5 Alasan Bersikap Dramatis Bikin Hidup Lebih Rumit Dijalani

Sikap dramatis mengacu pada tindakan seseorang yang terlalu emosional dalam menanggapi sesuatu. Bersikap dramatis juga membuat seseorang cenderung membesar-besarkan persoalan. Orang yang bersikap demikian kerap mencari perhatian serta cenderung fokus pada diri sendiri daripada orang lain.
Menjadi sosok yang dramatis bisa membuat kita memiliki sudut pandang negatif terhadap dunia. Sebab bersikap demikian sejatinya bisa membuat hidup terasa lebih rumit dijalani. Berikut beberapa alasan di baliknya yang perlu diperhatikan supaya kita bisa menghindari sikap tersebut.
1. Bersikap dramatis membuat kita memiliki sudut pandang yang negatif

Saat kita mendramatisasi keadaan artinya kita sedang melebih-lebihkan sesuatu. Padahal boleh jadi keadaan tersebut dapat disikapi dengan kepala dingin. Alih-alih melakukannya, justru kita memilih menciptakan 'drama' yang sebenarnya tidak perlu dalam kehidupan.
Bersikap demikian berarti kita cenderung memiliki sudut pandang yang negatif dalam menyikapi setiap hal. Imbasnya, semua kondisi yang kita alami terasa rumit dijalani. Saat kita bersikap dramatis, maka kemungkinan kita tidak akan menemukan solusi dari setiap persoalan jika tak segera berbenah.
2. Bersikap dramatis membuat kita kerap membesar-besarkan masalah

Salah satu ciri utama dari sikap dramatis yakni tindakan membesar-besarkan masalah. Biasanya hal tersebut dilakukan guna mencari perhatian orang di sekitar atas masalah yang menimpanya. Bersikap demikian juga menjadi tanda bahwa kita berharap validasi eksternal terhadap kesengsaraan yang kita alami terhadap suatu masalah.
Tindakan demikian sejatinya hanya akan membuat kita sengsara. Hidup yang terasa rumit dijalani sebenarnya adalah perbuatan kita sendiri yang kerap mendramatisasi keadaan. Maka, sudah sewajarnya kita berhenti bertindak demikian guna kedamaian batin.
3. Bersikap dramatis membuat kita tidak fokus pada alternatif penyelesaian
Saat kita gemar bersikap dramatis maka artinya kita hanya fokus pada persoalan yang terjadi. Di kondisi tersebut kita cenderung mengabaikan solusi lantaran hanya mengikuti emosi yang kuat dalam diri.
Sikap demikian sejatinya hanya akan menambah kerumitan dalam hidup yang kita jalani. Padahal, kehidupan juga bisa dijalani dengan lebih tenang saat kita bisa mengontrol tindakan.
Maka berhenti bersikap dramatis pada setiap kondisi yang kita hadapi. Lebih baik fokus pada alternatif penyelesaian guna mencapai tenang batin dalam hidup.
4. Bersikap dramatis membuat kita mudah mengeluh

Bersikap dramatis sejatinya membuat kita terlibat dalam emosi yang kuat. Sehingga dalam menghadapi kondisi yang sulit kita cenderung mudah mengeluh. Alih-alih berpikir positif, justru kita mudah mengeluarkan kata-kata yang bersifat destruktif.
Jika sikap demikian terus dipelihara, maka hidup yang kita jalani akan terlihat sulit. Padahal jika kita mau berbenah, segala sesuatu akan terlihat lebih mudah. Pasalnya baik atau buruk hidup ini bergantung dari bagaimana cara kita bersikap dalam merespons sesuatu.
5. Bersikap dramatis membuat kita cenderung merasa paling tersakiti

Bersikap dramatis membuat kita akan membesar-besarkan persoalan. Padahal boleh jadi tidak ada masalah yang terjadi, hanya saja sudut pandang kita yang berpikir demikian lantaran perasaan dramatis itu sendiri. Imbasnya, kita bisa merasa menjadi orang yang paling tersakiti. Hal demikian tentu membuat kehidupan lebih rumit dijalani.
Dalam menjalani hidup sebaiknya kita menghindari sikap dramatis. Sebab tindakan tersebut hanya akan menambah persoalan yang sejatinya tidak perlu. Jika tidak segera diubah, maka kita tidak akan menjadi pribadi yang berkembang.
Sikap dramatis juga berkaitan dengan emosi yang tidak stabil. Padahal dalam menjalani hidup kita perlu menjaga keseimbangan antara berpikir dan menggunakan perasaan guna menghasilkan keputusan yang tepat. Jangan sampai hidup yang kita jalani terasa rumit dan berat lantaran ulah kita sendiri.