6 Penyebab Anak Merasa Orangtua Tidak Adil

- Perlakuan berbeda sesuai kebutuhan membuat anak merasa orangtua tidak adil.
- Ekspektasi tinggi pada anak tertua sering kali membuat ia merasa diperlakukan tidak adil.
- Anak ingin pengakuan yang sama dari orangtua untuk memenuhi kebutuhan emosional dasar.
Pernah, gak, sih, kamu merasa kalau orangtua lebih sayang sama adik atau kakakmu? Atau mereka lebih percaya pada salah satu anak dibanding yang lain? Tenang, kamu gak sendirian. Banyak sekali anak yang punya perasaan serupa, seolah-olah orangtua pilih kasih dan gak pernah benar-benar adil.
Padahal, kalau ditelusuri lebih dalam, masalah ini gak selalu soal sayang atau gak sayang. Ada banyak faktor yang membuat anak sering salah paham dengan sikap orangtua. Yuk, kita bahas satu-satu biar gak salah paham lagi!
1. Perbedaan perlakuan = perbedaan kebutuhan

Salah satu alasan kenapa anak merasa orangtua gak adil karena perlakuan yang berbeda ke tiap anak. Adik yang masih kecil, misalnya, lebih sering dibantu mengerjakan PR. Sementara, kakak yang sudah besar disuruh mandiri. Dari sisi anak, ini kelihatannya seperti pilih kasih.
Padahal, orangtua biasanya menyesuaikan perlakuan dengan kebutuhan masing-masing anak. Yang kecil memang butuh bantuan lebih, sementara yang besar dianggap bisa berusaha sendiri. Sayangnya, anak sering salah paham dan menganggap ini bukti bahwa orangtua gak adil.
2. Ekspektasi tinggi pada anak tertua

Sebagai anak pertama, kamu mungkin sering merasa dituntut untuk bisa segalanya. Nah, di sinilah sering muncul rasa gak adil. Anak pertama sering dijadikan contoh, dituntut lebih dewasa, bahkan kadang harus mengalah demi adik-adiknya.
Sementara anak bungsu biasanya dianggap lebih manja dan lebih dimaklumi kalau salah. Perbedaan ekspektasi inilah yang membuat si sulung merasa diperlakukan gak adil. Padahal, sebenarnya orangtua hanya ingin membentuk tanggung jawab sesuai usia.
3. Anak ingin pengakuan yang sama

Anak itu punya kebutuhan emosional dasar: ingin dihargai, didengar, dan diakui. Kalau orangtua lebih sering memuji salah satu anak, yang lain bisa langsung merasa diabaikan. Sang kakak, misalnya, sering dipuji karena nilainya bagus, sementara adik yang jago olahraga jarang diapresiasi.
Hal seperti ini membuat anak merasa gak dianggap. Padahal, bisa jadi orangtua sebenarnya bangga juga. Akan tetapi, cara mengekspresikan hal tersebut memang kurang seimbang.
4. Anak melihat dari kacamata subjektif

Kadang, rasa gak adil itu sebenarnya muncul dari sudut pandang anak sendiri, bukan dari realitas yang ada. Sang kakak, misalnya, merasa adik lebih diperhatikan. Namun, dari sisi adik, justru kakak yang lebih dipercaya. Artinya, perasaan “gak adil” sering dipengaruhi oleh perspektif. Anak cenderung membandingkan dirinya dengan saudara lain tanpa melihat kondisi secara utuh.
5. Orangtua punya beban dan pertimbangan tersendiri

Jangan lupa, orangtua juga manusia yang punya banyak pertimbangan. Mereka kadang harus memutuskan sesuatu berdasarkan situasi yang anak belum tentu paham. Sebagai contoh, kenapa kakak dapat uang jajan lebih banyak? Bisa jadi jawabannya kebutuhan transportasi atau kegiatan sekolah yang berbeda.
Anak sering hanya melihat permukaan tanpa memahami alasan di balik keputusan orangtua. Dari situlah, muncul kesan kalau orangtua gak bersikap adil. Padahal, sebenarnya mereka sedang berusaha menyeimbangkan sesuai kebutuhan masing-masing anak.
6. Komunikasi yang kurang terbuka

Banyak masalah antara anak dan orangtua sebenarnya berawal dari komunikasi yang gak lancar. Orangtua jarang menjelaskan alasan di balik keputusan mereka, sementara anak juga gak berani bertanya langsung. Akibatnya, lahirlah asumsi negatif bahwa anak beranggapan orangtua pilih kasih atau gak sayang anak.
Jadi, kenapa anak selalu merasa orangtuanya gak adil? Jawabannya karena kombinasi dari kebutuhan yang berbeda, ekspektasi yang gak sama, sampai komunikasi yang kurang terbuka. Perasaan itu wajar sekali, tapi penting juga untuk anak memahami sudut pandang orangtua. Pada akhirnya, adil bukan berarti sama rata, melainkan sesuai kebutuhan.