Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Titip Anak ke Saudara, Pilih yang Mampu Mengasuh dengan Baik

ilustrasi mengasuh anak (pexels.com/Arina Krasnikova)
Intinya sih...
  • Menitipkan anak pada saudara bisa disebabkan oleh kesibukan kerja atau kebutuhan mendesak yang tidak memungkinkan membawa anak
  • Kesepakatan waktu jemput dan perlengkapan anak perlu diatur dengan jelas agar saudara tidak kelelahan dan rencana aktivitasnya terganggu
  • Pilih saudara yang memiliki kesabaran, menyukai anak-anak, dan mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan khusus anak jika ada

Banyak penyebab yang mendorongmu untuk menitipkan anak pada saudara. Bisa karena dirimu dan pasangan sama-sama bekerja di kantor atau sesekali kalian ada keperluan yang tidak memungkinkan buat membawa anak. Pada beberapa kasus, orangtua terpaksa menitipkan anak dalam waktu lama karena bekerja di luar negeri atau tersangkut masalah hukum.

Tapi walaupun kalian bersaudara, jangan sembarangan menitipkan anak padanya. Dirimu perlu mengingat beberapa kasus penganiayaan anak yang justru dilakukan oleh anggota keluarga, seperti om atau tantenya. Sebagai orangtua, kamu serta pasangan juga jangan terkesan melepaskan tanggung jawab pada anak.

Gak semua saudara cocok untuk dititipi buah hatimu. Demikian pula dirimu mesti mempertimbangkan kondisi anak. Agar masalah titip anak ke saudara berjalan dengan baik, perhatikan tujuh hal berikut. Baik dia saudara kandung atau iparmu aturannya tetap sama.

1. Jelas waktunya

ilustrasi mengasuh anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kamu menitipkan apa pun pada orang lain harus ada kejelasan waktunya. Apalagi ini tentang anak yang harus dijaga terus. Kalau saudaramu yang dititipi lengah sedikit saja, anakmu bisa dalam bahaya. Buat kesepakatan dengan saudara tentang kapan dirimu atau pasangan menjemput anak. Misalnya, maksimal jam 18.00 kalian sudah mengambilnya.

Jangan kalian sekadar bilang sepulang kerja. Bila kalian harus lembur boleh jadi anak baru dijemput pukul 22.00. Perpanjangan waktu yang gak jelas menambah kelelahan saudara dan mengacaukan rencana aktivitasnya yang lain. Jika sesekali ada sesuatu yang mendesak dan bikin kalian akan terlambat mengambil anak, buru-buru beri tahu saudara. Ia menjadi tidak bingung menunggu.

2. Semua kebutuhan anak wajib disediakan olehmu

ilustrasi mengasuh anak (pexels.com/Jonathan Borba)

Meski kamu dan pasangan tidak bisa 24 jam bersama anak, kalian tetap harus memahami kebutuhan anak. Lengkapi berbagai kebutuhannya selama dijaga oleh saudara. Misalnya, kalian akan menitipkan anak di rumahnya. Bawa susu, camilan, mainan, popok, baju ganti kalau-kalau pakaiannya kotor, dan sebagainya.

Walaupun saudaramu juga punya anak sepantar anakmu, jangan berpikir ia pasti menyediakan barang-barang di atas. Dirimu dan pasangan tentu tahu bahwa faktor kebiasaan sangat penting bagi anak. Anak yang biasa minum susu tertentu akan menolak susu merek lain. Bahkan ia mungkin rewel kalau mainannya tidak ada. 

3. Jangan ada paksaan apa pun alasanmu

ilustrasi mengasuh anak (pexels.com/Polesie Toys)

Kamu boleh mencoba minta tolong pada saudara buat menjaga anakmu. Akan tetapi, jangan ada sedikit pun paksaan. Bila dia bilang gak bisa apa pun alasannya, hindari mendesaknya lebih jauh. Tugas mengasuh anak barang satu jam saja tidak mudah. Jika saudaramu bad mood, jangan sampai anak menjadi sasaran kekesalannya.

Dirimu serta pasangan wajib menghargai apa pun jawabannya. Cari solusi lain dalam masalah ini. Seperti anak ikut salah satu dari kalian atau acaramu dan pasangan dibatalkan saja. Orang yang dititipi anak kudu menerima tugas itu dengan cukup bahagia, bukan terpaksa. Pun andai ia menolak permintaanmu, dia sama sekali tidak bersalah. Anak memang tanggung jawab orangtua.

