Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Menabung Kenangan Bersama Anak, Ada Secara Fisik dan Psikis

ilustrasi keluarga (pexels.com/Kindel Media)

Sesayang apa pun kamu dan pasangan pada anak-anak, kalian gak bisa selamanya bersama. Ini sebabnya penting bagi semua orangtua buat memperbanyak menabung kenangan bersama anak. Ketika kalian tidak ada lagi di sisinya, seluruh kenangan itu yang akan membersamai perjalanannya.

Kenangan masih kerap diremehkan bahkan dianggap membebani pikiran seseorang dengan masa lalu. Namun, sepeninggal kalian nanti hanya ini yang dimiliki oleh anak-anak. Kenangan sangat penting untuk mereka tetap merasa dekat dengan orangtua. Selagi kamu dan pasangan gak bisa lagi memeluk, bagi anak kenangan kebersamaan kalian menjadi penguat terbaik kedua setelah iman.

Lantaran tak seorang pun tahu kapan kebersamaan dengan orang-orang terkasih bakal berakhir, menabung kenangan perlu segera dimulai. Tentunya kenangan yang dimaksud harus positif. Enam cara ini dapat dilakukan bersama pasangan secara konsisten. Manfaatnya tidak hanya untuk jangka pendek melainkan juga jauh ke masa depan.

1. Hadir di momen bahagia maupun sedihnya, juga sehat dan sakitnya

ilustrasi ibu dan putranya (pexels.com/RDNE Stock project)

Momen bahagia anak misalnya, ketika ia menjadi juara dalam suatu perlombaan. Kalau sejak awal kamu dapat mendampinginya tentu baik sekali. Jika pun dirimu secara fisik gak ada di sisinya ketika dia menerima penghargaan, pastikan tetap terhubung dari jauh. Misalnya, dengan kamu segera melakukan panggilan video via pasangan, guru, atau siapa pun yang sedang bersama anak.

Ucapkan selamat serta pujian yang tulus atas prestasinya. Namun, kamu jangan cuma menunjukkan rasa senang ketika anak berprestasi. Saat dia gagal pun, orangtua wajib tetap ada di samping anak buat mengapresiasi sekaligus menguatkannya. Pastikan anak tetap merasa diterima apa pun hasil dari usahanya.

Dirimu serta pasangan juga mesti kompak bergantian merawat ketika anak sakit. Apabila cuma pasangan yang menjaganya sedangkan kamu seperti menghindari tanggung jawab, anak merasa kurang disayangi olehmu. Ingatannya tentangmu menjadi negatif dan hanya terkait pasanganmu yang memiliki kesan positif.

2. Luangkan waktu untuk jalan-jalan dan bermain bareng anak

ilustrasi piknik (pexels.com/Sergey Makashin)

Setelah kamu berkeluarga, mau tidak mau waktu memang mesti dibagi-bagi sedemikian rupa. Bekerja tetap penting. Dirimu juga butuh sesekali me time tanpa gangguan siapa pun. Akan tetapi, jangan abai terkait tugasmu menabung kenangan bersama anak-anak.

Sesibuk apa pun dirimu harus masih punya waktu dan energi untuk berjalan-jalan bersama mereka. Apabila kalian dapat merencanakan piknik keluarga bagus sekali. Bila pun tidak, sekadar kamu menemani anak berjalan-jalan di sekitar kompleks perumahan pun telah cukup. Berada di luar bersama-sama meyakinkan anak bahwa orangtua bakal selalu melindunginya dari berbagai macam bahaya.

Mereka mengingat kapan kamu menggandeng bahkan menggendongnya demi keamanan. Juga setiap peringatanmu agar mereka berhati-hati dalam berjalan dan sebagainya. Selain itu, dirimu serta pasangan juga wajib bisa menjadi teman bermain buat anak. Masuklah ke dunianya agar anak tidak merasa tersisih dari kehidupan orangtua yang gak dipahaminya.

3. Menasihati untuk kebaikannya

ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/MART PRODUCTION)

Nasihat orangtua menjadi peninggalan yang amat berharga seumur hidup anak. Jangankan setelah orangtua berpulang. Seandainya suatu hari nanti kalian tinggal berjauhan, nasihat-nasihat itulah yang akan menjadi pegangan anak dalam menjaga kehidupannya.

Misalnya, ketika kelak anak-anak merantau. Mereka bakal teringat nasihatmu agar pandai dalam membawa diri supaya dapat diterima dalam pergaulan. Setelah orangtua wafat, nasihat yang pernah disampaikan menjadi kian berharga. Kamu dan pasangan gak bisa lagi melarang atau sekadar mengingatkannya secara langsung.

