Relate Banget! Ini 5 Drama Korea yang Menggambarkan Gaya Parenting

Drama yang memiliki 20 episode ini bercerita tentang keluarga kaya yang punya gengsi tinggi. Mereka saling bersaing agar terlihat lebih baik. Bahkan anak-anak mereka pun dipaksa bersaing untuk mendapat nilai pelajaran yang tinggi agar bisa diterima di jurusan kedokteran Universitas Seoul.

Ada berbagai pelajaran yang bisa dipetik, salah satunya adalah memaksa anak berlebihan sangat tidak baik. Meski orang tua ingin yang terbaik, terlalu memaksakan kehendak kadang membuat anak tersiksa. Hal itu diperlihatkan oleh sang anak yang ternyata menyimpan dendam pada orang tuanya. Oleh karena itu, kekompakan orang tua berperan penting dalam tumbuh kembang anak. Setuju gak sih?

Selain kekompakkan orang tua, menjadi role model bagi anak adalah hal penting lainnya. Hal ini terlihat di serial “Penthouse”. Jika orang tua selalu bersikap baik dan menghormati pada orang lain pasti membuat anak terinspirasi untuk melakukan hal yang sama saat bertemu orang lain. Istilahnya sih sang anak adalah ahli meniru. Bukan begitu? 

Sebaliknya, kalau orang tua menghalalkan segala cara untuk mendapatkan suatu keinginan tentu sang anak akan mengikutinya. Inilah yang ditunjukan karakter Hera Palace yang melakukan tindakan irasional demi mendapatkan keinginan dia. Harus pintar-pintar emang ya sebagai orang tua?

Bentuk lain parenting yang sangat diinginkan oleh anak adalah kasih sayang. K-drama ini sukses menampilkan nuansa kasih sayang orang tua yang hangat dan rela melakukan apapun demi kebahagiaan anak. Akhirnya pun sang anak dapat tumbuh dengan baik. Dengan begitu tak hanya kesehatan fisik, tetapi kesehatan mental pun juga terjaga.

Berbicara soal kesehatan mental, saat pandemik seperti ini kesehatan mental anak juga penting diperhatikan. Supaya tumbuh kembang anak tetap optimal meski selama pandemik. Nah, pada Hari Anak Nasional lalu, Tokopedia bersama Psikolog Anak, Fathya Artha Utama dan Pemilik Utama Spice, Ria Templer berbagi tips bagi orang tua untuk membangun suasana rumah yang positif dan nyaman sehingga bisa menjaga kesehatan mental anak. Di antaranya adalah:

• Jaga keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan. Menurut Fathya, pandemik membuat orang tua lebih banyak di rumah dan perlu adanya kompromi setiap hari untuk menentukan prioritas antara keluarga dan pekerjaan.
• Ketahui ciri-ciri anak yang sedang stres. Fathya menegaskan bahwa anak cenderung mengalami stres karena tekanan yang ada di rumah selama pandemik. Biasanya perubahan perilaku, emosi, dan keluhan fisik adalah ciri stres yang dialami.
• Komunikasikan emosi. Setelah mengetahui ciri stres anak, saatnya berdialog dengan anak secara jujur. Dengan begitu orang tua dan anak dapat menyusun strategi untuk saling menenangkan. Pahami juga bahwa semua emosi yang dirasakan itu benar dan diterima.
• Dampingi anak kelola emosi. Selalu ada bagi anak itu penting. Maka dari itu Fathya berbagi tips dampingi anak dengan metode HADIR yaitu Hadapi dengan tenang, Anggap semua perasaan penting, Dengarkan tanpa distraksi, Ingat untuk bantu menamai emosi anak dan Rembukan opsi, batasan serta solusi masalah.
• Pentingnya relaksasi bagi keluarga. Rileks juga oke banget. Meditasi atau memakai masker wajah bersama sebagai kegiatan akhir pekan. Atau menggunakan essential oil dari Utama Spice UMKM Bali di Tokopedia. Sebab, kandungan kamomil dan minyak kenanga bisa memberi rasa tenang. Sedangkan aroma mint hingga minyak kayu putih (cajeput) yang dingin dan menyegarkan bantu sistem kekebalan tubuh dan penyembuhan.   

Jadi nggak heran kan kalau selama PPKM ini, produk essential oil jadi sangat diminati. Bahkan, penjualan Utama Spice di Tokopedia meningkat lebih dari 2x lipat selama PPKM Darurat kemarin berlangsung.

Wah, mantap ‘kan tips dari mereka? Gampang banget diterapkan!

Dalam serial ini memberikan pesan bahwa kemampuan untuk membicarakan masalah merupakan aspek yang penting dalam hubungan orang tua dan anak. Orang tua dan anak seringkali merasa tidak bisa memahami satu sama lain yang akhirnya membuat tidak ada koneksi yang baik tentang masalah atau pendapat yang sang anak miliki. 

Sebagai teladan, ada baiknya orang tua dapat mendorong anak-anak untuk berbicara jujur dan terbuka, percaya, serta menghargai perasaan. Komunikasi yang positif pasti dapat terwujud dalam keluarga. Seandainya sang ibu bersikap lebih hangat dan tidak selalu marah padanya, Ju Kyung pasti dengan jujur membicarakan soal masa lalunya ya. Eits, ini bukan spoiler ya!

Last but not least, yang paling menyentuh adalah penggambaran bahwa orang tua di Asia selalu menganggap anak sebagai investasi di masa tua mereka. Sehingga kerap memaksa anak untuk untuk bisa sukses sesuai dengan caranya. Padahal ini gak baik juga sih. Anak kan memiliki jalan dan mimpinya sendiri. 

Quotes yang paling IDN Times ingat tuh saat Won Hae Hyo mengatakan,”kami memang karya kalian, tapi bukan milik kalian”. Boom! Seketika ruangan hening. Buat kamu yang belum nonton, buruan nonton gih. 

Nah itu tadi K-drama yang sarat dengan tips parenting. Apakah kamu ada K-drama lainnya yang juga menggambarkan tentang parenting dan keluarga? Tulis di kolom komentar di bawah, ya! (WEB)