Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kita Suka Menyimpan Barang Gak Terpakai, Saatnya Decluttering

Ilustrasi wanita sedang mengemasi barang (freepik.com/freepik)

Pernah gak sih kalian membuka lemari atau laci dan mendapati barang-barang yang bahkan sudah lupa pernah dimiliki? Barang-barang yang gak terpakai tapi tetap “setia” menumpuk di rumah? Yuk, sama-sama kita ulik kenapa kita punya kebiasaan ini dan apakah saatnya memulai decluttering demi ruang yang lebih lapang dan pikiran yang lebih tenang.

Tidak hanya sekadar kebiasaan, menyimpan barang yang gak terpakai juga bisa disebabkan oleh banyak faktor psikologis dan emosional yang tanpa disadari sudah mengakar dalam diri kita. Jadi, sebelum kamu mulai menyortir dan membuang barang-barang tersebut, simak dulu lima alasan umum kenapa kita suka menyimpan barang yang sudah gak terpakai dan tips untuk mulai decluttering dengan efektif.

1. Nilai emosional yang terlalu tinggi

Ilustrasi wanita bermain gedget di tumpukan kardus (freepik.com/Racool_studio)

Setiap barang pasti punya cerita, entah itu baju yang kita pakai di momen spesial atau hadiah dari seseorang yang berharga. Barang-barang tersebut seakan “menyimpan” kenangan, membuat kita sulit untuk melepaskannya. Nilai emosional ini sering kali membuat kita merasa bersalah kalau sampai membuang barang itu. Padahal, kenangan tetap ada di pikiran, bukan pada benda fisiknya.

Ketika terlalu banyak menyimpan barang dengan alasan kenangan, rumah justru terasa semakin sesak. Alih-alih terus menumpuknya, cobalah pilih barang mana yang benar-benar penting. Simpan satu atau dua item, dan mulai decluttering dengan melepas sisanya. Percayalah, gak semua kenangan harus hadir dalam bentuk barang.

2. Pikiran "nanti saja" atau prokrastinasi

Ilustrasi pria dengan rumah yang berantakan (freepik.com/freepik)

Sering kali, kita berpikir, “Ah, nanti saja dibuang kalau sempat.” Ternyata, nanti itu gak pernah terjadi, dan barang-barang tersebut semakin menumpuk. Prokrastinasi atau kecenderungan untuk menunda bisa jadi salah satu alasan terbesar kita menimbun barang. Menunda membuat kita merasa aman sementara, padahal masalahnya hanya akan semakin besar.

Daripada terus menunda, coba buat jadwal rutin untuk decluttering. Misalnya, luangkan waktu 15 menit setiap minggu untuk menyortir barang-barang yang sudah gak terpakai. Langkah kecil ini lebih efektif daripada menunggu kesempatan “nanti” yang mungkin gak akan pernah datang.

3. Takut membutuhkan di masa depan

Ilustrasi wanita menyimpan barang di kardus (freepik.com/freepik)
Ilustrasi wanita menyimpan barang di kardus (freepik.com/freepik)

Ini adalah alasan yang sangat umum: “Siapa tahu nanti butuh!” Barang-barang yang mungkin tidak terpakai saat ini tetap kita simpan karena ketakutan akan membutuhkannya suatu hari nanti. Logikanya memang masuk akal, tapi kebanyakan barang yang kita simpan dengan alasan ini akhirnya tetap tak tersentuh sampai bertahun-tahun kemudian.

Jika ketakutan ini sering muncul, cobalah membuat aturan waktu. Simpan barang dengan tenggat tertentu, misalnya enam bulan atau satu tahun. Jika dalam waktu itu barangnya tak pernah terpakai, berarti sudah saatnya untuk dilepas. Prinsip ini membantu kita memilah mana yang benar-benar diperlukan dan mana yang hanya sekadar “ketakutan.”

4. Merasa sayang karena nilainya atau harga barangnya

Ilustrasi wanita dengan koleksi piring (freepik.com/freepik)

Sering gak, kita berpikir, “Sayang kalau dibuang, dulu beli mahal!” Banyak orang yang sulit melepas barang karena merasa sayang, terutama jika barang tersebut dibeli dengan harga mahal. Akhirnya, barang-barang itu tetap disimpan meskipun gak ada fungsinya lagi, hanya karena ada rasa kehilangan secara materi.

Padahal, barang yang kita simpan dengan alasan harga bisa menurunkan kualitas hidup kita jika terus dibiarkan menumpuk. Daripada menyimpannya, coba pikirkan opsi untuk menjual atau mendonasikannya. Dengan begitu, kita bisa memberi manfaat bagi orang lain dan diri sendiri dengan mendapatkan ruang baru yang lebih lapang.

5. Kepuasan atau kebanggaan akan koleksi pribadi

Ilustrasi wanita merapikan rak (freepik.com/drobotdean)

Menyimpan barang-barang tertentu terkadang membuat kita merasa bangga. Misalnya, koleksi majalah lama, piringan hitam, atau aksesori yang sudah jarang ada di pasaran. Ada rasa bangga atau kepuasan pribadi yang sulit dijelaskan, seakan-akan barang-barang itu menunjukkan identitas kita atau pencapaian tertentu.

Namun, koleksi yang terus bertambah justru bisa menghambat kenyamanan ruang kita. Kalau kamu merasa koleksi tersebut sudah mulai menguasai ruang hidup, coba pilih beberapa barang yang benar-benar penting dan unik. Dengan begitu, koleksi tetap ada tapi tanpa membuat rumah terasa seperti gudang.

Decluttering bukan hanya soal membersihkan rumah dari barang-barang tak terpakai, tapi juga memberi ruang bagi hal-hal yang benar-benar kita butuhkan. Dengan melepas barang-barang ini, kita membuka peluang untuk hidup lebih sederhana, ringan, dan berfokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Jadi, yuk mulai hari ini, pilih satu bagian rumah dan beri ruang untuk energi baru.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam
EditorSandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam
Follow Us