Saat berbicara tentang “boundary” atau batas dalam hubungan, hal yang pertama kali kita pikirkan pastilah membangun batas dengan orang lain. Tidak salah, memang, tapi ingatlah bahwa dalam hubungan intrapersonal pun, penting untuk membangun batas yang sehat.
Batasan memberi kita arahan sampai tahap mana kita melakukan sesuatu agar tidak berlebihan. Pertanyaannya ialah, apa saja yang harus dibatasi dari diri kita? Untuk memahami lebih lanjut, yuk simak penjelasan di bawah.
Mudah sekali untuk kita mengritik diri sendiri. Saat tidak sengaja melakukan kesalahan, misalnya, kamu langsung gencar menghakimi dirimu. Saat gagal, kamu langsung melempar komentar tajam pada diri sendiri. Padahal, bila orang lain yang melakukan itu, kamu akan lebih bermurah hati.
Lalu, mengapa kamu bersikap begitu keras pada dirimu? Mulai tegas pada diri sendiri untuk membatasi ucapan negatif. Ganti kalimat toksik itu dengan ucapan membangun seperti, “Tidak apa-apa, semua orang pernah melakukan kesalahan”, atau “Masa sulit ini akan terlewat. Aku pasti bisa melaluinya”.
Apa kamu tipe orang yang kalau sudah mengerjakan sesuatu yang disuka begitu hanyut sampai lupa waktu? Hati-hati, ini kebiasaan buruk yang bisa berdampak negatif pada dirimu. Misal, kamu begitu keasyikkan kerja sampai lupa makan dan istirahat. Tentu tubuhmu akan mudah merasa lelah.
Kita bisa begitu sibuk dengan segala hal yang harus dilakukan sampai lupa menetapkan batas waktu yang cukup. Ini bukan produktif, ini mengeksploitasi diri sendiri. Ingatlah bahwa segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu istirahat, ada waktu bersama keluarga, ada waktu untuk sendirian.
Bagi orang ambisius terutama, ekspetasi bisa menjadi momok yang mengerikan bahkan tanpa disadari. Kita ingin mencapai lebih, kita ingin melakukan lebih, oleh karena itu kita berusaha keras untuk mewujudkannya. Saat sesuatu berjalan di luar rencana, kita sendiri yang akan merasa terluka dan kecewa.
Karena itu, penting untuk membatasi ekspetasimu. Bukannya salah punya tujuan, target, atau ekspetasi. Tapi jangan biarkan itu menjadi satu-satunya acuan dalam hidupmu.
Setiap kita pasti ingin diterima dan diakui oleh lingkungan sekitar. Tapi, sampai sejauh mana kamu melakukan sesuatu demi mendapatkan ini?
Jangan sampai hanya demi pengakuan semata, kamu rela untuk kompromi banyak hal yang bahkan di luar prinsipmu sendiri. Ini hanya akan membentukmu jadi pribadi plin plan yang tidak bisa tegas dalam memutuskan sesuatu. Milikilah prinsip tidak apa-apa tidak disukai, asal apa yang kamu lakukan benar dan tidak merugikan orang lain.
Kebiasaan buruk memang tidak bisa langsung dihilangkan dalam semalam. Tapi, kamu bisa mulai menguranginya sedikit demi sedikit. Sama seperti empat hal di atas. Belajarlah untuk mengakui dan menghormati batas hubungan yang kamu buat dengan diri sendiri.