4. Kamu sangat mengenalnya dan ia suka anak-anak

ilustrasi mengasuh anak (pexels.com/Yan Krukau)

Poin ini penting untuk memperkecil risiko yang tidak diharapkan. Walau saudaramu banyak, pilih saudara terdekat yang jelas dikenal sifatnya. Kamu sudah tahu tingkat kesabarannya dan tindakannya saat kesal karena apa pun. Dirimu dan pasangan tentu tak mau anak berada di tangan orang yang kepribadiannya labil.

Satu lagi, dia juga harus menyukai anak-anak. Artinya, ia gak mudah merasa terganggu oleh berbagai aksi anak. Dia bisa menjadi teman main yang menyenangkan buat anak sekaligus membimbingnya. Kamu sebaiknya tidak menitipkan anak yang ketergantungannya pada orang dewasa masih tinggi sekali pada saudara yang gak terbiasa mengasuh anak. Ia akan kebingungan dalam menghadapi anak.

5. Pahami kesibukannya

ilustrasi mengasuh anak (pexels.com/RDNE Stock project)

Saudara yang dititipi anak tentu juga memiliki kesibukan. Dia mungkin bekerja dari rumah, lagi mengerjakan skripsi, atau nanti harus keluar di jam-jam tertentu. Begitu pula saudara yang memiliki anak pasti sibuk mengasuhnya sambil beres-beres. Semua itu harus menjadi pertimbanganmu sebelum menitipkan anak.

Jangan kamu dan pasangan merasa lebih sibuk dari saudara sehingga sembarangan menitipkan anak. Kapan pun tiba waktunya saudaramu fokus melakukan aktivitas lain, dirimu kudu menjemput anak. Jangan egois dengan memintanya tetap sambil mengasuh anakmu. Padahal, kamu sendiri tidak mau membawa anak ke mana pun pergi.

6. Lihat karakter anak

ilustrasi anak-anak (pexels.com/Polesie Toys)

Tidak semua anak cocok dititipkan ke saudara. Anak berkebutuhan khusus misalnya, membutuhkan pengasuhan ekstra. Orang yang tak memahami karakter serta kebutuhannya dengan baik bakal kepayahan. Anakmu barangkali terlalu aktif, mudah tantrum, dan sulit mengemukakan keinginannya.

Jika dirimu memiliki anak berkebutuhan khusus, sebaiknya cari tempat penitipan anak yang mampu menanganinya. Anak spesial hanya dapat dititipkan ke saudara yang betul-betul memahami kondisinya. Anak yang gak berkebutuhan khusus, tetapi sulit kooperatif juga hendaknya tetap dalam pengawasanmu dan pasangan. Kasihan saudaramu bila kewalahan meski hanya dititipi anak 1 atau 2 jam.

7. Tetap kasih sesuatu sebagai ucapan terima kasih

ilustrasi mengasuh anak (pexels.com/Ivan Samkov)

Jangan menjadikan titip anak ke saudara sebagai cara untukmu dan pasangan leluasa bekerja tanpa perlu mengeluarkan biaya. Meski saudaramu gak menetapkan biaya bahkan bilang tulus membantu, kalian yang harus pengertian. Tetaplah memberinya sesuatu sebagai tanda terima kasih. Gak usah bilang itu buat membayar jasanya mengasuh anakmu.

Kalau saudaramu telah memiliki anak misalnya, dirimu dapat berkata uang tersebut untuk jajan anaknya. Bila saudaramu masih kuliah tapi sedang libur, katakan saja uangnya buat main sama teman atau beli kuota internet. Walau tentu saja uang pemberianmu dapat berlipat-lipat dari lazimnya ongkos jajan anak atau biaya nongkrong dengan kawan. Dirimu juga dapat memberi dalam bentuk barang, seperti sembako atau apa pun yang kira-kira dibutuhkannya.

Walaupun punya pilihan untuk titip anak ke saudara, kamu dan pasangan jangan menjadi ketergantungan padanya. Sebisa mungkin anak tetap bersama salah satu dari kalian. Dirimu serta pasangan harus pandai-pandai membagi tugas pengasuhan. Atau, gunakan jasa penitipan anak profesional kalau setiap hari kalian mesti bekerja di luar rumah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us