Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Menjauhi Teman yang Penuh Drama Percintaan, Bikin Capek!

ilustrasi curhat (pexels.com/Yan Krukau)

Orang bilang, teman terbaik harus ada di segala suasana. Ini berarti kamu pun perlu ada di kala kawan mengalami kesulitan. Termasuk saat hubungan asmaranya bermasalah. Akan tetapi, terkadang ini gak mudah untuk dilakukan. Dirimu sudah berusaha menjadi tempat curhat yang baik untuknya.

Hanya saja, hubungan percintaannya terlalu penuh dengan drama. Sampai-sampai menurutmu menyerupai sinetron dengan begitu banyak episode. Dramanya berkepanjangan dan kamu gak tahan lagi. Dirimu pun bingung hendak tetap berada di sisinya agar dinilai setia kawan atau memilih menjauh saja.

Jangan tersandera standar teman baik yang dianut oleh orang lain. Kamu juga mesti tahu saatnya buat memprioritaskan kenyamanan diri dan menjauhi teman. Supaya dirimu tak terganggu lagi oleh drama percintaan teman. Ia pun harus belajar menjalani hidup dengan lebih seimbang dan masuk akal. Di bawah ini situasi yang dihadapi olehmu setiap harinya serta cukup buat alasan mengurangi kedekatan kalian.

1. Lelah diajak membicarakan hubungan melulu

ilustrasi curhat (pexels.com/Vitaly Gariev)

Meski kamu senang mengobrol, terus-menerus membicarakan persoalan asmara juga membosankan. Apalagi cerita temanmu gak pernah jauh berbeda. Masalah yang diceritakannya memang tidak sama persis. Namun, intinya tetap serupa. Seperti tentang kecemburuan di antara dia dan pasangannya.

Saking capeknya mendengarkan kisah itu, dirimu berusaha untuk segera melupakannya. Akan tetapi, ini pun sangat sulit. Sebab sebelum kamu dapat melupakannya, dia telah kembali bercerita hal yang kurang lebih sama. Isi curahan hatinya boleh jadi pernah masuk ke mimpimu. Bila itu terjadi, artinya energimu sudah terkuras oleh drama asmara seseorang.

Walaupun tampaknya dirimu gak perlu melakukan apa-apa untuknya, pikiranmu sesungguhnya terbebani oleh setiap ceritanya. Tandanya, suasana hatimu sering memburuk setelah menjadi teman bicaranya. Kamu bukannya tidak berusaha mengubah topik. Akan tetapi, kawanmu selalu mengembalikan obrolan ke masalah cintanya. 

2. Fokus hidup kalian amat berbeda

ilustrasi teman bersedih (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Orang yang jalinan cintanya penuh drama biasanya fokus hidupnya memang perihal asmara. Kalau pusat perhatian seseorang bukan itu, mudah sekali baginya mengakhiri drama yang terasa membuang-buang waktunya. Sementara itu, fokus hidupmu amat berbeda. Kamu bukannya gak butuh cinta dan hubungan dengan lawan jenis yang melebihi pertemanan.

Akan tetapi, itu bukan hal terpenting dalam hidupmu. Setidaknya untuk sekarang ada hal-hal lain yang lebih diprioritaskan. Seperti pekerjaan karena dirimu ingin karier makin berkembang. Apabila kamu larut dalam drama asmara kawan, fokusmu akan terganggu. 

Kalian dapat diibaratkan berada di jalur yang berbeda. Dia hendak ke kanan, sedangkan dirimu akan ke kiri. Jika kamu menemaninya terus, artinya dirimu tak bakal sampai ke impianmu. Biarkan temanmu bergelut dengan drama percintaan yang seperti gak ada akhirnya. Pelan-pelan kamu menjauhkan diri biar lebih bisa memusatkan perhatian ke sesuatu yang paling menarik minatmu.