Apabila selama kalian sehat sering menasihati dengan sungguh-sungguh, anak-anak pasti terus mengingatnya. Ini membantu mereka bertahan di jalan hidup yang baik ketika ada begitu banyak godaan yang berpotensi menjerumuskannya. Setiap anak menghadapi masalah, hal pertama yang dilakukannya adalah berusaha mengingat kembali nasihat orangtua yang relevan.

4. Memperbanyak obrolan dan canda

ilustrasi ibu tertawa (pexels.com/Yan Krukau)

Jangan biarkan rumah seakan-akan mati saking sepinya dari obrolan dan canda dengan anggota keluarga. Kedua hal itu yang akan memperkuat hubungan orangtua serta anak. Tanpa kalian sering saling bicara, kesalahpahaman mudah sekali terjadi. Anak tidak mengerti harapan orangtua.

Demikian juga kamu dan pasangan gak mau tahu mengenai keinginan anak. Di mata anak, kalian lebih terkesan sebagai pemaksa. Namun dengan kalian memperbanyak percakapan serta canda, sikap saling pengertian mudah tercipta. Topik obrolan dapat bervariasi dari ringan hingga berat.

Candaan juga datang baik dari orangtua maupun anak. Meski saat itu seluruhnya seolah-olah terlontar secara spontan, kelak menjadi bagian dari kenangan yang berkesan kuat bagi anak. Walaupun kalian tidak selalu berdekatan secara fisik, mengobrol dan tertawalah bersama melalui telepon bahkan chat.

5. Menomorsatukan kebersamaan daripada sikap individualistis

ilustrasi keluarga (pexels.com/Vanessa Loring)

Contoh sikap yang mengutamakan kebersamaan ialah makan bersama selagi memungkinkan. Orangtua dan anak benar-benar duduk bareng buat bersantap. Jangan terpencar, seperti satu orang makan di ruang tengah sambil menonton televisi. Satu lagi hanya mau makan di kamar dan sebagainya. 

Atau, kalian menggunakan satu mobil saja biar sekeluarga bisa berangkat bareng. Kamu dan pasangan bersama-sama mengantar anak ke sekolah dulu lalu pergi ke kantor. Pulangnya baru anak ikut mobil jemputan dari sekolah sebab kalian masih bekerja. Dirimu juga dapat membeli meja makan yang cukup besar.

Fungsinya bukan cuma untuk keluarga bersantap bersama. Di meja itu, kalian dapat belajar dan bekerja bareng. Ini menghindarkan baik anak maupun orangtua langsung masuk ke kamar masing-masing selepas makan malam. Kalian pun menambah kenangan kebersamaan yang akan selalu diingat oleh anak.

6. Jangan lupa mendokumentasikan kebersamaan

ilustrasi melihat foto (pexels.com/PNW Production)

Dokumentasi berupa foto dan video sangat penting untuk memperkuat ingatan yang bisa berkurang ketajamannya. Seiring berlalunya waktu, wajar kalau anak melupakan banyak hal tentang kebersamaan kalian. Apalagi kejadian-kejadian ketika ia masih SD bahkan lebih kecil lagi.

Kalaupun ia bisa mengingatnya, banyak bagian yang terasa kabur. Adanya foto dan video amat membantunya dalam mengingat secara lebih akurat. Walaupun kamu atau pasangan sebetulnya kurang suka ada di depan kamera, lakukan saja. Semata-mata demi menabung kenangan dalam bentuk yang lebih bisa bertahan seiring berjalannya waktu.

Ketika kalian berjauhan, anak dapat membuka kembali foto serta memutar video tersebut. Itu bikin hatinya hangat sekaligus mengobati kerinduan akibat lama tak berjumpa. Apalagi dengan perkembangan teknologi saat ini, mengambil foto dan video sama sekali tidak sulit. Pastikan kamu menyimpannya sebaik mungkin agar hingga anak dewasa masih dapat mengaksesnya.

Tanpa usaha khusus buat menabung kenangan bersama anak, kalian memang otomatis memilikinya dari kebersamaan sehari-hari. Hanya saja ini sering kali tidak optimal tanpa kesadaran kalian terkait manfaatnya. Siapa pun yang kelak terlebih dahulu berpulang, tabungan kenangan menjadi teman melanjutkan hidup dengan tabah dan anti menyerah bagi pihak yang ditinggalkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us