Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Berteman dengan Kesedihan, Bikin Tenang dan Lapang Dada

ilustrasi kesedihan (pixabay.com/Chuotanhls)

Rasanya banyak orang yang begitu menikmati momen kebahagiaan dalam hidupnya. Kehidupan yang seperti itu tampak dinikmati dengan bersenang-senang semaksimal mungkin. Lalu, saat roda berputar dan berganti kesedihan, rasanya banyak orang, termasuk kamu, ingin melawan rasa sedih yang ada.

Padahal, apa bedanya kebahagiaan dan kesedihan? Bukankah keduanya sama-sama bagian dari kehidupan yang tak bisa terpisahkan? Coba pikirkan. Kalau kamu bisa begitu menikmati kebahagiaan, maka cobalah untuk menikmati juga kesedihan yang ada, hingga roda bisa kembali berputar dengan lancar. Bagaimana cara menikmati kesedihan? Terlebih menjadikan rasa sedih sebagai teman hidup. Langsung simak ulasannya di bawah ini, ya. 

1. Berteman dengan lagu bernuansa sendu yang bikin rileks

ilustrasi mendengarkan lagu (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Secara logika, jika saat hatimu sedang berbunga-bunga yang kamu lakukan ialah bersenandung dengan begitu riang gembira. Apa tujuan dari tindakan tersebut? Tentunya untuk menikmati momen kebahagiaan yang ada, ya. 

Nah, jika kamu kamu ingin menikmati kesedihan yang tengah kamu alami, ya lakukan hal serupa saat sedang bersukacita. Tinggal ganti suasana lagunya jadi lebih sendu saat sedang berdukacita. Dengan begitu, suasana hatimu yang sedang bersedih itu bisa menjadi lebih rileks hingga mendalami emosional yang ada, ya. 

2. Menonton film dengan jalan cerita yang relate dengan kesedihanmu

ilustrasi nonton film (pixabay.com/Mohamed_hassan)

Bukan hanya lagu galau yang bisa menjadi teman sejati saat sedang bersedih hati, tetapi juga film dengan genre kesedihan serupa. Ya, kamu bisa menonton film dengan jalan cerita yang mirip dengan kisah sedih yang sedang kamu alami. 

Apa manfaatnya? Tentunya, selain menjadi teman penghibur kesedihan, juga bisa menjadi penanda bahwa apa yang kamu alami itu normal. Ya, kisah sedih itu normal dialami oleh siapa pun, termasuk kamu dan banyak orang di luar sana. Kamu tidak sendirian, kamu punya teman seperjuangan, baik karakter yang ada di dalam film, maupun banyak orang di luaran sana.

3. Tak perlu menahan air mata, teriakkan bila perlu

ilustrasi kesedihan (pixabay.com/Vika_Glitter)

Jika sebagian besar orang mengatakan air mata ialah simbol kelemahan, namun terkadang air mata justru menjadi satu-satunya arena yang tersisa untuk menumpahkan rasa dukamu. Terlebih, di saat kamu merasa sendirian, tak punya pasangan, teman, maupun keluarga yang bisa menjadi support system

Dengan menangis, kamu memiliki air mata yang mengerti dan menjadi saksi akan rasa sakit yang kamu derita. Air mata menjadi satu-satunya tempat yang melegakan saat tak ada satu pun manusia yang bisa menjadi tempat berbagi cerita. Jadi, it's okay untuk menangis, berteriak sekencang mungkin pun tak apa-apa.

4. Boleh terus menikmati rasa sedih, tapi tetap lanjutkan hidup dengan baik

ilustrasi orang bekerja (pixabay.com/StartupStockPhotos)

Sadar atau tidak, sebagai manusia biasa, kamu berhak untuk menikmati kebahagiaan maupun kesedihan yang sedang kamu alami. Bak pagi yang begitu cerah lalu berganti malam yang penuh kegelapan.

Begitu pula hidup, kamu akan ada di fase cerah yang begitu membahagiakan lalu berganti masalah hidup yang begitu gelap. Oleh karena kamu tak bisa memilih salah satunya saja, jadi ya nikmati saja keduanya.

Nah, supaya tidak ada rasa penyesalan di kemudian hari, maka terus lanjutkan hidupmu dengan baik meski harus berdampingan dengan luka, ya. Dengan kata lain, kamu boleh dan berhak menikmati kesedihan tanpa menyiksa diri dengan melawannya. Terapi, kamu juga wajib melanjutkan hidupmu dengan baik.

5. Jangan dilawan, habiskan jatah kesedihan dengan maksimal

ilustrasi orang berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Secara logika, bukankah jus jeruk yang sudah habis, maka tak ada terasa lagi rasa masamnya? Tentu iya. Begitu pula dengan rasa sedih kamu sedang kamu alami, habiskan jatah kesedihanmu hingga sampai puncaknya. 

Dengan begitu, artinya kamu cukup mengikuti alur yang membawamu dari rasa sedih terkait. Nikmati proses jatuh dan bangunnya, pun nikmat perjalanan menuju rasa sembuh yang tentu tak akan mudah. Tapi, yakinlah kesedihan yang sedikit demi sedikit telah kamu lewati pada akhirnya akan habis juga masanya. 

Pada akhirnya, tidak ada sesuatu yang benar-benar sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing orang, termasuk kamu. Jadi, putuskan apa yang paling baik untuk dan atas dirimu sendiri terkait rasa sedih yang sedang kamu alami. Semoga lukamu segera pulih sepenuhnya, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Melinda Fujiana
EditorMelinda Fujiana
Follow Us