4 Cara Bijak Menanggapi Teman yang Menolak Ajakan Bukber

Bulan Ramadan sering kali menjadi momen untuk mempererat silaturahmi. Salah satu tradisi yang paling dinantikan adalah buka bersama atau bukber. Biasanya, momen ini dimanfaatkan untuk reuni dengan teman lama, keluarga besar, atau bahkan kolega di tempat kerja. Namun, tak jarang kita menemui situasi di mana seseorang menolak ajakan bukber yang sudah kita rancang.
Ketika ada yang menolak ajakan bukber, mungkin kita merasa diabaikan atau bahkan berpikir negatif. "Kenapa dia nggak mau datang? Apa dia sudah tidak peduli lagi dengan pertemanan ini?"
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mungkin muncul dalam benak kita. Namun, sebelum terburu-buru menarik kesimpulan atau merasa sakit hati, ada baiknya kita mencoba memahami situasi dari sudut pandang yang lebih bijak.
Menjaga hubungan baik dengan teman jauh lebih penting daripada sekadar menghadiri satu acara bukber. Berikut cara bijak menanggapi teman yang menolak ajakan bukber agar tetap menjaga silaturahmi dengan baik.
1. Berpikir positif dan menghargai keputusan teman

Saat seseorang menolak ajakan bukber, jangan langsung berpikir negatif atau merasa bahwa dia tidak menghargai kita. Setiap orang memiliki kesibukan dan prioritas yang berbeda.
Mungkin teman tersebut memiliki pekerjaan yang menumpuk, sedang dalam fase ingin mengurangi aktivitas sosial untuk fokus pada ibadah, atau sekadar ingin menikmati buka puasa dengan keluarga.
Daripada merasa kecewa, cobalah memahami sudut pandangnya dan hargai keputusannya. Jangan memaksakan kehendak atau menganggapnya sombong. Dengan bersikap positif, kita menunjukkan kedewasaan dalam menjalin pertemanan.
2. Cari alternatif lain untuk tetap menjalin silaturahmi

Bukber memang seru, tetapi itu bukan satu-satunya cara untuk menjaga silaturahmi. Jika temanmu tidak bisa ikut serta, mungkin ada cara lain yang lebih nyaman bagi mereka untuk tetap menjalin kebersamaan.
Misalnya, bisa mengajaknya bertemu dalam suasana yang lebih santai di lain waktu, seperti makan siang bersama setelah Ramadan, ngopi bareng, atau sekadar berbincang lewat video call.
Bersikap fleksibel dalam menjalin hubungan sosial menunjukkan bahwa yang terpenting bukanlah acara itu sendiri, tetapi kebersamaan yang terjalin. Dengan mencari alternatif lain, juga menunjukkan bahwa kamu menghargai pertemanan tersebut tanpa harus memaksakan kehendak.
3. Pahami kemungkinan alasan finansial

Tidak semua orang memiliki kondisi finansial yang sama. Bulan Ramadan sering kali menjadi bulan dengan banyak pengeluaran tambahan, mulai dari kebutuhan sehari-hari, persiapan Lebaran, hingga zakat dan sedekah. Bagi sebagian orang, menghadiri acara bukber di restoran atau tempat makan tertentu bisa menjadi beban tersendiri.
Jika merasa alasan ini mungkin menjadi penyebab temanmu menolak ajakan bukber, cobalah lebih peka. Alih-alih mengajak ke tempat yang mahal, mungkin bisa mengusulkan bukber di rumah dengan konsep potluck, di mana setiap orang membawa makanan sendiri. Atau, jika memungkinkan, ajaklah ke tempat yang lebih terjangkau agar semua bisa menikmati momen kebersamaan tanpa beban finansial.
4. Tetap jaga hubungan dengan sikap positif

Bukber memang menjadi momen istimewa, tetapi bukan satu-satunya cara untuk menjaga silaturahmi. Jika temanmu tidak bisa hadir, jangan sampai hubungan menjadi renggang hanya karena satu acara yang terlewatkan. Tetaplah berkomunikasi dengan baik, entah melalui chat, telepon, atau bertemu di lain kesempatan.
Terkadang, kita terlalu fokus pada formalitas sebuah acara dan lupa bahwa makna sejatinya adalah menjaga hubungan baik. Jadi, tetaplah berusaha menjadi teman yang pengertian dan suportif, tanpa harus merasa sakit hati jika seseorang tidak bisa hadir.
Dengan sikap bijak dan empati, kita bisa terus menjaga hubungan pertemanan tanpa harus memaksakan kehendak. Karena pada akhirnya, kebersamaan yang sejati tidak diukur dari seberapa sering bertemu, tetapi dari seberapa baik kita memahami dan menghargai satu sama lain.