5 Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi, Butuh Kesabaran

- Perilaku orang dewasa dapat menyebabkan trauma pada anak, seperti kata-kata kasar dan kekerasan fisik.
- Anak yang sering dimarahi perlu bertemu dengan psikolog untuk terapi dan konseling.
- Orang dewasa perlu memberikan validasi emosi, pengertian, dan rutinitas positif kepada anak untuk memperbaiki kondisi mentalnya.
Tanpa orantua sadari, perilaku orang dewasa yang kurang menyenangkan pada anak, bisa menyebabkan trauma. Kata-kata kasar, pola asuh yang keras, hingga kekerasan fisik berpotensi menyebabkan masalah hingga menjadi gangguan kesehatan mental.
Untuk itu, orangtua atau orang-orang terdekat di lingkungan anak tersebut, seharusnya membantu untuk memulihkan mental. Berikut ini beberapa saran singkat yang bisa dilakukan untuk memperbaiki mental anak yang sering dimarahi.
1. Bawa anak mengikuti sesi terapi dengan ahli

Anak yang sering dimarahi, berpotensi tumbuh dan berkembang dengan trauma. Trauma inilah yang dapat menyebabkan anak berperilaku berbeda dari biasanya. Agar mental anak gak semakin rusak, mereka perlu bertemu dengan ahli seperti psikolog.
Dilansir Nemours Children Health, terapi yang dilakukan dengan ahli akan membantu anak untuk menata ulang keadaan mentalnya. Anak akan belajar mengutarakan perasaan, mengatur emosi, dan perlahan belajar untuk beradaptasi dengan trauma tersebut.
Dengan terapi atau sesi konseling, anak belajar untuk lebih berani menghadapi kenyataan hidup. Terapi juga bisa membantu anak menemukan kembali keberanian dan kepercayaan diri mereka.
2. Bantu anak untuk mengutarakan perasaan dan memvalidasi emosi mereka

Psikoterapis Amy Morin dalam Very Well Mind, menyebut anak yang memiliki trauma masa kecil perlu divalidasi emosinya. Dengan begitu, anak akan belajar untuk lebih berani terbuka dan mengutarakan hal-hal yang mengganggu pikirannya selama ini.
Dilansir The National Institute of Mental Health, ada beberapa cara untuk membantu anak mengutarakan perasaannya. Biarkan anak berbicara, menulis, atau menggambar apa pun tentang kejadian yang membuatnya trauma. Selain itu, biarkan anak untuk merasa sedih dan menangis.
3. Afirmasi anak bahwa mereka gak melakukan kesalahan

Ketiga, psikoterapis Amy Morin mengatakan agar orang-orang dewasa bisa memberikan pengertian kepada anak bahwa mereka gak bersalah. Dilansir Substance Abuse and Mental Health Services Administration, orang lain perlu mengatakan pada anak bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kejadian yang sudah pernah terjadi.
Pasalnya, anak terkadang menyalahkan dirinya sendiri. Maka dari itu, orangtua atau orang terdekatnya perlu memberi pengertian dan afirmasi agar anak gak semakin takut atau rendah diri.
4. Buat rutinitas yang sama agar anak merasa aman

Keempat, buatlah rutinitas dengan anak! Salah satu cara untuk memperbaiki kondisi mental anak adalah memberikan support sepenuhnya. Hal ini bisa dilakukan dengan menciptakan rutinitas yang sama dan positif setiap harinya.
Dilansir Nemours Children Health, ciptakan rutinitas yang menenangkan untuk anak yang mengalami trauma. Misalnya, menyediakan waktu untuk selalu menanyakan kabar atau ceritanya setiap hari, mengajak membaca buku, hingga memberikan pelukan supaya anak merasa aman dan nyaman.
5. Tunjukkan kasih sayang lewat apa pun

Cara terbaik untuk membantu anak memulihkan traumanya adalah memberi kasih sayang sepenuhnya. Sediakan banyak waktu untuk quality time bersama anak tersebut. Meskipun hanya beberapa menit saja, momen quality time yang dilakukan setiap hari sangat berharga untuk anak.
Substance Abuse and Mental Health Services Administration juga menjelaskan bahwa kesabaran itu penting dalam proses pemulihan mental anak. Gunakanlah bahasa yang baik serta berikan pujian apabila anak sudah berusaha memberikan yang terbaik.
Itu dia beberapa cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi. Yang pasti, berikan kasih sayang dan dukungan sepenuhnya agar anak merasa aman.