Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara agar Lebih Kompak dengan Pasangan dalam Mengasuh Anak

ilustrasi orangtua dan anak-anak sedang bermain
ilustrasi orangtua dan anak-anak sedang bermain (unsplash.com/National Cancer Institute)
Intinya sih...
  • Jangan malas ngobrol untuk menghindari perasaan tidak adil dalam pembagian tugas dan strategi pengasuhan.
  • Bagi peran dengan adil agar beban terasa lebih ringan dan hubungan tetap harmonis.
  • Validasi emosi pasangan untuk membuatnya merasa dihargai dan tidak sendirian dalam mengurus anak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengasuh anak itu bukan tugas ayah atau ibu saja, melainkan kerja sama tim antara kedua orangtua. Tak jarang, ada yang merasa capek karena beban terasa gak seimbang atau muncul drama kecil gara-gara salah paham. Nah, supaya hubungan tetap harmonis dan anak tumbuh di lingkungan yang positif, penting sekali untuk saling dukung dalam proses pengasuhan. 

Dukungan ini bukan hanya soal tenaga, tapi juga soal perhatian, komunikasi, dan rasa saling menghargai. Kalau kamu lagi berjuang bersama pasangan dalam membesarkan anak, berikut beberapa cara yang bisa bikin kalian makin kompak. Simak baik-baik, ya!

1. Jangan malas ngobrol

ilustrasi suami dan istri sedang berbicara
ilustrasi suami dan istri sedang berbicara (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Kadang, masalah kecil bisa jadi besar hanya karena gak dibicarakan, misalnya siapa yang gantian menjaga anak malam ini, siapa yang belanja perlengkapan bayi, atau gimana cara menghadapi anak yang lagi tantrum. Dengan komunikasi terbuka, kamu dan pasangan bisa menghindari perasaan “kok aku doang yang repot?” atau “kenapa aku gak dilibatkan?”. Jadwalkan waktu ngobrol santai, entah sebelum tidur atau sambil makan malam, supaya kalian bisa menyusun strategi bareng.

2. Bagi peran, jangan beban

ilustrasi anak bermain dengan ayah
ilustrasi anak bermain dengan ayah (pexels.com/RDNE Stock project)

Mengasuh anak itu bukan cuma urusan ibu, ayah juga punya porsi besar. Jadi, penting sekali untuk membagi tugas sesuai kesepakatan. Sebagai contoh, ayah fokus urusan antar jemput sekolah, sementara ibu lebih banyak mengurus makanan dan kesehatan. Selain itu, kalian juga bisa gantian jaga anak saat bangun tengah malam.

Kuncinya jangan merasa sudah melakukan hal yang paling luar biasa. Ingatlah, dalam rumah tangga, semua peran sama-sama penting. Kalau beban terasa adil, hubungan juga makin adem.

3. Validasi emosi pasangan

ilustrasi suami dan istri saling menguatkan
ilustrasi suami dan istri saling menguatkan (pexels.com/RDNE Stock project)

Capek, stres, bahkan rasa frustrasi dalam mengasuh anak itu wajar sekali. Nah, saat pasanganmu mengeluh, jangan buru-buru menghakimi atau malah adu nasib. Cukup dengarkan dan beri kalimat menenangkan, misalnya, “Aku tahu kamu capek. Makasih, ya, udah sabar.”

Sekilas terdengar sederhana, tapi validasi ini membuat pasangan merasa dihargai. Dengan begini, ia gak akan merasa sendirian. Sebaliknya, ia akan merasa ditemani dalam perjuangan mengurus si kecil.

4. Luangkan waktu untuk quality time berdua

ilustrasi pasangan suami istri sedang staycation
ilustrasi pasangan suami istri sedang staycation (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Banyak orang lupa kalau hubungan suami istri harus tetap dirawat meski sudah memiliki anak. Luangkan waktu untuk quality time berdua walau sekadar nonton film di rumah setelah anak tidur atau ngobrol sambil minum teh sore hari. Dengan begitu, kalian tetap memiliki ruang untuk merasa dekat sebagai pasangan, bukan hanya sebagai ayah dan ibu yang sibuk mengurus anak. Ingat, kalau hubungan inti kalian kuat, pengasuhan anak juga jadi lebih solid.

5. Saling percaya dalam gaya pengasuhan

ilustrasi ayah sedang mengasuh anak
ilustrasi ayah sedang mengasuh anak (pexels.com/Keira Burton)

Setiap orang punya cara masing-masing dalam mendidik anak. Ada yang lebih sabar, ada pula yang lebih tegas. Nah, jangan langsung ngegas kalau gaya parenting pasangan beda denganmu. Coba belajar untuk saling percaya.

Kalau memang ada hal yang gak sepakat, diskusikan baik-baik. Jangan sampai anak bingung karena melihat orangtua bertengkar dan saling menyalahkan. Dengan rasa percaya, anak juga akan melihat kalau orangtua bisa jadi tim yang solid.

Saling mendukung pasangan dalam mengasuh anak itu bukan sekadar urusan bagi-bagi tugas, tapi juga soal menghargai, memahami, dan saling menguatkan. Dengan komunikasi yang baik, pembagian peran yang adil, apresiasi, dan waktu berdua, kamu dan pasangan bisa jadi tim yang kompak. Ingat, anak bukan hanya membutuhkan kasih sayang orangtua, tapi juga contoh hubungan yang sehat antara ayah dan ibu. Jadi, yuk, saling dukung agar keluarga makin hangat dan harmonis!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Bukti Upgrade Skill Bisa Dimulai dari Hobi Sepele di Rumah, Praktis!

09 Sep 2025, 19:12 WIBLife