5 Cara Kurang Sopan Membalas Pesan Singkat Teman, Kelihatan Sombong

Memang gak ada yang mengharuskanmu untuk langsung membalas pesan dari temanmu itu, sih. Ditambah lagi kondisinya kamu sendiri sedang repot karena banyak urusan. Alhasil sampai sore pun belum sempat pegang HP. Beda cerita ketika kamu lagi santai dan seharian hanya berkutat dengan ponselmu.

Masa iya, sih statusnya online terus tapi membalas pesan dari teman saja gak sempat? Wajar, dong kalau temanmu merasa diremehkan dan menilai kamu tuh sombong banget. Belum lagi pesan yang dia kirimkan bersifat mendesak dan harus segera dibalas. 

Curhat lewat pesan singkat memang menyenangkan. Karena terkadang kita jadi lebih lancar mengungkapkan perasaan lewat tulisan, ketimbang ngomong langsung berhadap-hadapan. Ini pula yang sedang dirasakan oleh temanmu. Dia ingin mengungkapkan uneg-unegnya ke kamu dengan harapan mendapatkan perhatianmu. 

Eh, tapi bukannya diberi nasihat atau sekadar masukan, yang dia dapat justru harus balik mendengarkan curhatanmu juga. Ya, kamu malah sibuk menceritakan masalahmu di tengah-tengah temanmu itu lagi butuh dukungan moral. Memang gak ada salahnya curhat juga, tapi gantian, dong. Bukannya main serobot begitu. Apalagi sampai menganggap masalah teman gak seberapa besar dibandingkan persoalanmu sendiri. Parah, sih. 

Temanmu lagi bercerita di Whatsapp, maka gak heran kalau isi pesannya rinci dan panjang lebar. Kebetulan kamu lagi malas membaca, apalagi menyimak apa yang dibicarakannya. Makanya, kamu banyak melewatkan poin penting yang dia jabarkan dalam pesannya itu. Mau mengabaikan begitu saja, gak enak juga karena sudah terlanjur dibaca.

Alhasil kamu menyiasatinya dengan mengirimkan emoticon sebagai balasan. Sudah capek-capek ngetik pesan biar kamu paham, eh ternyata timbal baliknya cuma sekadar gambar begitu. Siapa juga yang gak kecewa. Setidaknya berikan sedikit tanggapan. Jangan terang-terangan terlihat tidak peduli seperti ini, ya. 

Terkadang karena merasa obrolan kalian seru dan ada yang lucu, kamu jadi sengaja menyimpannya dalam tangkapan layar. Kemudian mempostingnya sebagai status biar dilihat banyak orang. Memang tindakan itu gak salah, asalkan kamu sudah izin dulu ke temanmu. Apakah dia berkenan percakapan kalian dibagikan atau tidak. 

Atau paling tidak, sunting dulu bagian-bagian yang kurang layak dipublikasikan. Seperti menutupi nama atau foto lawan bicaramu. Langsung mengunggah begitu saja capture obrolan kalian hanya akan membuat orang lain yang membaca mengira kamu sedang pamer, nih. Entah pamer karena punya teman yang asik diajak ngobrol atau pamer karena kamu bisa kasih masukan yang bijak ke temanmu. Sementara temanmu bakal merasa kalau kamu tipe orang yang suka mengumbar-umbar privasi. 

Ini, nih sikap yang paling gak ada akhlaknya dibanding yang lain. Ya, apalagi kalau bukan sengaja mengabaikan pesan dari teman, padahal jelas-jelas sudah membacanya. Mungkin bagimu pesan itu gak penting dan tidak perlu ditanggapi. Tapi temanmu bisa punya pikiran lain, lho.

Setidaknya berikan balasan yang sesuai meskipun itu gak gercep setelah dia mengirimkannya. Ditambah lagi isi pesannya itu penting, bukan sekadar basa-basi. Mengabaikannya begitu saja hanya akan membuat temanmu beranggapan kalau kamu tuh sombong, lho. 

Berbalas pesan meskipun cuma via daring tetap merupakan bentuk silaturahmi. Makanya diperlukan adab yang baik, supaya hubungan yang tadinya adem ayem tidak berubah jadi musuhan, hanya karena kamu gak bisa menjaga sikap. Jadi, mulai sekarang ada baiknya untuk tidak mengulangi kelima cara kurang sopan tadi, ya.