3. Dia seperti gak berniat menghentikan drama

ilustrasi pertemanan (pexels.com/RDNE Stock project)

Awalnya, kamu barangkali bersemangat untuk membantu teman. Dirimu kasihan juga padanya yang dirundung berbagai masalah sejak berhubungan dengan seseorang. Namun, lama-kelamaan kamu lelah sendiri. Dia tidak menunjukkan keseriusan untuk menghentikan persoalan tersebut.

Sekalipun masalahnya bertubi-tubi, teman malah seperti menikmatinya. Kamu mulai menandainya sebagai orang yang justru bakal kurang nyaman dalam hubungan yang tenang serta stabil. Ia merasa lebih hidup apabila kisah cintanya penuh liku. Saking dia terobsesi pada drama percintaan, hal seremeh apa pun dibesar-besarkannya.

Usahamu untuk membebaskannya dari drama percintaan sia-sia saja. Masalahnya bukan tidak bisa diakhiri. Memang dirinya yang merasa kisah cintanya kurang berwarna bila gak sedikit-sedikit muncul persoalan.

Jangankan dia menyudahi hubungan yang sarat masalah. Sekadar menunjukkan ketegasan pada pacar pun ia tidak mau. Karakternya seperti orang yang lebih suka bergunjing kala ada persoalan dengan siapa pun daripada membicarakannya secara terbuka. Akibatnya, masalah bertambah pelik.

4. Dia diberi saran pun percuma

ilustrasi menangis (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kamu sudah memberikan banyak saran untuk setiap masalah dalam hubungannya. Namun, tidak satu pun dari masukan itu yang berhasil. Ini tak disebabkan oleh saranmu buruk, melainkan teman memang gak melaksanakannya. Boro-boro dia melakukan nasihatmu.

Selagi dirimu berbicara saja, ia terlalu banyak menyangkal. Memang beberapa orang berkata bahwa menjadi teman curhat yang baik bisa dengan cukup mendengarkannya. Akan tetapi, dia sendiri yang meminta saranmu. Manusiawi juga kalau otomatis kamu tergerak untuk menasihati biar persoalannya cepat beres.

Tapi sekarang dirimu tahu bahwa memberinya masukan apa pun tidak berguna. Ia akan menutup telinga rapat-rapat dan mengabaikanmu. Kalau kamu gak tahan hanya dijadikan tempat curhat tiada akhir, lebih baik mulai menjauh. Dirimu memperoleh ketenangan serta saran-saranmu barangkali bakal lebih bermanfaat untuk orang lain.

5. Gak mau namamu dibawa-bawa dalam masalahnya

ilustrasi menenangkan teman (pexels.com/cottonbro studio)

Ada risiko dari terlalu dekat dengan orang yang penuh drama termasuk dalam hal cinta. Seharusnya memang masalah itu dibahas berdua saja di antara temanmu dengan pacarnya. Apabila kamu gak menjauhi teman, suatu saat nanti pasti namamu bakal disangkutpautkan dalam persoalannya dengan kekasih.

Misalnya, dirimu memberikan saran padanya. Lantas ia menyebut namamu di depan pacar. Kekasihnya sangat mungkin akan mencari tahu tentangmu, mematai-matai, hingga menghubungi atau menemuimu secara langsung. Risiko terkecilnya adalah hidupmu tambah ribet lantaran pacar teman juga menjadi curhat padamu.

Cerita versinya boleh jadi amat berlainan dengan penuturan kawanmu. Kamu menjadi bingung mesti memercayai siapa. Risiko yang paling berat ialah dia salah paham dan menganggapmu terlalu ikut campur dalam persoalan mereka. Kalau dia terbawa emosi, keselamatanmu bisa terancam.

Drama terkait apa saja memang melelahkan tidak hanya bagi orang yang menjalaninya secara langsung. Orang-orang di sekitarnya seperti dirimu juga ikut capek dan bosan. Bahkan perasaanmu bisa menjadi lebih negatif daripada kawan. Jangan memaksakan diri terus berada di situasi yang gak menyenangkan hanya demi teman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us