Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips saat Anak Mengalami Cinta Monyet, Larang atau Biarkan?

ilustrasi dua anak (pexels.com/Sergey Makashin)

Cinta monyet adalah cinta pada lawan jenis yang terjadi pada anak-anak. Namun, tidak semua anak mengalaminya. Ada banyak anak yang gak mempunyai perasaan istimewa sedikit pun pada kawan lawan jenis dan baru merasakannya ketika remaja. Kalau kamu sendiri pernah mengalami cinta monyet, tentu lebih mudah buatmu memahami psikis anak yang sedang merasakannya juga.

Akan tetapi bila dirimu dan pasangan sama-sama hanya fokus belajar dan bermain khususnya dengan teman sesama jenis, bisa-bisa kalian malah takut. Kamu serta pasangan cemas kalau-kalau perasaan anakmu pada kawannya tidak normal. Kalian juga khawatir itu akan mengganggu proses belajar bahkan tumbuh kembangnya secara keseluruhan.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan dari fenomena ini. Namun, pendampingan orangtua memang wajib dilakukan karena anak masih sangat kecil untuk mampu memahami perasaannya sendiri dengan baik. Juga supaya rasa suka pada lawan jenis ini gak berkembang menjadi sesuatu yang negatif. Baca tips saat anak mengalami cinta monyet berikut ini bersama pasanganmu agar kalian dapat bersikap kompak di depan anak.

1. Jangan berlebihan menggodanya

ilustrasi dua anak (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Orang dewasa yang sedang jatuh cinta saja bisa kesal kalau terus digoda. Apalagi anak yang menganggapnya sebagai sikap nakal orangtua padanya. Ia bahkan tidak sempat tersipu-sipu. Kekesalan mendominasi perasaannya. Sekalipun bagimu lucu sekali anak sekecil itu sudah mulai tertarik pada teman lawan jenisnya, tahan ekspresi serta ucapan.

Kalau anak sudah marah lantaran digoda melulu, nanti dia menarik diri darimu. Ia bakal bersikap lebih tertutup, menolak sama sekali membicarakan kawannya, dan pikiran yang berkecamuk bisa menyulitkannya dalam belajar. Lagi pula, anak juga kemungkinan besar tidak tahu bahwa itulah yang disebut dengan cinta monyet.

Dia hanya secara alami merasakan kenyamanan lebih saat bersama salah satu temannya yang lawan jenis. Tak seperti rasa cinta pada remaja dan orang dewasa, rasa berdebar-debar ketika mereka berjumpa bahkan berdekatan pun gak ada. Mereka cuma senang bermain atau belajar bersama dan lebih percaya satu sama lain. Godaanmu tentang kedekatan keduanya malah tidak bisa dipahami oleh anak dan membuatnya sebal.

2. Tanyakan lebih banyak hal tentang temannya itu

ilustrasi dua anak (pexels.com/cottonbro studio)

Asal sikapmu gak tampak menggoda anak, ia pasti merasa baik-baik saja menceritakan teman lawan jenis yang paling dekat dengannya. Bahkan tanpa kamu memintanya bercerita, anak bisa sudah sering mengatakannya. Namun, dirimu juga tetap perlu menggali lebih dalam segala informasi mengenai kawannya itu.

Pertanyaan-pertanyaan standar seperti nama lengkap, alamat rumah, kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, dan pekerjaan orangtuanya perlu diutarakan pada anak. Jika percakapan berjalan lancar, mulai tanyakan seperti apa perilakunya di sekolah? Apakah dia termasuk murid yang pintar dan baik atau kadang-kadang kena tegur guru?

Bila sampai di sini anak tampak menjawab tanpa beban bahkan antusias, kejar lagi dengan pertanyaan yang lebih spesifik. Misalnya, anakmu berkata bahwa temannya itu sangat baik padanya dan tidak pernah nakal. Tanyakan kebaikan apa saja yang sudah diilakukannya serta bagaimana cara anakmu membalasnya? Kian kamu mengenal temannya, kian dirimu merasa tenang.

3. Nasihati tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya

ilustrasi dua anak (pexels.com/Vika Glitter)

Anak memang tidak mengatakan ia sedang jatuh cinta pada salah satu temannya. Namun, kamu sebagai orang yang sudah jauh lebih berpengalaman tentang urusan hati tentu dapat mengetahuinya. Mereka kerap saling mengunjungi rumah. Kerja kelompok juga selalu bareng.

