan tak merasa didengarkan.

Berbeda jika orang tua mau juga mendengarkan anaknya dan menghargai cerita-cerita mereka, maka besarnya anak tumbuh percaya diri dan berani terbuka menyampaikan ide-ide atau hal apa pun yang mereka ingin katakan. Semakin dewasa tentu banyak pengalamannya, mereka pasti ingin bertukar pandangan, orang tua akan selalu dituju ketika sejak kecil sudah merasakan bagaimana dimengerti dan dihargai.

3.Kedekatan terbangun erat lewat empati

ilustrasi berempati (pexels.com/Gustavo Fring)

Boleh memberi peraturan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang beretika. Akan tetapi, kalau tak diimbangi empati malah bisa menjauhkan anak dari orang tuanya. Maka, hubungan keluarga sebenarnya renggang bukan karena banyaknya aturan, namun caranya orang tua menyampaikan.

Ketika kekuasaan menjadi dasarnya sehingga tak boleh menyanggah sama sekali, wajar semakin dewasa anak malah menjauh. Namun, saat memberi tahu perihal aturan tertentu sambil diiringi empati, anak lebih bisa memahami dan merasakan kasih sayang tulus orang tuanya. Dari sini kedekatan tumbuh secara alami, anak nyaman bersama orang tuanya karena mereka bersahabat.

4.Ketika bersalah, orang tua yang bersedia meminta maaf menjadi contoh yang sekaligus membuat anak luluh

ilustrasi percakapan orangtua dan anak (pexels.com/Anete Lusina)

Ada anggapan bahwa orangtua mesti terlihat benar, gak boleh salah di depan anaknya. Namun, ketika tanpa sengaja atau tidak mereka berbuat salah, alangkah baiknya tak menjadikan kekuasaan sebagai alasan untuk tak berkata maaf.

Kerendahan hati orang tua yang mau meminta maaf itu jadi contoh baik untuk anaknya. Dan, anak pun luluh hatinya karena orangtua mereka tak bersikap seenaknya. Anak pun jadi lebih santai di rumah, berani mencoba hal baru tanpa kalah dulu karena takut salah. Ini bagus untuk perkembangannya, anak tumbuh menjadi pribadi yang kreatif dan bertanggung jawab.

5.Kalau sejak kecil dibiasakan saling mengerti, kelak dewasa anak makin betah bersama orang tuanya

ilustrasi orang berpelukan (pexels.com/Nicole Michalou)

Hubungan dekat dan akrab bertahan lama, bukan hanya saat anak-anak masih kecil, ketika pola asuh saling mengerti sudah diterapkan sejak dini. Mereka menyadari bahwa orang tuanya adalah tempat pulang yang aman, nyaman, dan membahagiakan.

Jika berharap sampai dewasa anak-anak akan terus dekat, maka sejak mereka kecil asuhlah dengan cara-cara yang menunjukkan adanya pengertian. Relasi hangat tak dibangun dalam semalam, butuh waktu untuk memiliki itu. Anak ada karena peran orangtua, ketika sudah ada anak-anak maka berikan pengertian dalam proses membesarkannya sehingga anak nyaman untuk selalu berdekatan.

Pengertian tak berarti membebaskan semua hal, namun tahu mengenai apa yang mesti didengar dan dipahami saat memberikan bimbingan. Anak yang merasa dirinya dimengerti itu gak perlu disuruh-suruh untuk dekat, sebab dengan kesadaran dan kenyamanan yang selama ini dirasakan, mereka bakal datang sendiri menghampiri orang tua. Bukankah ini yang diharapkan? Bisa akrab dan selalu dirindukan anak berapa pun usia mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us