6 Rambu agar Latihan Disiplin di Rumah Gak Bikin Anak Stres

Mayoritas orangtua akan merasa senang jika anaknya bisa menjadi pribadi yang disiplin. Dengan kedisiplinan yang tertanam kuat dalam diri anak, ia diharapkan akan lebih mudah mencapai cita-citanya kelak. Kehidupannya pun jauh dari kesembronoan.
Sebagai tindak lanjutnya, orangtua perlu melatih anak agar berdisplin sejak usia dini. Namun, dalam prosesnya orangtua wajib tetap bijaksana. Jangan bersikap terlalu kaku dan keras yang bakal membuat anak stres.
Ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan oleh orangtua. Catat apa sajakah itu dan jadikan latihan disiplin di rumah tetap menyenangkan bagi anak. Siap-siap jadi role model, ya!
1. Sesuaikan dengan usia anak

Betul, latihan disiplin perlu dimulai sejak anak masih kecil. Akan tetapi, tentunya berbeda dong, mengajarkan kedisiplinan pada anak yang masih balita dengan anak usia sekolah.
Kebutuhan bermain anak balita masih sangat tinggi. Kemampuannya dalam memahami beragam peraturan pun amat terbatas. Orangtua harus mampu bersikap toleran. Misalnya, alih-alih langsung menyuruh anak membereskan seluruh mainannya sendiri, orangtua masih perlu membantunya.
2. Kedisiplinan juga wajib dicontohkan orangtua

Tanpa contoh perilaku yang mencerminkan kedisiplinan, anak menjadi kehilangan kepercayaan pada orangtua. Di mata mereka, orangtua cuma suka menyuruh. Namun dirinya sendiri tidak dapat melaksanakannya.
Bahkan, contoh perilaku dari orangtua lebih besar pengaruhnya bagi anak ketimbang kata-kata. Setiap ucapan orangtua yang tak sesuai dengan perilakunya sendiri bakal diabaikan oleh anak.
3. Terbukalah terhadap kritik dari anak

Melatih kedisiplinan anak bukanlah membungkam nalar kritisnya. Jangan menuntut anak supaya patuh sepenuhnya pada aturan-aturan yang ditetapkan orangtua. Demokrasi juga perlu ada dalam sebuah keluarga.
Alasannya, peraturan yang dibuat orangtua barangkali tidak sempurna atau sulit diterapkan pada situasi yang berbeda-beda. Kritik dari anak mesti didengarkan lalu lanjutkan dengan diskusi tentang solusinya.
Apabila peraturan dirumuskan dengan melibatkan anak juga, komitmennya untuk mematuhi aturan tersebut bakal lebih tinggi. Apalagi setelah anak remaja. Kalau dia dituntut untuk asal menurut saja, nanti malah memberontak, lho.
4. Ada hari tertentu ketika aturan-aturan menjadi lebih longgar

Konsistensi dalam melatih kedisplinan pada anak memang penting. Namun, jeda juga diperlukan biar anak tidak merasa dikekang. Sama dengan rutinitas bekerja maupun sekolah. Hari libur dibutuhkan supaya kita terhindar dari kelelahan fisik maupun psikis.
Contoh simpel, tentang jam tidur dan bangun anak. Di akhir pekan, izinkan anak untuk tidur satu jam lebih malam dan bangun satu jam lebih lambat. Tentunya tanpa melewatkan ibadah pagi seperti salat Subuh, ya.
Anak juga boleh untuk makan di kamarnya jika ia sedang benar-benar kurang enak badan. Daripada ia diharuskan bergabung dengan anggota keluarga yang lain tetapi merasa sangat tidak nyaman bahkan muntah di meja makan.
5. Tegur anak dulu jika ia melanggar aturan, jangan langsung dihukum

Bila sedikit-sedikit anak kena hukuman, baginya rumah menjadi sama saja dengan penjara. Tempat orang yang bersalah menjalani hukumannya. Tidak ada kenyamanan yang dirasakan anak selama di rumah dan ia menjadi tak betah.
Terlalu cepat menghukum anak pun percuma karena akar permasalahan dari pelanggaran atas suatu aturan biasanya kurangnya pemahaman anak. Dia tahu ada aturan seperti dilarang melompat-lompat di tempat tidur, tetapi belum mengerti sepenuhnya tentang alasannya. Makanya, lanjut ke rambu terakhir, yuk!
6. Iringi setiap aturan dengan penjelasan

Namanya juga anak-anak, dijelaskan satu atau dua kali belum tentu mampu memahaminya. Jadi, orangtua yang wajib bersabar, kerap mengulangi penjelasan agar anak tidak lupa, serta menjelaskan dengan bahasa yang paling mudah dimengerti oleh anak.
Misalnya, tentang aturan anak harus belajar sekian jam di malam hari meski tidak ada PR dan televisi dimatikan. Orangtua perlu menjelaskan bahwa ini dimaksudkan agar keesokannya anak siap mengikuti pelajaran di sekolah. Televisi dimatikan selama anak belajar biar perhatiannya tidak terpecah.
Itu lah beberapa rambu yang perlu diperhatikan orangtua saat melatih disiplin pada anak. Sebenernya, tidak hanya latihan disiplin, melatih apa pun pada anak-anak memang butuh kesabaran. Hasil yang sepadan bakal diperoleh setelah kedisiplinan mulai mengakar dalam dirinya. Ayah Bunda harus semangat dan jago bikin suasana tetap asyik supaya anak tak stres.