6 Tips Mendidik Gen Alpha Menjadi Generasi Digital yang Berprestasi

Generasi alpha atau gen alpha adalah anak yang terlahir antara tahun 2010-2025. Apakah kamu punya adik yang terlahir pada tahun tersebut? Anak yang terlahir pada tahun ini disebut juga “generasi digital. “ Karena mereka adalah generasi pertama yang dilahirkan dan tumbuh di era digital. Dari sejak bayi generasi ini sudah terpapar smartphone, tablet, dan perangkat teknologi lain. Sehingga mereka telah melek teknologi dari sejak dini. Alhasil mereka memiliki ketrampilan memecahkan masalah dengan canggih.
Anak yang besar dan tumbuh di era teknologi perlu cara mendidik yang efektif agar berbeda dengan generasi sebelumnya. Dengan berbagai metode pengasuhan harus dipersiapkan agar anak-anak gen alpha tersebut jadi generasi digital yang berprestasi. Berikut ini enam tips mendidik gen alpha.
1.Tanamkan nilai-nilai agama sejak dini

Untuk menghadapi perkembangan dan kemajuan zaman seorang anak harus mempunyai pondasi agama yang kuat. Karena di era teknologi yang pesat anak akan mendapatkan berbagai informasi yang positif dan negatif.
Sejatinya orangtua harus waspada karena informasi positif, dan negatif banyak berkeliaran di internet atau jaringan komunikasi lainnya. Di antaranya, informasi negatif, adalah mendapat konten pornografi, dan informasi yang belum saatnya di terima anak akibatnya membuat stres.
Keunggulan dari menanamkan nilai agama sejak dini adalah anak sudah dapat membentengi dirinya dari pengaruh lingkungan dan kabar yang belum tentu benar. Dan anak sejak awal sudah memiliki bekal untuk menghadapi tantangan dan menjadi generasi yang berakhlak mulia. Perlu diingat menanamkan nilai agama pada anak jangan dipaksa tetapi dengan memberi contoh pada mereka.
2.Sebagai orangtua sekaligus teman

Sebagai orangtua dari anak gen alpha harus dapat juga sebagai teman. Manfaatnya anak akan berani mengungkapkan perasaan, dan pikirannya sehingga orangtua memahami perkembangan anak tersebut. Dengan menjadi teman, anak akan belajar saling berbagi, kerja sama, dan tenggang rasa melalui interaksi dengan orangtua.
3.Beri batasan penggunaan media sosial dan tontonan yang diakses anak

Anak-anak yang terlahir pada generasi alpha sejak dini sudah mengenal internet dan gadget. Contoh, saat pandemi anak-anak ini belajar dengan bantuan internet atau gadget. Sehingga secara tidak langsung gen alpha sudah mengenal media sosial untuk berkomunikasi dan nonton film favoritnya.
Karena anak gen alpha sudah mengakses internet sejak awal maka sebagai orangtua saat anak menggunakan harus diawasi atau dibatasi. Pastikan apa yang ditonton tidak berbahaya secara psikologisnya. Sehingga anak akan tumbuh sehat secara moral dan emosi.
4.Berikan nutrisi yang secara optimal dan berkualitas

Nutrisi yang sehat amat dibutuhkan anak agar mendukung pertumbuhan kognitif sehingga menjadi anak yang pintar dan berprestasi. Seperti diketahui jika anak kekurangan nutrisi akan menghambat perkembangan otaknya.
Nutrisi apa saja yang dibutuhkan seorang anak? Dilansir WebMd, nutrisi tersebut terdapat pada, ikan, telur, sayuran berwarna-warni, daging rendah lemak, susu, oatmeal, kacang-kacangan.
Selain itu diperlukan tambahan vitamin untuk memenuhi nutrisi hariannya. Usahakan siapkan olahan mencakup empat sehat lima sempurna.
5.Optimalkan stimulasi fisik

Walau anak generasi alpha tumbuh dan berkembang di era teknologi internet, jangan biarkan mereka asyik dengan gadget dan laptopnya. Ajak untuk beraktivitas fisik. Dilansir Journal of Frontiers in Psychology, bergerak dan melatih fisik anak sangat baik dan diperlukan untuk fungsi kognitif dan psikologi anak.
Melatih fisik anak dengan mengajak olahraga, bermain di alam bebas, atau ikut pada perkumpulan yang fokus pada pengembangan diri misalnya, di bidang seni pertunjukan drama, tari, atau olahraga. Sehingga anak terstimulasi fisiknya secara optimal.
6.Isi waktu bersama yang berkualitas

Teknologi menjadi bagian dari hari-hari anak gen alpha. Mereka jarang berinteraksi tatap muka dengan keluarganya. Karena sebagian besar waktunya habis di depan layar gadget atau laptopnya.
Maka orangtua harus menciptakan waktu bersama yang berkualitas. Agar tercipta ikatan emosi yang kuat antara anak dan orangtua diperlukan waktu bersama yang berkualitas untuk berkumpul, melakukan kegiatan. Sehingga Anak juga akan selalu merasa optimis, aman, dan dicintai.
Sebagai orangtua dari gen alpha penting untuk memahami gaya pengasuhan dan pendekatan pada anak. Seperti disebutkan di atas pendidikan berbasis agama, teknologi, kecerdasan emosi, dan pendekatan, sangat efektif untuk mempersiapkan gen alpha menjadi “generasi digital” yang berprestasi untuk kemajuan bangsa.