Kenapa Film Horor dan Dewasa Gak Boleh Ditonton Anak-anak?

Perhatikan dulu jenis filmnya sebelum mengajak anak

Nonton bioskop memang serunya ramai-ramai. Gak jarang kamu akan mengajak teman atau keluargamu buat nonton bareng-bareng. Cuma, kamu perlu lihat juga siapa saja yang bisa kamu ajak. Jadilah penonton bijak yang memerhatikan rating untuk penontonnya.

LSF (Lembaga Sensor Film) berperan menyensor dan memberi rating untuk penontonnya, yang terdiri dari semua umur, 13+, 17+, dan 21+. Meski begitu, peran mereka gak mencakup tindakan melarang secara tegas anak-anak yang akan menonton film dewasa di bioskop. Begitu pula dengan pihak bioskop. Mereka gak mau repot-repot melarang anak-anak untuk menonton film dewasa. Paling banter juga cuma memberi tampilan sebelum film dimulai. Kalau sudah begitu kamu atau orangtuamu yang perlu mengawasi. Kenapa begitu? Berikut alasannya.

1. Perkembangan psikologis anak belum sempurna. Mereka rentan mengalami trauma ketika menyaksikan hal-hal yang belum sanggup mereka terima  

Kenapa Film Horor dan Dewasa Gak Boleh Ditonton Anak-anak?unsplash.com/Joseph Gonzalez

Film dewasa seringkali menyuguhkan adegan kekerasan, seksual, dan perilaku menyimpang. Anak-anak dengan perkembangan psikologis yang belum sempurna rentan mengalami trauma saat mereka belum siap menerima konten-konten seperti itu. Akibat dan dampaknya pun bisa bermacam-macam.

2. Gejala awalnya anak-anak bisa mengalami mimpi buruk dan kesulitan tidur  

Kenapa Film Horor dan Dewasa Gak Boleh Ditonton Anak-anak?unsplash.com/Caleb Woods

Apa yang disaksikan anak-anak secara nyata rentan terbawa saat tidur. Anak-anak yang menyaksikan konten dewasa bisa mengalami mimpi buruk. Akibatnya anak-anak bisa kesulitan tidur. Tentunya hal tersebut akan berpengaruh pada aktivitas belajar dan bermainnya.

3. Menimbulkan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan  

dm-player
Kenapa Film Horor dan Dewasa Gak Boleh Ditonton Anak-anak?unsplash.com/Bekah Russom

Adegan menakutkan dalam film horor kebanyakan adalah fiktif belaka. Beberapa contohnya, seperti penampakan makhluk gaib atau pembunuhan. Hal itu bisa menimbulkan kecemasan untuk anak-anak setelah menontonnya. Adapun, jika gangguan cemas dan ketakutan itu berlarut-larut, kamu perlu waspada. Jika gak bisa menanganinya sendiri, kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog anak.

4. Anak-anak menjadi agresif karena meniru tontonannya  

Kenapa Film Horor dan Dewasa Gak Boleh Ditonton Anak-anak?unsplash.com/Justin Young

Alih-alih takut, adegan kekerasan bisa jadi membuat anak-anak menjadi lebih agresif. Ia memandang perilaku kekerasan yang ia tonton wajar dilakukan. Itu karena anak-anak kadang belum bisa sempurna membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Selain itu, masa anak-anak adalah masa meniru segala sesuatu. Wajar saja kalau anak-anak suka meniru apa yang ditontonnya.

5. Perilaku menyimpang pun bisa rentan ditiru oleh anak-anak  

Kenapa Film Horor dan Dewasa Gak Boleh Ditonton Anak-anak?unsplash.com/Hunter Johnson

Film seringkali menampilkan konflik yang menyimpang dari norma yang berlaku di masyarakat. Orang dewasa bisa dengan mudah mengambil hikmah dan nilai baik yang ada di dalamnya. Namun, bagaimana dengan anak-anak? Mereka bisa jadi justru meniru perilaku menyimpang tersebut. Beberapa contohnya seperti pelecehan seksual, perilaku merusak, atau penggunaan barang berbahaya.

Peran lembaga sensor sangat penting terlebih mereka yang paling mengerti mana yang sebaiknya disaksikan oleh penontonnya dengan mempertimbangkan norma yang berlaku di Indonesia. Meski begitu, orangtua sebagai keluarga pertama wajib mengawasi tontonan anak-anaknya.

Topik:

  • Yudha
  • Tania

Berita Terkini Lainnya