Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Anak Siap Berangkat dan Pulang Sekolah Sendiri

ilustrasi siap ke sekolah (pexels.com/August de Richelieu)

Cepat atau lambat anak memang harus belajar berangkat dan pulang sekolah sendiri. Ini bagian penting dari kemandiriannya. Hanya saja, terkadang kita sebagai orangtua masih ragu untuk mulai melepas anak sekalipun sekolahnya cukup dekat.

Mengizinkan anak untuk berangkat dan pulang sekolah sendiri memang gak bisa sembarangan. Faktor keselamatannya mesti sangat dipikirkan. Akan tetapi, jangan terus menunda pemberian izin bila ketujuh tanda berikut sudah terpenuhi.

1. Anak minta tidak diantar lagi

ilustrasi seorang murid (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Permintaan anak agar orangtua tak lagi mengantar dan menjemputnya merupakan tanda awal dari keinginannya untuk berangkat serta pulang sekolah sendirian. Keberaniannya mulai tumbuh dan mungkin dia ingin seperti teman-temannya yang juga berangkat dan pulang sekolah sendiri. Meski bagus, kita memang gak boleh begitu saja memenuhi permintaannya.

Besarnya keinginan anak buat berangkat dan pulang sekolah sendiri belum tentu dibarengi dengan kesiapannya. Kita masih perlu mengecek enam tanda berikutnya. Bila terpenuhi, baru kita dapat melepasnya.

2. Punya teman berangkat dan pulang

ilustrasi berangkat sekolah (pexels.com/Syed Qaarif Andrabi)

Biasanya kita mendaftarkan anak di TK atau SD yang paling dekat dengan rumah. Maka sebagian temannya masih berasal dari satu wilayah bahkan tetangga kompleks. Dengan begitu, tidak lama sejak anak mulai bersekolah, dia sudah punya teman berangkat dan pulang.

Kita dapat melepasnya lebih cepat. Sebab jika kita terus mengawal anak yang berjalan bersama teman-temannya, ia mungkin akan malu. Adanya teman bikin anak lebih berani sekaligus meningkatkan keamanannya dalam perjalanan.

3. Hafal rute

ilustrasi anak laki-laki (pexels.com/Jessica Pope)

Jangankan anak yang baru masuk sekolah, anak yang lebih besar tetapi baru pindah sekolah saja masih perlu diantar jemput untuk sementara waktu. Tujuannya agar anak menghafalkan dulu rute berangkat dan pulangnya.

Bahaya kalau kita melepas anak sendirian padahal dia belum hafal betul jalan menuju sekolah atau rumah. Salah-salah ia menjadi korban kejahatan dengan disesatkan atau diculik orang. Oleh sebab itu, jarak rumah dengan sekolah yang dekat memudahkan anak untuk lekas mandiri.

Menghafalkan rutenya tidak sesulit jarak yang lebih jauh. Seandainya pun ada kendaraan umum yang dapat dinaiki, anak tidak boleh percaya begitu saja dan yakin pasti akan sampai ke tujuan. Dia harus hafal rute dulu baru latihan berangkat dan pulang sendiri.

4. Tahu cara menyeberang jalan dengan benar

ilustrasi menyeberang jalan (pexels.com/Mary Taylor)

Suatu keberuntungan apabila sejak anak berangkat dari rumah sampai tiba di sekolah sama sekali tidak perlu menyeberang jalan. Ia lebih aman dari bahaya kecelakaan. Anak dapat dilepas lebih awal untuk pergi dan pulang sekolah sendiri.

Namun kalau anak harus menyeberang jalan, pastikan dia tahu cara yang benar. Seperti melihat dulu arus lalu lintas dari kanan dan kirinya, menyeberang di tempat yang ditentukan, memperhatikan lampu lalu lintas, dan tidak sambil bercanda atau berlari. Tanpa kemampuan menyeberang dengan benar, anak berada dalam bahaya yang mengancam nyawa.

5. Bisa bersepeda dengan aman

ilustrasi anak dan sepedanya (pexels.com/Mecriboom)

Selain berjalan kaki, umumnya anak berangkat dan pulang sekolah sendiri dengan mengendarai sepeda. Keterampilan anak dalam mengendarainya harus sudah tinggi. Jangan ia baru belajar naik sepeda sudah dilepas ke jalan raya.

Mengendarai sepeda di sekitar rumah tentu berbeda dengan di jalan raya. Pengendara lain telah maklum dengan banyaknya anak di kompleks sehingga lebih berhati-hati ketika berkendara. Sedang di jalan raya, kendaraannya banyak sekali dan melaju dengan lebih kencang.

6. Paham cara menggunakan kendaraan umum

ilustrasi dua anak (pexels.com/RDNE Stock project)

Jika jarak sekolah lebih jauh, anak perlu menggunakan kendaraan umum. Ini membutuhkan penyesuaian yang lebih besar daripada berjalan kaki dan naik sepeda. Selama ini anak terbiasa diantar jemput orangtua dengan kendaraan pribadi.

Tentu berbeda sekali cara dan rasanya dengan naik kendaraan umum. Kita mesti melatihnya dulu dengan beberapa kali naik kendaraan umum menuju dan dari sekolahnya. Bila anak sudah tahu rute kendaraan umum yang tepat, halte, dan cara membayar ongkosnya; dia siap berangkat serta pulang sekolah sendiri.

7. Ada layanan antar jemput murid

ilustrasi dua anak perempuan (pexels.com/Mary Taylor)

Adanya layanan ini mempercepat kesiapan anak untuk mandiri. Kita tak perlu terlalu mengkhawatirkan keselamatannya sebab telah ada pihak yang bertanggung jawab. Dengan ikut layanan antar jemput murid, kita bahkan dapat melepasnya sejak hari pertama sekolah.

Tentu dengan tetap memperhatikan keberanian anak. Bila di awal masuk sekolah ia masih sangat takut berpisah dari orangtua, kita perlu mengantar dan menjemputnya terlebih dahulu sambil terus menumbuhkan keberaniannya. Kita bisa menenangkan anak dengan bercerita tentang murid-murid lain yang juga menggunakan layanan antar jemput.

Repot juga jika anak harus selalu diantar jemput oleh orangtua. Salah satu orangtua mungkin sampai gak bisa bekerja di luar rumah. Tidak apa-apa membiarkan anak berangkat dan pulang sendiri selama kita telah melatihnya terlebih dahulu serta anak menunjukkan tanda-tanda kesiapan seperti di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us