Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ciri Kepemimpinan Toxic yang Membuat Situasi Tambah Kacau

ilustrasi pemimpin marah-marah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Pemimpin memegang peranan penting dalam jalannya suatu tim. Sebagai pemegang kendali tertinggi, pemimpin memiliki kewenangan menentukan arah dan tujuan. Tapi sayangnya, tidak sedikit orang yang justru memiliki cara kepemimpinan toxic.

Tentu saja ini akan berdampak terhadap tujuan organisasi tersebut. Cara-cara kepemimpinan toxic bisa jadi membuat situasi tambah rumit. Berikut ini merupakan lima ciri kepemimpinan toxic yang bisa membuat situasi di kantor maupun organisasi jadi tambah kacau.

1. Tidak mau berkoordinasi dengan bawahan

ilustrasi pemimpin (pexels.com/Yan Krukov)

Pemimpin memang menempati posisi hierarkis tertinggi dalam suatu organisasi atau kelompok. Tapi bukan berarti seorang pemimpin bisa menguasai segalanya. Bagaimanapun juga, kepemimpinan tersebut menyangkut tujuan bersama.

Salah satu diantara kepemimpinan toxic yang bisa membuat situasi tambah kacau yaitu tidak mau berkoordinasi dengan bawahan. Sikap seperti ini sering menimbulkan perselisihan. Bahkan tidak jarang akan timbul pemberontakan dari mereka yang merasa diacuhkan.

2. Mengambil keputusan berdasarkan kepentingan pribadi

ilustrasi pemimpin kantor (pexels.com/ANTONI SHKRABA Production)

Menduduki jabatan sebagai pemimpin bukan hanya sekedar posisi hierarkis tertinggi. Namun, turut membawa arah suatu kelompok tersebut, termasuk menyangkut kepentingan serta keputusan bersama.

Lantas, bagaimana jika seorang pemimpin mengambil keputusan berdasarkan kepentingan pribadi? Ini termasuk cara kepemimpinan toxic yang membuat situasi tambah rumit. Akibat cara kepemimpinan yang seperti itu, bisa jadi akan timbul perpecahan dalam suatu tim.

3. Tidak mau menerima saran dan masukan dari orang lain

ilustrasi diskusi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Setiap orang tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, entah siapa pun itu. Baik mereka yang berada di posisi bawah maupun yang menduduki jabatan tertinggi sekalipun. Maka dari itu, sangat penting untuk mau membuka telinga dan menerima saran serta masukan dari orang lain.

Tapi yang jadi pertanyaan, bagaimana jika seorang pemimpin tidak mau menerima saran dan masukan? Sudah pasti ini menjadi cara kepemimpinan toxic. Aspirasi dari berbagai macam anggota yang tidak diperhatikan bisa menimbulkan protes dan ketidakstabilan organisasi.

4. Mengkambing hitamkan orang lain ketika bertemu dengan permasalahan

ilustrasi menyalahkan (pexels.com/Yan Krukov)

Di mana pun kita, permasalahan pasti selalu ada. Hal ini juga terjadi ketika seseorang menduduki jabatan sebagai pemimpin. Permasalahan yang muncul sudah seharusnya dihadapi dan diselesaikan agar tidak semakin berlarut-larut.

Tahukah kamu? Salah satu diantara cara kepemimpinan toxic yaitu sering mengambinghitamkan orang lain ketika bertemu dengan suatu permasalahan. Alih-alih menyelesaikan masalah, yang ada justru melimpahkan semuanya agar dihadapi oleh bawahan.

5. Bersikap sok senior

ilustrasi pemimpin memarahi bawahan (pexels.com/RODNAE Productions)

Apa yang kamu pikirkan ketika bertemu seseorang yang memiliki sikap senior? Alih-alih hormat dan segan, yang ada justru semakin muak. Maka dari itu, sikap senior sudah seharusnya dihindari.

Bersikap sok senior rupanya termasuk salah satu cara kepemimpinan toxic yang bisa bikin kacau suasana. Padahal inti dari kepemimpinan bukan hanya dihormati atau disegani. Namun bisa membaur dan bekerja sama demi tujuan bersama.

Cara kepemimpinan toxic turut mempengaruhi jalannya suatu kelompok atau organisasi. Jika kamu masih akrab dengan cara kepemimpinan toxic, mulai sekarang tinggalkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us