Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Mandiri Lebih Baik daripada Manja, Bisa Bantu Orang Lain

ilustrasi pria di dapur (pexels.com/Nadiia Doloh)

Pernah gak kamu merasa capek bahkan kesal karena harus menjadi pribadi yang mandiri? Pikirmu, enak sekali jika bisa semanja orang lain. Apa-apa tinggal bilang pada orang terdekat seperti orangtua, kakak, atau pasangan dan mereka yang akan melakukan segalanya untuknya.

Sementara sebagai pribadi mandiri, dirimu merasa lebih capek. Apa-apa dikerjakan sendiri. Belum lagi perempuan yang mandiri kerap ditakut-takuti bakal susah jodoh atau pasangannya merasa tak dibutuhkan. Kamu ingin mengubah karakter mandirimu menjadi manja.

Jangan tergesa-gesa karena tindakan tersebut malah tak ubahnya langkah mundur dalam kehidupanmu. Apa pun jenis kelaminmu, melatih kemandirian merupakan hal utama. Sosok yang mandiri juga tidak semenakutkan bayangan orang. Berikut lima alasan menjadi pribadi mandiri lebih baik ketimbang kamu dikenal manja.

1. Kamu tidak tahu kapan akan kehilangan orang terdekat

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Daria Nekipelova)

Sekilas tampaknya menjadi pribadi manja jauh lebih nyaman ketimbang mandiri. Apa pun kebutuhanmu ada orang lain yang melayani baik dengan sukarela maupun terpaksa. Terpenting kemauanmu dipenuhi tanpa kamu sendiri bersusah-payah.

Namun, siapa yang bisa menjamin orang-orang itu akan selalu ada untukmu? Hidup ini penuh misteri. Orang yang terlihat sehat bisa mendadak sakit keras, mengalami kecacatan karena kecelakaan, bahkan meninggal dunia. Atau, mereka harus pergi meninggalkanmu untuk berbagai keperluan.

Seperti kakak diterima bekerja di luar kota, orangtua sakit keras, dan pacar yang gak tahan dengan sifat manjamu memilih putus. Sementara itu, teman-teman juga gak terlalu peduli padamu. Kalau begini situasinya, sifat manja bakal melumpuhkanmu.

Kamu tidak tahu harus melakukan apa. Sedang jika dirimu lebih mandiri, walau ujian bertubi-tubi kamu lebih siap menghadapinya. Dirimu gak begitu tergantung pada siapa pun. Hidupmu masih dapat berjalan walaupun satu per satu orang terdekatmu pamit.

2. Pribadi mandiri bisa bantu orang lain, pribadi manja cuma merepotkan

ilustrasi membantu senior (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tentunya kamu juga ada keinginan buat menjadi pribadi yang berguna buat sesama dan kehidupan, kan? Namun, harapan mulia ini amat sulit terlaksana apabila karaktermu manja. Memenuhi berbagai keperluan pribadi saja kamu gak mampu. Apalagi membantu orang lain yang butuh usaha lebih.

Jika urusan-urusan pribadimu tertangani dengan baik, kamu punya energi buat memikirkan cara menolong sesama. Sebaliknya dengan sifat manja yang berlebihan, semua orang diminta buat membantumu dalam hal apa saja. Kamu gak cuma tidak bisa membantu mereka, tetapi malah merepotkannya juga. 

Bahkan kalau sifat manjamu begitu besar, dirimu sama sekali tak dapat memikirkan kesulitan orang. Kamu akan menjadi pribadi manja sekaligus egois. Semua hal di dunia ini seolah-olah hanya tentangmu. Orang-orang tanpa terkecuali kudu terus-menerus kasih perhatian dan bantuan ke kamu.

3. Orang yang mandiri tentu juga bisa sesekali bermanja-manja

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Terkadang ada kekhawatiran pribadi yang mandiri menjadi gak bisa manja sedikit pun pada siapa saja. Termasuk ke pasangan yang membuatnya merasa tidak diperlukan dan hubungan menjadi hampa. Padahal, semandiri apa pun seseorang bisa kapan saja ingin sedikit dimanjakan.

Kuncinya adalah kamu nyaman atau tidak dengan orang itu dan tahu bisa mengandalkannya. Sebagai pasangan, tentu dirimu mengerti betul apa yang dapat dilakukannya. Maka dirimu cuma memintanya melakukan sesuatu yang jelas-jelas tidak memberatkannya.

Selain melihat kemampuannya, kamu juga hanya bermanja-manja pada orang yang mampu memberimu kenyamanan. Ini sebabnya cuma orang-orang terdekatmu yang tahu sisi manjamu. Dirimu gak mungkin tahu-tahu bersikap manja pada orang yang gak terlalu dekat. Jangan khawatir kamu bakal menjadi terlalu mandiri.

Sebutan itu memang kerap terdengar. Namun, sesungguhnya semua manusia selalu saling membutuhkan. Tidak ada orang yang terlampau mandiri sampai gak butuh siapa-siapa apalagi kehadiran pasangannya. Kamu bersandar di pelukannya saja sudah tanda dirimu ingin dimanjakan olehnya. Gak harus dengan kamu minta macam-macam.

4. Tapi orang manja sulit sekali belajar sedikit saja lebih mandiri

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Sam Lion)

Pribadi mandiri tetap punya sisi manja yang akan muncul pada waktu dan orang yang tepat. Namun, pribadi yang manja pasti sulit menjadi sedikit saja lebih mandiri. Meski ada orang terdekat yang berusaha membimbingnya, dia malah gampang salah paham.

Bukannya ia terdorong untuk menunjukkan kemampuan diri justru berpikir buruk pada orang terdekat. Seperti menuduhnya sudah gak sayang lagi padanya sehingga tidak mau dimintai tolong. Penolakan orang lain atas keinginannya menimbulkan luka yang mendalam di hatinya.

Jarang sekali ada orang manja yang menjadi lebih mandiri dengan kesadaran sendiri. Seringnya mereka mesti berada dalam situasi yang benar-benar sulit dulu baru terpaksa belajar mandiri. Meski usaha itu bisa berhasil, prosesnya menjadi jauh lebih menyakitkan. 

5. Lebih mandiri lebih banyak hal diraih

ilustrasi berjabat tangan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Untukmu meraih prestasi, kepandaian atau skill bukan satu-satunya hal yang dibutuhkan. Kamu juga harus memiliki kemandirian sebagai dasarnya. Dari masa sekolah saja, tanpa kemandirian bakal repot. Untuk belajar setiap hari, dirimu mesti benar-benar didampingi orangtua.

Kalau orangtua tidak mendorongmu begitu keras, membawakan buku-bukumu sampai persis di depanmu, dan menunggui di sampingmu; kamu enggan belajar. Agar bisa berprestasi, kesadaran akan pentingnya belajar mesti sangat kuat. Dirimu harus mengambil buku sendiri dan mempelajarinya dengan atau tanpa ditunggui orangtua.

Bahkan secara aktif berusaha mengenali kelemahan serta kelebihanmu di berbagai mata pelajaran. Ini juga berlaku di segala bidang prestasi bahkan hingga kamu bekerja. Jika dalam keseharian saja dirimu selalu merepotkan rekan kerja, jangankan berprestasi, gak dipecat saja sudah untung.

Kemandirianmu hari ini terbentuk oleh perjalanan yang begitu panjang. Kamu mempelajarinya secara bertahap dengan dukungan lingkungan terutama keluarga. Jangan melangkah mundur hanya karena dirimu takut menjadi terlalu mandiri. Kemandirian tidak menghilangkan dorongan alami dalam diri untuk bermanja-manja pada orang dan waktu yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us