5 Alasan Gak Usah Memamerkan Investasimu, Diam Saja yang Penting Cuan!

Punya kesadaran akan pentingnya berinvestasi sejak muda tentu hal baik. Harapannya, lebih cepat kamu memulainya lebih banyak pula hasil investasi yang dapat dinikmati di kemudian hari. Berinvestasi juga diharapkan bisa memutus rantai generasi sandwich.
Kamu sudah merasakan beratnya menjadi generasi sandwich, maka kelak jangan sampai masa tuamu juga membebani anak-anak yang belum tentu telah mapan. Namun, beberapa anak muda yang lagi getol berinvestasi suka pamer ke sana ke mari. Mereka terus membicarakan investasinya pada siapa saja.
Bijaklah dalam hal ini. Berinvestasilah dengan tenang untuk keperluan masa depan sendiri, bukan mencari validasi kawan sebaya. Kalau banyak orang terganggu oleh kesukaanmu pamer investasi, mereka gak salah. Bukan soal mereka dengki, melainkan sikapmu yang berlebihan. Inilah lima alasan mengapa portofolio investasi bukan buat dipamerkan.
1. Investasimu bisa untung atau buntung

Siapa bilang investasi pasti menguntungkan? Berinvestasi tidak selalu berjalan mulus. Peluang rugi juga ada, terlebih jika dirimu tidak berhati-hati dalam memilih jenis investasi. Investasi yang menjanjikan keuntungan besar juga berisiko tinggi. Sebagai investor, bukan waktumu buat sibuk pamer.
Apabila kamu tak berhati-hati dalam memilih manajer investasi misalnya, bukannya untung justru uangmu dapat lenyap. Apalagi dirimu masih investor pemula. Kamu perlu banyak belajar dan jangan sombong di awal. Berinvestasi merupakan proses yang panjang. Kalau dirimu baru berinvestasi telah sibuk berkoar-koar kadang hasilnya gak bagus.
Jadilah investor yang penuh kewaspadaan. Antusias dan optimis dengan pilihan investasimu boleh-boleh saja. Namun, tak perlu berlebihan seakan-akan keuntungannya sudah sepasti es yang mencair ketika dipanaskan. Kalem saja dan lihat bagaimana investasimu bekerja serta menghasilkan keuntungan.
2. Teman-temanmu mungkin masih bekerja keras buat sekadar survive

Makin muda dirimu mulai berinvestasi makin banyak pula kawan sepantar yang masih berjuang keras untuk sekadar hidup layak. Kamu wajib memiliki kepekaan sosial. Mereka gak butuh dipameri investasimu yang sama sekali tidak membantu pemenuhan kebutuhan sehari-harinya.
Bukan artinya mereka tak ingin punya investasi sepertimu. Akan tetapi, sekarang bukan waktu yang tepat buatmu membahasnya di depan mereka. Jika kamu tetap memamerkan investasimu, ini sama seperti dirimu menunjukkan hidangan yang lezat-lezat di rumahmu ketika orang lain baru bisa makan dengan menu yang amat sederhana.
Terbayang, kan, betapa gak etisnya sikap seperti itu? Tidak usah berdalih dirimu berusaha untuk memotivasi mereka buat berinvestasi juga. Motivasi dapat muncul dari dalam diri atau konten edukasi keuangan yang juga diakses oleh mereka. Tugasmu sebagai teman adalah jangan membuat mereka merasa amat buruk karena belum dapat berinvestasi.
3. Biar kamu lebih fokus memantau investasimu

Apa pun instrumen investasi pilihanmu, kamu gak bisa menutup mata begitu saja. Apalagi jika dirimu menginginkan hasil yang makin besar. Tentu kamu mesti mencurahkan usaha lebih dalam mempelajari cara-cara supaya investasimu makin bertambah. Sementara itu, sibuk pamer cuma bikin konsentrasimu terpecah.
Dirimu lebih mementingkan kesan betapa berhasilnya kamu dalam berinvestasi di hadapan orang-orang ketimbang serius mempelajarinya. Kalau dirimu terlalu asyik pamer, nanti tahu-tahu panik saat investasimu tidak berjalan sesuai harapan. Ketika itu, kamu barangkali sudah terlambat buat menyelamatkan uangmu.
Jangan biarkan dirimu bingung dengan tujuanmu yang sesungguhnya. Apakah kamu ingin berinvestasi demi masa depan yang lebih baik bersama keluarga atau sekadar pamer ke sana kemari? Bila tujuanmu membangun masa depan, fokus saja memantau perjalanan investasimu. Kelak saat hasilnya sudah banyak pasti juga terlihat oleh orang-orang tanpa perlu kamu menyombongkannya.
4. Jika orang lain ingin belajar darimu pasti bertanya

Dalam hal ini, menunggu orang lain bertanya merupakan sikap yang bijaksana. Segala yang berkaitan dengan uang bisa menyinggung perasaan orang. Meski kamu tidak bermaksud begitu, tahu-tahu menjelaskannya pada orang lain akan membuatnya bertanya-tanya maksudmu yang sesungguhnya.
Orang yang gak bertanya padamu seputar investasi dapat dimaknai menjadi dua hal. Pertama, mungkin dia belum tertarik. Kedua, ia tertarik bahkan sudah mulai berinvestasi juga. Hanya saja dia belajar sendiri atau mencari informasi dari berbagai sumber selain dirimu.
Ketimbang kamu salah ngomong di depan orang lain dan membuatnya tidak berkenan, mending diam saja. Teman yang penasaran apakah dirimu punya investasi pasti kapan-kapan bertanya. Apabila dia kemudian memintamu mengajarinya juga, barulah kamu membagikan pengetahuan dan pengalamanmu. Biarkan orang lain yang mulai menggali informasi dan bukan dirimu yang agresif.
5. Mencegahmu menjadi target kejahatan atau tempat ngutang

Sesumbar perihal investasi juga dapat menjerumuskanmu ke dalam bahaya. Walaupun investasi bisa dimulai dari dana kecil, banyak orang akan memandangmu sudah kaya raya. Apalagi kerjaanmu pamer investasi terus bahkan di media sosial yang dipenuhi orang asing. Tidak ada yang tahu apa yang mereka pikirkan setiap kamu memamerkan hasil investasi.
Lebih misterius soal keuangan lebih aman untuk diri sendiri dan keluarga. Cegah investasimu sebenarnya belum seberapa, tetapi kejahatan yang mengincarmu jauh lebih besar. Modusnya bisa penawaran investasi yang ternyata bodong sampai perampokan disertai kekerasan.
Selain itu, dirimu juga bisa direpotkan oleh keinginan orang-orang berutang. Bila kamu tidak memberikannya, mereka bakal menganggapmu berbohong soal investasi yang telah memberimu sejumlah keuntungan. Gak cukup sampai di situ, mereka juga mengejekmu dan membuatmu merasa dipermalukan.
Memamerkan investasi gak akan membuatnya memberimu lebih banyak hasil. Satu-satunya keuntunganmu ketika pamer investasi adalah perasaan banggamu. Tapi belum tentu orang lain menjadi kagum. Kamu tenggelam dalam perasaanmu sendiri. Nikmati prosesmu dalam berinvestasi dengan tenang dan tetap bersahaja.