Ini 5 Penyebab Anak Gemar Begadang, Jangan Dibiasakan!

03 Jun 2022, 09:12 WIB

ilustrasi membangunkan anak (unsplash.com/@kellysikkema)

Anak-anak biasanya sejak kecil sudah memiliki jadwal aktivitas sehari-hari yang cukup teratur. Hal ini juga termasuk dengan jam tidurnya yang biasanya sudah dimulai sebelum pukul 9 malam.

Ternyata tidak semua anak memiliki jadwal tidur yang sama, sebab beberapa anak justru ada yang mengalami permasalahan tidur hingga cenderung begadang setiap hari. Jelas saja ini menjadi satu kebiasaan yang buruk, sebab dapat memengaruhi kognitif dan kesehatan anak. Biasanya anak-anak yang begadang disebabkan karena beberapa penyebab yang berikut ini, sehingga kamu sebagai orangtua dapat menghindarinya secara cermat.

1. Waktu tidur anak yang berantakan

ilustrasi durasi tidur anak (unsplash.com/anniespratt)

Penyebab yang pertama adalah karena waktu tidur anak yang berantakan. Semestinya penjadwalan tidur anak sudah dilakukan bahkan sejak mereka masih kecil, sehingga cenderung repetitif setiap waktunya.

Misalnya anak tidur pukul 8 malam, sehingga setiap hari jadwal tidur tersebut pun haruslah sama dan repetitif. Jika orangtua tidak konsisten dalam menemani anak untuk tidur pukul 8, maka waktu tidurnya akan mudah berantakan.

2. Kurang memaksimalkan rutinitas anak

ilustrasi anak bermain (pexels.com/@Polesie_Toys)

Layaknya orang dewasa, anak-anak juga memiliki rutinitasnya tersendiri. Hal ini bisa berbeda-beda setiap anaknya, tergantung minat dan aktivitas rutin yang dimiliki oleh anak. Salah satunya tentu berkaitan dengan motorik yang dimiliki anak.

Bila orangtua berhasil memaksimalkan rutinitas anak, maka mereka akan menghabiskan tenaganya dengan maksimal, sehingga merasa lelah dan terlelap sesuai jadwal. Namun, jika anak justru menghabiskan waktu dengan kurang maksimal, seperti sibuk menonton tv dan bermain ponsel, maka tenaganya akan tersisa. Tenaga inilah yang membuat anak jadi sulit untuk tidur awal.

3. Lingkungan yang tak nyaman untuk tidur

ilustrasi anak tidur (unsplash.com/@picsea)

Lingkungan memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kualitas tidur yang dimiliki anak. Orangtua jelas memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa anak-anaknya berada di lingkungan yang nyaman untuk beristirahat.

Lain halnya apabila anak justru berada di lingkungan yang berisik, banyak nyamuk, atau tidak nyaman untuk dipakai beristirahat. Hal inilah yang juga akan membuat anak jadi mudah terjaga hingga larut malam.

4. Depresi pada anak

ilustrasi anak menangis (pexels.com/@Helena-Lopes)

Depresi merupakan gangguan psikologi yang ditandai dengan rasa stres berlebih terhadap sesuatu. Bukan hanya orang dewasa saja yang dapat berpotensi mengalami depresi, melainkan anak-anak juga memperoleh risiko yang sama.

Depresi pada anak mungkin bisa berasal dari beragam alasan yang berbeda. Anak-anak yang mengalami depresi dan tidak memperoleh bantuan, maka akan berisiko mengganggu waktu tidurnya. Hal ini membuat anak jadi semakin rentan terganggung secara psikologis dan fisiknya.

5. Membiarkan anak tidur siang terlalu lama

ilustrasi waktu tidur (pexels.com/@Варвара-Курочкина)

Anak-anak biasanya memiliki jadwal untuk beristirahat di siang hari, selepas pulang sekolah atau selepas beraktivitas. Hal ini membuat mereka bisa menghabiskan waktu untuk tidur dengan rentang waktu yang berbeda-beda.

Meski demikian, orangtua harus sigap dalam membatasi waktu tidur siang anak. Apabila membiarkan anak tidur siang terlalu lama, maka akan berdampak pada waktu tidur malamnya yang larut.

Kebiasaan begadang pada anak jelas merupakan hal yang tidak baik. Selain akan mengganggu konsentrasi, namun begadang akan berdampak pada kesehatan mereka. Biasakan anak untuk tidur teratur, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.