5 Tips Menenangkan Anak yang Nervous Jadi Ketua Kelas, Kasih Semangat!

- Menjelaskan bahwa menjadi ketua kelas melatih jiwa kepemimpinan anak
- Memperkenalkan manfaat dekat dengan guru bagi anak yang nervous
- Memberitahu bahwa tugas harian sebagai ketua kelas tidak terlalu berbeda
Kamu sudah biasa memimpin sekelompok orang. Mungkin kamu pernah menjadi ketua organisasi atau sekarang memimpin sebuah divisi di kantor. Namun, anak yang baru duduk di sekolah dasar bisa nervous saat dipilih menjadi ketua kelas.
Di jenjang sekolah dasar apalagi kelas 1 atau 2, ketua kelas sering kali ditunjuk oleh wali kelas. Bukan melalui pemilihan oleh seluruh murid. Anakmu gak mencalonkan diri atau dicalonkan oleh kawan pun dapat dipilih menjadi ketua kelas.
Tanpa pengalaman sebelumnya, pikirannya menjadi bermacam-macam. Anak takut tak bisa menjadi ketua kelas yang baik. Bahkan ia tidak tahu apa tugas ketua kelas. Bantu anak agar tenang lagi dan percaya diri dengan beberapa cara di bawah ini.
1. Sampaikan bahwa itu bagus buat melatih jiwa kepemimpinannya

Tentu anak akan bertanya apa itu jiwa kepemimpinan? Jelaskan secara singkat bahwa jiwa kepemimpinan adalah kemampuan anak dalam memimpin orang lain. Seperti sekarang dengan ia terpilih sebagai ketua kelas.
Jiwa kepemimpinan memang tak tampak seperti benda-benda. Namun, nanti bisa diamati orang lain dari ucapan serta perilaku anak. Anak akan berdiri di depan teman-temannya untuk menjadi contoh yang baik.
Semua orang sebenarnya memiliki jiwa kepemimpinan. Namun, kalau hal itu gak pernah dilatih maka tidak akan berkembang. Anak beruntung sebab diberi kepercayaan oleh guru atau kawan-kawan buat menjadi pemimpin di kelas. Awalnya tentu dia bakal gugup. Namun, nanti anak akan terbiasa.
2. Lebih dekat dengan guru juga menguntungkan

Saat anak nervous oleh tugas barunya di kelas, isi pikirannya cenderung negatif semua. Mungkin ia sudah membayangkan betapa repotnya menjadi ketua kelas. Dia gak bisa sekadar duduk, diam, dan mengikuti orang lain.
Malah dirinya yang mesti mengarahkan teman-temannya. Padahal, di kelas ada kawan yang badung. Segala pikiran negatif anak tentang tugas barunya mesti diimbangi dengan pikiran positif yang ditanamkan olehmu.
Katakan bahwa pandangan anak mungkin ada benarnya. Menjadi ketua kelas memang tak mudah. Akan tetapi, keuntungannya juga tidak sedikit. Paling mudah dirasakan oleh anak nanti ialah kedekatannya dengan guru-guru.
Pasalnya, guru kerap meminta bantuan ketua kelas buat membagikan lembar soal, mengumpulkan lembar jawaban, membagi kelompok, dan sebagainya. Murid yang dekat dengan guru otomatis bakal lebih diperhatikan. Terutama dalam hal belajarnya. Anak pun tak sungkan lagi untuk bertanya materi yang belum dipahaminya.
3. Jelaskan bahwa tugas hariannya tidak banyak berubah

Tentu tetap ada perbedaan antara siswa biasa dengan murid yang terpilih sebagai ketua kelas. Namun, tenangkan anak dengan memberitahunya bahwa tugas hariannya tidak terlalu lain dengan sebelumnya. Tugas utamanya tetap masuk sekolah, belajar, mengerjakan PR, dan tugas lain terkait pelajaran.
Perbedaannya cuma dalam beberapa hal. Seperti anak mesti memimpin teman-temannya berdoa sebelum dan sepulang sekolah atau memberi salam pada guru.
Tugas lain sebagai ketua kelas, misalnya, membantu guru membagikan buku. Itu relatif mudah dilakukan asal anak gak terlalu gugup. Walaupun ketua kelas memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada teman-temannya, guru juga paham bahwa mereka semua siswa. Pun sama-sama masih anak-anak.
4. Semua masalah dapat dibicarakan dengan teman-teman

Di kelas kadang memang terjadi masalah. Misalnya, ada teman yang gak pernah mau menjalankan piket. Padahal, semua murid seharusnya bergiliran melakukannya. Persoalan ini dapat dibicarakan dengan kawan-kawan. Seperti perlunya sanksi untuk siswa yang melalaikan tugas piketnya. Bisa dengan hukuman piket dobel di minggu itu atau denda.
Makin sering ia mengabaikan jadwal piket, makin besar dendanya. Seperti sekali tidak piket didenda Rp5 ribu. Kalau itu diulangi tanpa alasan jelas atau tukar jadwal piket dengan teman, dendanya menjadi Rp10 ribu. Demikian pula ketika ada teman yang gak mau masuk ke kelompok belajar yang sudah ditentukan.
Anak sebagai ketua kelas dapat mencari tahu sebabnya. Lalu membicarakannya dengan semua murid kalau-kalau ada yang bersedia tukar kelompok. Pokoknya, apa pun masalahnya anak jangan merasa harus berpikir sendirian.
5. Jika ada kesulitan dapat dibicarakan dengan wali kelas

Bagaimana apabila poin 4 tidak berjalan sesuai harapan? Masih dengan contoh murid yang gak mau piket. Dia dikenakan denda pun tak bersedia membayarnya. Malah sikapnya tambah mengejek. Bisa juga, misalnya, ada siswa yang menolak masuk ke kelompok belajar mana pun. Dia seperti kesulitan berteman dengan siapa saja.
Masalah-masalah di kelas yang tak bisa diselesaikan anak maupun bersama kawan-kawannya perlu dibicarakan dengan wali kelas. Beri tahu anak bahwa ia hanya perlu menemui wali kelas dan menceritakan persoalannya. Anak juga dapat mengajak satu atau dua teman sebagai saksi. Wali kelas tidak bakal tinggal diam. Ia yang akan mengatasinya tanpa menyalahkan ketua kelas.
Dukungan orangtua penting agar anak percaya diri menjalankan tugasnya sebagai ketua kelas. Pahami apa yang dikhawatirkannya dan beri penjelasan. Jangan lupa untuk bilang ke anak bahwa ia dapat menceritakan semua pengalamannya di kelas padamu atau pasangan kapan pun.