Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Hal yang Sering Orang Pikirkan Saat Ada yang Menyela Antrean

ilustrasi sebuah antrean panjang (pexels.com/Quyn Phạm Do)

Kegiatan mengantre dapat ditemui di mana saja dan kapan saja. Ketika pergi berbelanja, hendak mencetak karcis parkir, saat akan masuk ke stasiun, dan pada situasi yang ramai lainnya, kamu perlu bersabar dalam barisan untuk menunggu giliran. Sebenarnya ini hal yang sangat normal mengingat ada banyak orang lain yang juga punya kepentingan sama.

Namun demikian, tentu ada saja orang-orang tidak tahu diri yang dengan mudahnya berusaha untuk menyela antrean. Tanpa pikir panjang, mereka melangkah ke depan, mendahului orang-orang yang sudah lebih dulu berada di tempat tersebut hanya karena tidak sabar menunggu.

Nah, kalau kamu pernah, atau malah sering, melakukan tindakan tidak terpuji semacam ini, lekas hentikan hal tersebut karena dapat membuat orang lain berpikir sebagai berikut.

1.Orang yang menyela antrean tidak punya pengendalian diri yang baik

ilustrasi orang-orang yang sedang mengantre di depan sebuah kios kecil (pexels.com/Khanh Nguyen)

Mengantre memang terkadang menyebalkan, terlebih bila antrean yang tercipta sampai mengular. Namun demikian, ini merupakan metode yang tepat untuk menjaga situasi tetap aman dan kondusif. Sabar menunggu berdasarkan urutan kedatangan adalah cara yang adil untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan.

Nah, kalau ada orang yang memaksakan diri untuk menyela antrean, ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, bila dia ternyata mendahului orang-orang yang cukup sabar, maka tampaknya tidak akan mengalami apa-apa, mungkin sekadar mendapatkan gerutu ringan.

Kedua, kalau orang-orang yang diserobot merupakan tipe pribadi yang tidak kenal basa-basi, bisa saja langsung melayangkan teguran keras. Namun, ada satu hal yang pasti terjadi, yaitu mereka yang disela ini sama-sama sepakat berpikir bahwa orang yang memotong antreannya adalah sosok yang kualitas pengendalian dirinya buruk.

2.Orang yang menyela antrean adalah pribadi yang egois

ilustrasi antrean di depan loket penjualan tiket (pexels.com/Maxim Titov)

Semua orang yang sedang mengantre rasanya ingin bila dirinya cepat-cepat sampai pada urutan paling depan agar urusannya segera selesai. Namun, tentu hal seperti ini tidak bisa dilakukan begitu saja mengingat orang lain juga tentu merasa demikian, tetapi bagaimana pun bersedia untuk tetap bersabar. Oleh sebab itu, lebih baik mengurungkan niat buruk demi menghormati sesama.

Namun, ada saja orang yang memberanikan diri untuk menyela antrean, padahal tidak ada keadaan darurat yang dialaminya. Orang seperti ini sangat egois karena maunya menang sendiri, tidak peduli pada keadaan orang lain. Kalau kamu pernah melakukan tindakan semacam itu, jangan diulangi lagi, ya!

3.Orang yang senang menyela antrean itu norak

ilustrasi pasangan yang sedang membayar di kasir (pexels.com/Jack Sparrow)

Tidak dapat dimungkiri bahwa mengantre terkadang bisa terasa begitu membosankan, apa lagi bila sebenarnya kamu perlu cepat saja. Sebagai contoh, kamu sedang berdiri dalam suatu antrean orang-orang yang hendak membayar di kasir setelah berbelanja.

Beberapa orang di depanmu membeli banyak barang, sehingga perlu waktu sedikit lama untuk menyelesaikan proses tersebut, sedangkan kamu hanya mengambil satu atau dua barang yang tentu tidak butuh banyak waktu. Namun, karena tidak sabar, kamu memilih untuk maju ke meja kasir, meminta petugas untuk mendahulukanmu karena hanya membeli sedikit saja.

Pahami bahwa tindakan semacam ini akan membuat orang-orang berpikir bahwa kamu norak. Pasalnya, aturan mengantre, dalam hal ini saat berbelanja, tidak pandang bulu seberapa banyak barang yang dibeli. Siapa yang ada di barisan depan, dialah yang pantas didahulukan. Kalau memang kamu tidak sabar, lain kali sebisa mungkin mencoba antre paling awal, ya!

Menyela antrean adalah tindakan yang tidak terpuji karena dapat mengganggu ketertiban umum. Namun demikian, bila memang harus melakukannya karena ada hal mendesak yang perlu dikejar, maka mintalah izin pada orang-orang yang ada di depanmu dan jelaskan alasanmu. Kalau sopan begini, mereka pasti mengerti dan akan mengizinkanmu untuk mendahului, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us