5 Cara Sederhana Membedakan Antara FOMO dan Kebutuhan, Lebih Cermat

Sekarang muncul fenomena baru dengan istilah FOMO di tengah banyak nya aktivitas di media sosial, perasaan FOMO semakin menarik untuk diulik. Fenomena ini bisa memberikan tekanan yang ingin selalu terlibat dalam berbagai aktivitas, acara dan tren yang sedang viral. Bahkan, gak jarang mengabaikan batasan antara yang di butuhkan atau hanya sekadar keinginan karena takut ketinggalan.
Orang seringkali terpaksa mengikuti sesuatu yang sebenarnya gak sesuai dengan nilai atau tujuan hidup nya. Motivasi mereka hanya karena keinginan untuk tetap terhubung dengan orang lain. Jadi, penting memahami tentang perbedaan antara FOMO dan kebutuhan diri sendiri agar bisa membuat keputusan yang lebih bijak dan fokus dengan apa yang bisa mendukung kesejahteraan dan pertumbuhan pribadi.
Kenali tanda-tanda FOMO, sehingga kamu bisa menghindari siklus konsumsi yang implusif dan fokus dengan sesuatu yang memang penting untuk dirimu. Berikut beberapa cara yang bisa membantu kamu untuk membedakan antara FOMO dan kebutuhan yang sesungguhnya.
1. Mengevaluasi motivasi dari keinginan

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk membedakan FOMO dengan kebutuhan adalah mengevaluasi motivasi di balik keinginan tersebut. Tanyakan pada dirimu sendiri tentang alasan kamu menginginkan barang tersebut.
Jika kamu hanya fokus dengan asumsi yang tidak ingin ketinggalan atau agar orang lain mau menerima, mungkin itu lebih terkait dengan FOMO. Namun, jika motivasi kamu itu karena keinginan kamu sendiri untuk keperluan pribadi mungkin itu lebih mendekati kebutuhan.
2. Memperhatikan dampak dalam jangka panjang

Selanjutnya, pertimbangkan juga tentang dampak jangka panjang dari barang yang ingin kamu beli. FOMO biasanya hanya bersifat sementara dan mungkin sebuah kepuasan yang instan, tetapi gak bisa memberikan manfaat jangka panjang.
Sebaliknya, kebutuhan yang sesungguhnya biasanya berkaitan erat dengan tujuan hidup, kesejahteraan, dan pertumbuhan pribadi. Tanyakan pada dirimu sendiri tentang keputusan yang kamu ambil apakah bisa memberikan dampak positif dalam waktu yang lebih lama.
3. Memahami sumber informasi

Sumber informasi yang kamu dapat juga bisa membantu kamu untuk membedakan antara FOMO dan kebutuhan. FOMO biasanya sering dipicu oleh media sosial, iklan yang menarik, atau pengaruh teman nongkrong yang sering kamu lihat.
Cobalah untuk menganalisis asal usul dari keinginan kamu sendiri, jika itu datang dari tren karena desakan sosialnkemungkinan besar itu adalah FOMO. Namun, jika informasi tersebut berasal dari sumber yang tepercaya dan sesuatu dengan tujuan hidup kamu, mungkin itu merupakan kebutuhan yang nyata.
4. Perhatikan kesehatan mental kamu

Perasaan FOMO biasanya berakar dari masalah kesehatan mental seperti punya kecemasan atau rasa yang gak puas. Jika kamu merasa cemas atau tidak nyaman saat melihat orang lain melakukan sesuatu yang gak kamu lakukan, sebaiknya lakukan refleksi diri.
Perhatikan apakah kamu berusaha untuk memenuhi kebutuhan emosional atau psikologis yang lebih dalam. Kebutuhan yang memang diperlukan biasanya akan memberikan rasa tenang dan kepuasan, sedangkan FOMO sering disertai rasa cemas dan gelisah.
5. Membuat daftar prioritas

Salah satu cara yang paling efektif untuk membedakan antara FOMO dan kebutuhan adalah dengan membuat daftar prioritas. Tuliskan apa yang beberapa hal yang memang penting dalam hidupmu, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Saat kamu sudah punya gambaran yang jelas tentang apa yang dibutuhkan, membuat kamu lebih mudah untuk melihat apakah hal tersebut memang penting atau hanya hasil dari FOMO. Daftar ini bisa membantu kamu untuk membuat keputusan dengan lebih sadar dan bijak.
Membedakan antara FOMO dan kebutuhan kadang gak bisa berjalan dengan mudah, perlu beberapa langkah yang lebih sadar dalam mengambil keputusan. Selalu lakukan refleksi dengan mendengarkan diri sendiri saat ingin membeli suatu barang.