Bahkan tak jarang anakmu jadi enggan mengikuti suatu kegiatan apabila kawannya yang satu itu tidak ikut. Namanya pun sering sekali ada dalam cerita kesehariannya dan nuansanya positif seperti anak banyak memujinya. Makin jelas tanda ia sedang mengalami cinta monyet apabila kerap memberikan hadiah berbekal uang sakunya.

Berikan bimbingan yang lebih intensif terkait batasan dalam berteman dengan lawan jenis. Misalnya, anak gak boleh membawa-bawa hadiah itu ke sekolah. Nanti teman-temannya yang lain bisa iri. Atau, malah kawannya yang hendak diberi menjadi malu untuk menerimanya. Bukan tidak mungkin guru juga bakal menegurnya jika tahu.

Anak juga tak boleh selalu berduaan saja dengan kawan lawan jenis yang membuatnya nyaman. Ia mesti tetap berbaur dengan teman-teman yang lain. Apabila suatu hari kawan spesialnya itu menolak ajakan atau pemberiannya, dia pun mesti menerimanya tanpa terlalu kecewa. Jangan malah memaksakan kehendak yang dapat merusak pertemanan mereka.

4. Dorong untuk bersahabat saja, jangan pacaran

ilustrasi dua anak (pexels.com/Marta Wave)

Anak sekarang agak berbeda dari anak di zamanmu kecil karena paparan berbagai informasi melalui gadget. Dulu kebanyakan anak kecil tidak tahu tentang pacaran. Namun, sekarang anak SD saja banyak yang sudah saling ejek dengan kawannya mengenai pacaran. Mereka mengetahui hubungan ini dari berbagai tayangan.

Maka penting untukmu menyampaikan pada anak agar ia dan teman istimewanya bersahabat saja. Gak usah main pacar-pacaran yang belum sesuai untuk usia mereka. Apabila anak tidak puas dengan alasan tersebut, katakan bahwa pacaran bisa putus. Sementara itu, persahabatan lebih langgeng.

Tanyakan pada anak, mana yang lebih diinginkannya? Sudah pasti anak bakal memilih bersahabat saja. Lanjutkan lagi bahwa jika pacar cuma boleh satu orang, bersahabat dapat sekaligus dengan beberapa orang. Maka di samping sahabat lawan jenis, anak juga sebaiknya memiliki sahabat berjenis kelamin sama biar makin seru. 

5. Jaga hubungan baik dengan orangtuanya

ilustrasi dua anak (pexels.com/olia danilevich)

Dengan sesama orangtua murid gak boleh ada drama dan perselisihan. Kasihan anak-anak kalian nanti. Pasti hubungan pertemanan mereka akan terpengaruh. Mereka juga malu kalau orangtua saling ribut di grup WA. Apalagi jika kamu sampai melaporkan urusan cinta monyet ini pada wali kelas.

Bahkan bisa saja cinta monyet ini hanya dirasakan anakmu. Teman lawan jenisnya gak merasakan apa-apa. Jangan sampai kamu gegabah menyalahkan anak orang berikut orangtuanya. Justru begitu dirimu tahu anakmu mengalami cinta monyet, eratkan hubunganmu dengan orangtua temannya.

Dengan begitu, kamu bisa lebih mengerti seperti apa keluarga mereka dan karakter anaknya. Komunikasi kalian sebagai sesama orangtua pun lebih lancar. Tidak usah menyebut-nyebut tentang cinta monyet di antara mereka kalau-kalau orangtuanya punya sikap yang lebih keras soal ini. Nanti malah tanpa sepengetahuanmu anaknya kena hukuman padahal mereka juga gak melakukan hal-hal yang buruk.

Meski tak semua anak mengalami cinta monyet, cepat atau lambat ia akan tetap merasakan cinta. Misalnya, saat dia remaja nanti. Kamu dan pasangan harus siap menjadi teman bicaranya yang menyenangkan sekaligus tetap mampu memberikan bimbingan. Pahami sederet tips saat anak mengalami cinta monyet sebagai panduanmu dan pasangan dalam bersikap. Hindari menyikapinya secara berlebihan yang membuat anak tertekan. Ia bisa berpikir sama sekali tak boleh lebih menyukai salah satu temannya daripada yang lain apa pun alasannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us