Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Perbedaan Parenting Zaman Sekarang dan Zaman Dulu

Ilustrasi keluarga muda dengan dua anaknya.
Ilustrasi keluarga muda dengan dua anaknya. (pexels.com/Vlada Karpovich)
Intinya sih...
  • Orang tua masa kini lebih demokratis dalam membuat keputusan, melibatkan anak dalam diskusi dan memberi mereka rasa dihargai.
  • Perhatian pada kesehatan mental anak menjadi prioritas, dengan membicarakan stres dan cemas serta mencari solusi tanpa menghakimi.
  • Teknologi digunakan sebagai alat belajar, dengan pengawasan aktif dari orang tua untuk memastikan anak belajar secara efektif.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Parenting zaman sekarang memang terasa berbeda dibandingkan pola asuh orang tua dulu. Perubahan gaya hidup, teknologi, dan cara komunikasi membuat orang tua masa kini punya pendekatan yang lebih fleksibel dan modern. Anak-anak tumbuh di era digital, sehingga orang tua dituntut untuk lebih adaptif dalam mendampingi mereka.

Mengetahui perbedaan ini bisa membantu kita memahami kenapa pola asuh sekarang lebih variatif. Yuk, simak enam cara parenting masa kini yang bikin gaya mendidik anak terasa beda banget dari dulu.

1. Lebih demokratis dalam membuat keputusan

Ilustrasi keluarga.
Ilustrasi keluarga. (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kalau dulu orang tua cenderung otoriter, sekarang banyak yang lebih terbuka mendengarkan pendapat anak. Anak diajak berdiskusi sebelum mengambil keputusan, mulai dari hal kecil seperti memilih baju hingga hal besar seperti menentukan sekolah. Cara ini membuat anak merasa dihargai dan lebih percaya diri.

Pendekatan demokratis membantu anak belajar bertanggung jawab atas pilihannya. Orang tua tetap memberi arahan, tapi tidak memaksakan kehendak. Hasilnya, anak tumbuh lebih mandiri sekaligus punya hubungan yang hangat dengan orang tua.

2. Fokus pada kesehatan mental anak

ilustrasi keluarga (freepik.com/tirachardz)
ilustrasi keluarga (freepik.com/tirachardz)

Dulu, kesehatan mental sering dianggap bukan prioritas. Sekarang, orang tua lebih peduli pada perasaan dan emosi anak. Mereka mulai terbuka membicarakan hal-hal seperti stres sekolah atau rasa cemas.

Dengan perhatian pada kesehatan mental, anak merasa lebih aman untuk berbagi cerita. Orang tua pun bisa membantu mencari solusi tanpa menghakimi. Pendekatan ini membuat anak tumbuh lebih resilien menghadapi tantangan hidup.

3. Menggunakan teknologi sebagai alat belajar

Ilustrasi anak belajar menggunakan laptop dengan orang tua mendampingi.
Ilustrasi anak belajar menggunakan laptop dengan orang tua mendampingi. (pexels.com/Kampus Production)

Kalau dulu belajar hanya lewat buku, sekarang teknologi jadi bagian penting dalam pendidikan anak. Gadget dan internet digunakan untuk mencari informasi, menonton video edukasi, atau bermain game interaktif. Anak jadi lebih cepat memahami materi dengan cara yang menyenangkan.

Orang tua masa kini juga lebih aktif mengawasi penggunaan teknologi. Mereka memastikan anak tidak sekadar bermain, tapi juga belajar. Dengan cara ini, teknologi bisa jadi sahabat dalam proses tumbuh kembang anak.

4. Lebih fleksibel dalam aturan

Ilustrasi anak bermain kartu huruf di lantai bersama orang tua.
Ilustrasi anak bermain kartu huruf di lantai bersama orang tua. (pexels.com/Karola G)

Orang tua dulu sering membuat aturan ketat yang harus ditaati tanpa kompromi. Sekarang, aturan lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan anak. Misalnya, jam tidur bisa dinegosiasikan saat akhir pekan.

Fleksibilitas ini membuat anak merasa lebih bebas, tapi tetap bertanggung jawab. Orang tua memberi ruang untuk anak belajar mengatur diri sendiri. Hasilnya, anak tumbuh dengan disiplin yang lebih realistis.

5. Lebih terbuka soal pendidikan seksual

ilustrasi komunikasi antara ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi komunikasi antara ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Topik pendidikan seksual dulu sering dianggap tabu. Sekarang, orang tua lebih berani membicarakannya dengan anak sesuai usia. Tujuannya agar anak paham tentang tubuhnya dan bisa menjaga diri.

Dengan komunikasi terbuka, anak tidak bingung mencari jawaban di tempat yang salah. Mereka belajar langsung dari orang tua yang dipercaya. Cara ini membantu anak tumbuh dengan pengetahuan yang sehat dan aman.

6. Parenting yang lebih kolaboratif

ilustrasi bermain bersama orang tua (pexels.com/Kaboompics.com)
ilustrasi bermain bersama orang tua (pexels.com/Kaboompics.com)

Kalau dulu peran ayah dan ibu sering terpisah, sekarang parenting lebih kolaboratif. Ayah ikut terlibat dalam urusan rumah dan pengasuhan anak, bukan hanya ibu. Anak pun melihat bahwa peran orang tua bisa saling melengkapi.

Kolaborasi ini membuat anak merasa mendapat dukungan penuh dari kedua orang tua. Hubungan keluarga jadi lebih harmonis karena semua pihak terlibat. Parenting masa kini benar-benar menekankan kerja sama dalam membesarkan anak.

Parenting sekarang memang punya warna baru yang lebih adaptif dan humanis. Perubahan gaya asuh ini menunjukkan bahwa orang tua masa kini berusaha memahami kebutuhan anak sesuai zaman. Dengan pola yang lebih demokratis, terbuka, dan kolaboratif, anak bisa tumbuh sehat, percaya diri, dan siap menghadapi dunia modern.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Bahaya Memendam Stres Sendirian, Jangan Dianggap Sepele!

28 Des 2025, 23:15 WIBLife