5 Alarm Kehidupanmu Sudah Menjauh dari Tuhan, Gak Lagi Takut Dosa!

Hal yang paling kentara untuk mengukur bagaimana kedekatanmu dengan Tuhan dapat dilihat dari kuantitas maupun kualitas ibadah. Jika dulu rajin, sekarang jadi malas-malasan. Kalaupun dilakukan, gak benar-benar fokus dan ada perasaan ogah-ogahan.

Padahal, sejatinya ibadah itu bukan Tuhan yang butuh, melainkan hal ini merupakan cara kamu untuk bersyukur terhadap segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Beribadah juga bisa jadi pagar untuk terus mengingatkanmu untuk mengambil jalan salah, lho.

Layaknya bersama pasangan yang kita cintai, tentu kamu gak mau menyakiti atau mengecewakannya dengan melakukan berbagai sikap buruk, kan? Begitu pula saat kamu mengklaim mencintai Tuhan, semestinya gak melakukan hal-hal yang Dia benci.

Hal ini juga bisa jadi alarm ketika kamu sudah menjauh dari Tuhan. Hal-hal buruk yang tadinya begitu takut kamu lakukan, kini tidak lagi. Hati nurani yang dulu begitu gelisah saat kamu melakukan hal salah, tapi karena dilakukan berulang-ulang sensitivitas dalam dirimu pun lama-lama menjadi tumpul.

Saat jauh dari Tuhan, kepekaan hati nurani untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang buruk dan mana yang baik jadi luntur. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap caramu merespons nasihat baik.

Bila dulu menyukuri dan benar-benar berusaha menerapkan nasihat tersebut, kini tidak lagi. Nasihat itu hanya masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Terkadang kamu malah marah saat dinasihati yang benar.

Kesombongan bisa lahir dari perasaan tak membutuhkan Tuhan. Hal inilah yang kemudian mendorong sikap overconfidence. Merasa sangat pasti bahwa apa yang telah direncanakan pasti berhasil.

Apa pun hasilnya nanti, sikap seperti ini gak akan pernah berakhir baik, lho. Pertama, kalaupun yang kamu rencanakan memang berhasil, maka sikap sombongmu itu akan semakin menjadi-jadi. Seperti kita tahu, kesombongan adalah cikal bakal kejatuhan seseorang.

Kedua, bila ternyata hasil gak sesuai kenyataan, kamu akan rentan depresi. Padahal, bila sedari awal menyertakan Tuhan, kendati gagal maka akan lebih mudah ikhlas menerima hasil tersebut.

Kendati dilimpahi dengan berbagai kesenangan duniawi, tanpa kedekatan dengan Tuhan maka kamu akan sulit merasakan kedamaian. Kesenangan yang ada bersifat semu.

Akibatnya, kamu akan terdorong untuk melakukan hal-hal di luar batas demi mengejar kebahagiaan itu. Sudah gak ada rem yang menuntunmu selalu berada di jalan yang benar.

Manusia memang berhak menciptakan kehidupan yang dimau. Akan tetapi, tetap saja Penguasa sebenarnya dari alam semesta adalah Tuhan. Mau kamu berencana sehebat apa pun, percuma bila jauh dari Tuhan. Bisa hasilnya gak bagus, atau kalaupun berhasil hatimu gak tenang. Yuk, mendekat kembali pada Tuhan kalau tanda-tanda tadi sudah kamu rasakan!