Kamu barangkali pernah mendengar bagaimana anak rantau harus berjuang saat kuliah atau bekerja di tempat yang jauh dari rumah. Nyatanya, hidup jauh dari keluarga dan tempat tinggal asli itu butuh keahlian tertentu lho!
Di sisi lain, bagaimana seseorang mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal baru, acap kali memengaruhi hasil belajar atau pekerjaan mereka. Dilansir Self Sufficient Kids, berikut beberapa life skills yang bisa diberikan orangtua sebelum anak meninggalkan rumah.
Kesuksesan bukan hanya terletak dari bagaimana seseorang mampu menguasai bidang akademis, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Di mana, hal ini berkaitan dengan bagaimana mengatur keuangan.
Orangtua bisa memulainya dengan melatih anak untuk bertanggung jawab menggunakan uang yang telah diberikan. Mereka bisa membantu anak membuat daftar pengeluaran, tabungan, dan pendapatan dalam kurun waktu tertentu.
Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang memasak makanan sendiri di rumah, akan lebih sehat karena mengonsumsi kalori lebih sedikit. Mengajari anak berbelanja dan memasak, membantu mereka mampu mengatur pola makan dengan baik.
Orangtua bisa membekali dengan pengetahuan tentang alat dapur sederhana serta resep yang mudah dibuat oleh anak. Selain lebih sehat, memasak di rumah akan memangkas uang makan bulanan pula.
Bebaskan anak memulai satu hal baru untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Asal kegiatan itu merupakan hal yang positif, anak perlu mencoba kegiatan atau hobi baru yang ia senangi.
Hobi ini akan membantu mereka agar tidak mudah bosan ketika berada jauh dari rumah. Beberapa anak yang punya mindset berani mencoba hal baru yang menantang dan mengambil risiko dari satu pekerjaan, lebih sukses dalam menjalankan bisnis mereka.
Saat berada di tanah rantau, anak akan bertemu banyak orang. Ia harus dibekali bagaimana berkomunikasi pada dosen, pelatih, kasir di toko, karyawan salon, manajer, atau rekan kantor.
Setidaknya, mereka tahu bagaimana meminta bantuan, bahkan pada orang yang belum mereka kenal. Orang tua bisa memulai dengan memberi pemahaman pada anak bahwa berkenalan dengan orang baru adalah sesuatu yang tidak buruk.
Bahkan hingga dewasa, beberapa orang masih kesulitan dalam mengatur waktu mereka. Inilah kenapa sebagai orangtua sudah selayaknya membiasakan anak belajar manajemen waktu sejak dini.
Hal ini bisa dimulai dengan bagaimana mengatur kegiatan yang dilakukan dalam sehari dan memprioritaskan proyek atau pekerjaan mereka. Anak-anak juga bisa belajar secara langsung dari contoh orangtua.
Orang dewasa kerap kali dihadapkan pada persoalan di mana mereka harus mempertahankan pendapatnya. Seperti misalnya, dalam hal ini, ketika bertanya pada dosen atau memberi tahu bahwa ada yang salah dalam perhitungan bill oleh kasir.
Beri anak kesempatan jadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Orangtua juga perlu mendengarkan anak ketika di tengah keadaan sulit pada teman atau guru untuk menemukan solusi. Ini membantunya percaya diri dan mempertahankan hak mereka.
Kegagalan adalah hal yang lumrah dalam kehidupan. Namun bagi anak yang belum memahami makna kegagalan, mereka mungkin lebih sulit menerima kegagalan atau belajar dari pengalaman itu.
Ketika orangtua menunjukkan hal yang perlu dibenahi pada tugas anak, secara gak langsung orangtua membantu anak menuntaskan proyek yang belum selesai. Hal-hal yang menyulitkan, baik itu dari sisi emosional, intelektual, atau sosial, akan lebih mudah ditangani anak ketika orangtua memberi pengarahan.
Menempatkan barang di tempat yang benar, akan membantu mengoordinasi tugas sehingga anak berhasil mencapai target. Ketika anak terbiasa mengatur jadwal atau barang yang mereka miliki, itu akan membantu menyelesaikan tugas jangka pendek.
Ini bisa dimulai dengan membuat daftar cek atau menyediakan tempat untuk menyimpan barang sesuai dengan kegunaan. Anak bisa diajari bagaimana melipat pakaian dan menyimpannya di lemari atau menyiapkan sepatu dan tas ketika akan pergi ke sekolah pada malam hari sebelumnya.
Cara sederhana untuk merawat kendaraan pribadi seperti mencuci, memompa atau mengganti ban, hingga mengganti oli, setidaknya sudah dibiasakan orangtua sejak kecil. Teknik perawatan sederhana ini dibutuhkan ketika kendaraan mereka butuh di-service.
Selanjutnya, orangtua perlu memberi tahu tentang hal apa saja yang harus dipersiapkan anak ketika kendaraan perlu ditaruh di bengkel. Sebab, beberapa anak yang baru meninggalkan rumah, masih kesulitan membawa kendaraan mereka ketika rusak.
Pengalaman langsung adalah cara terbaik untuk mengajari anak bepergian ke suatu tempat. Orangtua dapat mengajari cara memesan tiket, apa saja yang perlu dibawa ketika bepergian, hingga bagaimana menggunakan transportasi umum dengan aman.
Pengalaman menggunakan transportasi umum adalah hal dasar yang membantu anak tetap survive di mana pun mereka berada. Membaca peta atau GPS di handphone juga sama pentingnya.