Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips agar Anak Mau Mengakui Kesalahan Tanpa Memarahinya

ilustrasi memarahi anak (pexels.com/@gabby-k)

Orangtua pasti pernah melihat anaknya melakukan kesalahan dan kemudian langsung buru-buru memarahi anak. Padahal melakukan kesalahan semestinya menjadi hal lumrah bagi setiap orang, apalagi anak-anak.

Biasanya jika sudah melihat orangtuanya marah, anak akan menolak untuk mengakui kesalahannya. Hal seperti ini akan menumbuhkan rasa tidak bertanggung jawab pada diri anak jika terus dibiarkan. Oleh sebab itu, lakukan cara-cara berikut ini agar anak mau mengakui kesalahan tanpa perlu memarahinya.

1. Biasakan bicara jujur pada anak

ilustrasi keluarga kompak (pexels.com/@Victoria_Borodinova)

Hal pertama yang harus orangtua lakukan adalah merefleksi diri. Biasanya anak-anak yang enggan mengakui kesalahannya disebabkan karena lingkungannya yang tidak terbiasa untuk berbicara jujur.

Orangtua semestinya dapat menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak untuk berceria secara jujur. Hal ini juga diikuti dengan orangtua yang semestinya melakukan hal serupa, sehingga kebiasaan tersebut terbawa hingga anak besar nanti.

2. Jangan membentak atau memarahinya saat salah

ilustrasi memarahi anak (pexels.com/@gabby-k)

Sering kali orangtua sulit untuk mengelola kesabarannya, sehingga mudah sekali meledak-ledak dan memarahi anak. Padahal, apabila anak melakukan kesalahan sebetulnya wajar, sebab mereka masih berada di fase belajar dan mengobservasi hal-hal di sekitarnya.

Jika orangtua marah dan membentak mereka, maka hal ini akan membuat anak ketakutan. Dampaknya anak juga enggan berbicara jujur karena takut akan semakin dimarahi oleh orangtuanya sendiri. 

3. Jelaskan pada anak hal yang benar dan salah

ilustrasi anak marah dan egois (pexels.com/@Ketut-Subiyanto)

Anak-anak berada pada usia yang masih belajar banyak hal baru dalam hidupnya. Mereka belum paham tentang apa itu hal-hal baik dan hal-hal buruk. Bahkan mungkin belum mampu untuk dapat membedakan semua hal tersebut.

Orangtua sebagai sosok terdekat bagi anak wajib menjelaskannya dengan baik. Jelaskan pada anak menggunakan kata-kata yang dapat dipahami, sehingga anak mengetahui letak kesalahannya dan tak akan mengulanginya kembali.

4. Ajarkan anak untuk bertanggung jawab

ilustrasi anak kecil marah (unsplash.com/@blue_jean)

Mengajarkan anak untuk bertanggung jawab memang sering kali sulit dilakukan. Apalagi jika anak sudah ketakutan duluan untuk berbicara jujur, sehingga enggan untuk mengakui kesalahan yang diperbuatnya.

Sebetulnya tanggung jawab tersebut semestinya diajarkan sedini mungkin. Sebagai contohnya adalah bila anak menumpahkan air secara tak sengaja, maka mintalah ia untuk mengelap dan membersihkannya kembali. Hal-hal sederhana tersebut akan membentuk karakter tanggung jawab pada diri anak.

5. Berikan apresiasi atas kejujurannya

ilustrasi anak menangis (pexels.com/@Ba Phi)

Bukan hal mudah bagi anak untuk jujur atas kesalahannya. Apalagi biasanya anak memiliki ketakutan tersendiri akan dimarahi apabila melakukan kesalahan tertentu. Inilah yang semestinya bisa disadari oleh orangtua.

Berikanlah anak apresiasi atas kejujuran yang memang telah diucapkannya. Hal ini akan membentuk kepribadian anak yang jujur dan tak takut untuk bertanggung jawab. Dengan demikian, anak akan membawa kebiasaannya tersebut hingga tumbuh dewasa nanti.

Sebetulnya mudah saja untuk membuat anak mengakui kesalahannya tanpa perlu dimarahi. Terpenting orangtua mau sabar dan tak memaksa anak sembarangan. Biasakanlah hal-hal baik sedini mungkin, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us