Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Tetap Tenang meski Disakiti, Anti Dendam!

ilustrasi sosok yang tenang (pexels.com/Владимир Васильев)

Dalam menjalani hidup ini, kita tak bisa lepas dengan konflik. Baik terhadap teman, keluarga, pasangan, bahkan orang lain. Imbasnya, akan selalu ada orang yang mampu membuat kita merasakan sakit hati atas tindakannya.

Saat disakiti dengan mendalam, kebanyakan orang jarang bisa bersikap tenang. Hanya orang berkualitaslah yang mampu bersikap demikian. Berikut beberapa cara tetap tenang meski disakiti begitu dalam oleh seseorang. Cara-cara ini memang terkesan sederhana, namun patut kamu pertimbangkan untuk diterapkan dalam hidup agar dirimu lebih bahagia.

1. Fokus pada solusi, bukan hanya permasalahan

ilustrasi perempuan merenung (pexels.com/Ryanniel Masucol)

Sejatinya sikap orang lain terhadap kita adalah hal di luar kendali. Jika mereka menyakiti kita, maka kita tak perlu membuang energi untuk membalas atau menyimpan dendam.

Lebih baik kita fokus pada penyelesaiannya. Bagaimana sikap bijak yang akan kita ambil untuk bisa melewati hal sulit tersebut. Sebab jika kita terlalu fokus pada masalah, hal itu hanya akan memperparah keadaan. Alih-alih bisa bersikap tenang, justru perasaan dan pikiran hanya akan diliputi emosi.

2. Konflik tidak akan membawa pada kedamaian

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Shantanu Kumar)

Percayalah bahwa konflik tak akan membawa pada kedamaian hidup. Alangkah baiknya jika kita bisa menghindari hal tersebut guna ketenangan diri. Namun pada kenyataannya, kita tak bisa mengontrol sikap orang lain kepada kita.

Apabila kita pernah disakiti, jangan terlalu fokus pada emosinya. Pastikan kita bisa mengontrol amarah dalam diri. Tanamkan dalam keyakinan bahwa segala amarah hanya akan menjauhkan kita dari kebahagiaan.

3. Memaafkan untuk kebaikan diri sendiri, bukan orang lain

ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Vinh Quang)

Saat disakiti oleh orang lain, tentu kita akan melewati hari yang sulit. Terlebih jika kita sudah berusaha bersikap baik kepada mereka. Tentu amarah dalam diri bisa semakin menyala.

Namun tetap diingat bahwa kita jangan langsung terbuai emosi sesaat. Pastikan kita berusaha untuk memaafkan orang yang pernah menyakiti. Hal tersebut bukan untuk mereka, melainkan ditujukan untuk kebaikan diri sendiri.

4. Menganggap rasa sakit sebagai kesempatan untuk berkembang

ilustrasi sosok yang tenang (pexels.com/Владимир Васильев)

Sejatinya ketenangan dalam bersikap meski pernah disakiti bersumber dari bagaimana cara kita meresponsnya. Meski berat, kita tetap bisa mengusahakan hati yang lapang untuk menerima rasa sakit tersebut.

Salah satunya dengan menganggap sakit hati yang dialami sebagai ajang untuk berkembang. Dengan rasa sakit hati itu kita akan menjadi sosok yang lebih berkualitas, pribadi yang lebih kuat dan tabah. Melalui rasa sakit itu pula, kita bisa bertahan dalam kebaikan di lubang kepedihan, meski memiliki pilihan untuk membalasnya.

5. Kita punya pilihan untuk lepas dari orang yang telah menyakiti

ilustrasi hidup dengan tenang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apabila disakiti oleh orang lain, berusahalah untuk tetap mengendalikan diri. Sebab pikiran yang jernih sangat dibutuhkan dalam kondisi tersebut. Sehingga kita bisa menentukan pilihan yang tepat dalam mengatasinya.

Salah satunya yakni dengan menjauh dari orang yang telah menyakiti kita. Bukan bermasuk jahat, namun kita memang perlu lepas dari orang toxic demi kebaikan diri sendiri. Hal demikian supaya kita bisa lebih fokus pada kehidupan yang dijalani.

Menyimpan dendam sejatinya tak membuat hidup lebih damai. Justru kebahagiaan akan semakin jauh terasa. Maka, lakukan cara tetap tenang meski disakiti dan maafkan setiap rasa sakit untuk kehidupan yang lebih menenangkan batin. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izah Cahya
EditorIzah Cahya
Follow Us