Bukan Sekadar Curhat, Ini 5 Manfaat Menulis Buku Diary untuk Anak

Sebagian dari kita mungkin pernah memiliki buku diary semasa kecil untuk menuliskan mimpi, perasaan, atau bahkan hal-hal sederhana seperti kejadian lucu di sekolah. Namun tahukah kamu? Buku diary bukan hanya sekadar tempat curhat atau catatan harian. Bagi anak-anak, kebiasaan menulis diary ternyata bisa menjadi salah satu aktivitas yang berpengaruh bagi tumbuh kembang mereka.
Didukung pula oleh para ahli seperti penulis buku anak-anak ternama Jacqueline Wilson dan psikolog anak Dr. Sheryl Ziegler, menulis diary diakui sebagai salah satu cara efektif untuk membantu perkembangan emosional dan akademis anak. Penasaran apa saja manfaatnya? Yuk, kita bahas satu per satu.
1. Meningkatkan keterampilan menulis ide dan bahasa anak

Sebuah penelitian dari National Literacy Trust menunjukkan bahwa anak-anak yang rajin menulis buku diary punya kemampuan menulis yang lebih baik dibandingkan teman-teman seusianya. Bahkan, anak-anak yang rutin menulis diary hampir dua kali lebih mungkin punya kemampuan menulis di atas standar untuk usia mereka.
Yang membuat hasil ini makin menarik adalah anak-anak merasa menulis diary itu seru. Karena mereka bebas memilih topik sendiri, aktivitas ini terasa lebih seperti "me time" yang menyenangkan. Kebebasan ini membuat mereka lebih semangat menulis, dan lama-lama kemampuan bahasa dan menulis mereka pun ikut berkembang.
2. Mengasah kemampuan motorik halus melalui menulis tangan

Saat ini, banyak anak lebih sering mengetik di tablet atau laptop dibandingkan menulis manual. Padahal, keterampilan menulis tangan tetap penting untuk koordinasi motorik halus, konsentrasi, dan daya ingat.
Dengan rutin mengisi diary, anak berlatih membentuk huruf dengan rapi. Aktivitas ini juga memperkuat koneksi otak antara ide yang muncul dan gerakan tangan yang menuliskannya, sehingga membantu mempercepat pemahaman dan retensi memori. Selain itu, tulisan tangan yang baik masih sangat dibutuhkan dalam berbagai tugas sekolah dan kehidupan sehari-hari.
3. Menumbuhkan kreativitas anak

Diary adalah ruang pribadi tempat anak bisa bebas berekspresi tanpa aturan ketat. Mereka bisa menulis cerita fiksi, mencatat mimpi, membuat puisi, bahkan menggambar suasana hati mereka hari itu.
Kebebasan ini bermanfaat untuk menumbuhkan kreativitas alami anak. Menurut Jacqueline Wilson, format diary membuat cerita terasa lebih hidup. Lewat kegiatan ini, anak belajar bahwa menulis bukan cuma soal benar dan salah, tapi juga soal merasakan dan mengekspresikan.
4. Tempat yang tepat untuk mengekspresikan emosi

Bagi beberapa anak, berbicara tentang perasaan mereka secara langsung bisa terasa sulit. Menulis diary menawarkan jalan keluar yang aman dan tanpa penilaian saat menuangkan pikiran dan emosi.
Menurut Dr. Sheryl Ziegler, menulis diary membantu anak-anak memproses perasaan mereka, baik saat mengalami kesulitan emosional maupun ketika merayakan kebahagiaan kecil. Lewat cara ini, anak belajar mengenali perasaannya, mengurangi stres, dan jadi lebih kuat secara emosional sejak kecil.
5. Membentuk kebiasaan refleksi diri dan mindfulness

Saat anak duduk dan menulis tentang pengalaman harian mereka, sebenarnya mereka sedang melatih kebiasaan refleksi diri. Mereka mengingat apa yang terjadi, merenungkan perasaannya, dan memaknai pengalaman tersebut.
Ini adalah bentuk awal dari mindfulness, yaitu kemampuan untuk sadar penuh terhadap momen yang sedang dijalani. Anak yang terbiasa menulis diary cenderung lebih mampu mengelola emosi, mengambil pelajaran dari pengalaman, dan mengembangkan pola pikir positif dalam hidupnya.
Menulis diary bisa membantu anak lebih mengenal dirinya sendiri dan belajar mengungkapkan perasaan dengan cara yang menyenangkan. Dari kebiasaan ini, anak jadi lebih percaya diri, kreatif, dan tenang. Yuk, dukung anak untuk menulis setiap hari dan biarkan mereka tumbuh lewat kata-kata.