7 Alasan Pentingnya Anak Belajar Bahasa Ibu di Era Digital

- Anak-anak akrab dengan teknologi sejak dini, membuat mereka lebih lancar berbahasa Inggris daripada bahasa Indonesia.
- Mengajarkan dan membiasakan anak menggunakan bahasa ibu penting untuk terhubung dengan akar budaya dan nilai-nilai keluarga.
- Bahasa ibu memberi keuntungan jangka panjang secara akademis dan mental, serta mewariskan kekayaan budaya yang seharusnya dijaga bersama.
Zaman sekarang, anak-anak makin akrab dengan teknologi sejak usia dini. Mereka bisa mengakses YouTube, main game online, sampai nonton kartun berbahasa Inggris hanya lewat ponsel atau tablet. Gak heran, banyak anak yang lebih lancar berbicara bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia.
Anak bisa berbahasa Inggris sejak dini memang menjadi suatu kelebihan. Tapi, mengenalkan dan membiasakan anak menggunakan bahasa ibu sejak dini itu penting banget, lho! Bahasa ibu bukan cuma alat komunikasi sehari-hari, tapi juga bagian dari identitas dan fondasi tumbuh kembang anak. Yuk, simak alasan mengapa anak belajar bahasa ibu itu penting, meski hidup di era digital!
1. Bahasa ibu adalah jati diri anak

Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikenal anak sejak lahir. Bahasa ibu ini biasanya berupa bahasa yang digunakan orang tua di rumah. Saat anak terbiasa mendengar dan menggunakan bahasa ibu, mereka jadi lebih terhubung dengan akar budaya dan nilai-nilai keluarganya.
Kalau sejak kecil anak sudah lebih sering diajak ngobrol pakai bahasa asing, ada kemungkinan mereka tumbuh tanpa merasa dekat dengan budaya sendiri. Lama-lama, anak bisa merasa asing di rumahnya sendiri. Meski demikian, mengajarkan bahasa asing di rumah sejak dini sebenarnya bukan masalah besar. Hanya saja, jangan sampai melupakan bahasa ibu.
2. Fondasi penting untuk belajar bahasa lain

Banyak orang tua yang ingin anaknya cepat fasih bahasa asing, seperti bahasa Inggris atau Mandarin. Niatnya bagus, tapi sering kali bahasa ibu malah diabaikan. Padahal, kalau anak sudah kuat memakai bahasa ibu, mereka justru lebih cepat menyerap bahasa kedua. Soalnya, mereka sudah paham struktur kalimat, cara menyampaikan ide, dan bisa membandingkan perbedaan antarbahasa. Jadi, sebenarnya bukan soal memilih satu bahasa dan meninggalkan yang lain, tapi membangun dasar yang kuat dulu di rumah.
3. Mempererat hubungan emosional dengan keluarga

Coba bayangkan kalau kakek dan nenek memakai bahasa Jawa atau Sunda, tapi cucunya hanya paham bahasa Inggris. Mereka jadi susah untuk mengobrol dengan akrab, lalu hubungan emosional yang hangat antargenerasi pun jadi terhambat hanya karena beda bahasa.
Kalau anak diajarkan bahasa ibu sejak dini, anak jadi lebih bisa mengobrol dengan orang tua, om-tante, kakek-nenek, bahkan tetangga sekitar. Rasa "punya ikatan" itu penting untuk tumbuh kembang emosional anak, lho.
4. Mendukung perkembangan otak dan kognitif anak

Anak yang aktif menggunakan dua bahasa (terutama dimulai dari bahasa ibu) cenderung punya kemampuan berpikir yang lebih fleksibel. Mereka terbiasa mengelola dua sistem bahasa dalam otak, sehingga daya ingat, fokus, dan kemampuan problem-solving mereka ikut terasah. Jadi, mengenalkan bahasa ibu juga memberi keuntungan jangka panjang secara akademis dan mental.
5. Menjaga warisan budaya lewat bahasa

Setiap bahasa membawa budaya, cerita rakyat, nilai-nilai, dan cara pandang unik. Kalau bahasa ibu perlahan hilang karena jarang dipakai, maka budaya pun ikut menghilang. Sedihnya, di Indonesia sendiri, banyak bahasa daerah yang sudah nyaris punah karena generasi muda tak lagi mempelajarinya. Mengajarkan bahasa ibu ke anak artinya juga mewariskan kekayaan budaya yang seharusnya dijaga bersama.
6. Membantu anak menentukan identitas

Di era globalisasi, anak bisa dengan mudah terpapar budaya luar. Gak salah kok, tapi tanpa fondasi identitas yang kuat, anak bisa bingung soal siapa dirinya. Bahasa ibu memberi mereka "rumah" dalam berpikir dan merasa. Bahasa ini menjadi bagian penting dari identitas yang membuat mereka tahu dari mana mereka berasal.
7. Menyeimbangkan pengaruh digital

Konten digital memang menarik dan mendidik, tapi kebanyakan menggunakan bahasa asing. Akibatnya, anak-anak jadi terbiasa mengonsumsi informasi tanpa konteks budaya lokal. Bahasa ibu bisa menjadi penyeimbang, misalnya melalui cerita rakyat, lagu anak daerah, atau obrolan yang membuat anak merasa aman dan dimengerti.
Jadi, jangan ragu untuk terus mengajak anak belajar bahasa ibu dan menggunakannya dalam kesehariannya. Percakapan kecil setiap hari mampu menanamkan sesuatu yang besar untuk masa depan anak.