5 Sikap Orang Tua yang Membentuk Anak Jadi Penakut

#IDNTimesLife Tanpa sadar kerap dilakukan

Saat anak telah dewasa, orang tua bakal merasa gemas sendiri melihat karakternya yang penakut. Ini dikarenakan sedikit banyak, sifat penakut juga akan membuatnya manja.

Belum lagi, hidup si anak menjadi kurang berkembang. Bagaimana hidupnya akan berkembang seperti teman-temannya jika ia tidak pernah berani mengambil keputusan sendiri, melangkah maju, dan menghadapi berbagai tantangan?

Akan tetapi, tak bijaksana juga jika orang tua hanya menyalahkan anak. Bukan tidak mungkin justru merekalah yang telah menanamkan benih ketakutan dengan cara-cara berikut ini: 

1. Orang tua suka membesar-besarkan potensi bahaya

5 Sikap Orang Tua yang Membentuk Anak Jadi PenakutIlustrasi ekspresi takut (unsplash.com/ritchimondo_faharudo777)

Orang tua tentu perlu memberi tahu anak tentang berbagai potensi bahaya. Ini penting agar anak tak kerap celaka selagi masih dapat dicegah. Misalnya, bahaya berlarian di dalam rumah sebab anak dapat tersandung kaki meja atau kursi.

Akan tetapi, wajib bagi orang tua memperkenalkan potensi bahaya secara masuk akal pada anak. Jangan lebay seperti dengan berkata, "Awas, ikan-ikannya jangan dibuat mainan. Nanti tanganmu digigit sampai putus, lho."

Padahal, itu bukan ikan yang ganas melainkan ikan hias berukuran kecil yang sama sekali tidak berbahaya. Meski maksud orang tua baik, caranya kurang tepat. Sebaiknya, orang tua langsung saja menjelaskan bahwa ikan dapat stres jika terus diganggu.

Baca Juga: Buruk bagi Masa Depan Anak, Ini 5 Dampak Buruk Helicopter Parenting

2. Orang tua juga melebih-lebihkan kesalahan anak sehingga dia kapok melakukan sesuatu

5 Sikap Orang Tua yang Membentuk Anak Jadi PenakutIlustrasi bersembunyi (unsplash.com/bady)

Sebagai individu dewasa, orang tua sudah pasti tahu cara yang paling tepat untuk melakukan berbagai hal. Namun, tidak demikian dengan anak. Bisa dibilang, semua hal di dunia ini baru baginya.

Dalam proses belajarnya, anak akan sering melakukan coba-coba. Tentu saja, anak tidak dapat langsung berhasil. Kerap kali, apa yang dikerjakannya justru berakhir berantakan.

Contohnya, anak memecahkan piring saat ia mencoba mencucinya sendiri. Jika orang tua tak sabaran dan kurang memahami bahwa ini bagian dari proses belajar anak, mereka pasti bakal marah-marah.

Anak menjadi ketakutan dan tak tertarik untuk mencoba mencuci piring lagi di kemudian hari. Malah jadi selamanya merepotkan orang tua, kan? Padahal, orang tua hanya perlu menasihatinya agar lebih berhati-hati.

3. Menakut-nakuti anak tentang risiko bila ia jujur soal kesalahannya

5 Sikap Orang Tua yang Membentuk Anak Jadi PenakutIlustrasi isyarat untuk diam (unsplash.com/blue_jean)
dm-player

Misalnya, anak tidak sengaja memecahkan vas bunga di meja guru. Tidak ada saksi saat hal itu terjadi, tetapi anak ingin berkata jujur pada gurunya karena ia merasa bersalah.

Namun, orang tua yang mendengar cerita anak justru cepat-cepat mencegahnya. Orang tua menakut-nakuti anak dengan berbagai risiko yang mungkin harus dihadapinya kalau sampai mengaku.

Seperti nanti kena hukuman harus mengganti vas itu, diejek teman, dan sebagainya. Cara mendidik seperti ini selain membuat anak tumbuh menjadi seorang penakut, dia juga bakal kurang memiliki rasa tanggung jawab.

4. Orang tua selalu di dekat anak, dia jadi ketakutan saat harus berpisah

5 Sikap Orang Tua yang Membentuk Anak Jadi PenakutIlustrasi menangis (unsplash.com/arwanod)

Istilahnya, anak mengalami kelekatan yang tidak aman dengan orang tua. Anak yang masih kecil memang wajar bila merasa cemas saat harus terpisah dari orang tua atau pengasuh yang setiap hari bersamanya.

Namun, dalam kasus kelekatan yang tidak aman, anak tetap mengalami kepanikan saban berpisah dari orang tua sekalipun dia sudah cukup besar. Contohnya, bersekolah saja harus ditunggui dari bel masuk sampai bel pulang.

Bila orang tua tak tampak dari jendela atau pintu kelas, anak akan seketika panik. Dia menangis, mencari orang tua, dan sukar sekali ditenangkan.

Atau dalam kasus lain, sampai anak remaja tidak berani tidur sendiri karena ia terbiasa tidur bersama orang tua. Bahkan pergi ke kamar mandi saja harus ditunggui sampai di depan pintunya.

5. Orang tua tidak membekali anak dengan cara mencegah dan mengatasi bahaya

5 Sikap Orang Tua yang Membentuk Anak Jadi PenakutIlustrasi merasa takut (unsplash.com/katiegerrard)

Mengenalkan potensi bahaya pada anak baru satu di antara sekian banyak tugas penting orang tua. Tugas berikutnya yang gak boleh ketinggalan ialah mengajari anak cara mencegah atau mengatasi bahaya itu.

Jika anak tahu cara-cara yang dapat dilakukannya untuk mencegah atau mengatasi bahaya, dia menjadi lebih tenang dan percaya diri. Contohnya, didekati orang asing dapat menjadi tanda bahaya.

Apabila anak tidak diberi tahu cara untuk mencegah atau mengatasinya, dia malah jadi gak berani bermain di luar. Bahkan pergi ke sekolah pun harus selalu diantar jemput orang tua. Padahal, orang tua juga sibuk bekerja.

Orang tua seharusnya memberi tahu anak agar sebisa mungkin ia berjalan bersama teman-temannya. Atau selekasnya mencari bantuan guru, tetangga, atau orang dewasa lainnya yang dapat dipercaya jika ada orang asing yang gerak-geriknya mencurigakan. 

Penting untuk orang tua membangun keberanian yang positif dalam diri anak. Kegagalan orang tua dalam hal ini akan membuat masa depan anak menyedihkan.

Jangankan berani menerima berbagai tantangan dalam hidup, dalam pergaulan pun anak akan sulit diterima oleh teman-temannya. Misalnya, karena dia terlalu cengeng, sedikit-sedikit menangis dan mengambek. Kasihan, kan?

Baca Juga: 5 Cara Menghentikan Rantai Toxic Parenting dalam Keluarga

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya