5 Fakta Working Memory dan Cara Meningkatkannya

Dalam proses pembelajaran, ada dua unsur penting yang berperan membuat proses pembelajaran menjadi lebih baik. Kedua unsur penting itu adalah working memory dan long-term memory. Dikatakan bahwa kemampuan otak untuk menjalankan berbagai macam tugas tertentu bergantung pada working memory.
Dalam bahasa Indonesia, working memory disebut sebagai memori kerja. Memori ini merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam pendidikan dan perkembangan anak. Lantas, apa sih working memory itu? Simak ulasan berikut!
1.Apa itu working memory?

Pernah mendengar istilah working memory? Working memory atau memori kerja adalah memori yang dapat menyimpan informasi selama beberapa menit hingga beberapa jam. Sistem memori ini merupakan sistem memori jangka pendek yang berperan memproses informasi yang tengah diolah oleh otak dalam waktu singkat.
Working memory juga didefinisikan sebagai sistem dalam memori yang memproses suatu informasi yang diterima dalam waktu singkat dan cepat serta mengelola proses kognitif yang tengah berlangsung, seperti pemecahan masalah, pemikiran kreatif, dan pengambilan keputusan. Dalam kehidupan sehari-hari, working memory tercermin ketika kamu mengingat informasi sementara seperti nomor telepon.
2.Kapasitas dan durasi penyimpanan working memory

Kapasitas working memory itu terbatas. Umumnya hanya bisa menyimpan lima sampai sembilan item informasi secara bersamaan. Kapasitas ini bisa bervariasi antar satu individu dengan individu lainnya. Lantas, bagaimana durasinya? Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, informasi dalam working memory bisa bertahan dalam hitungan detik hingga jam. Durasi ini tergantung pada kompleksitas informasi serta gangguan eksternal yang kamu terima.
Misalnya, ketika kamu mengingat nomor telepon dari seseorang yang langsung mengucapkan nomornya kepadamu. Kamu merasa bahwa informasi tentang nomor telepon itu penting sehingga kamu memasukkannya ke dalam ingatan. Namun, kalau saat itu ada banyak informasi lain yang masuk, kamu bisa saja lupa dengan nomor telepon tersebut beberapa saat kemudian.
3.Informasi dalam memori kerja dapat masuk ke dalam memori jangka panjang

Sebelumnya, disebutkan bahwa memori kerja merupakan sistem memori jangka pendek. Namun, informasi yang terdapat dalam memori kerja nyatanya dapat masuk ke dalam memori jangka panjang. Informasi yang tersimpan dalam memori jangka pendek memang bersifat rentan dan bisa hilang dengan cepat, kecuali jika kamu mengulang-ulang informasi tersebut. Mengulang bisa meningkatkan ingatan seseorang.
Melansir laman Ruang Menulis, sejumlah penelitian menunjukkan adanya hubungan yang cukup besar antara memori kerja dengan kemampuan kognitif suatu individu. Jika seseorang punya memori kerja yang baik, orang itu punya kemampuan kognitif yang baik pula. Ketika proses menyimpan informasi yang dilakukan oleh memori kerja berjalan dengan baik, informasi tersebut memungkinkan untuk masuk ke dalam memori jangka panjang. Inilah yang membuat kamu punya ingatan yang amat baik.
4.Peran working memory dalam proses pembelajaran

Melansir laman Sekolah Auliya, working memory punya peran yang penting dalam proses pembelajaran. Sejumlah peran tersebut seperti memahami informasi baru, berkonsentrasi, menyelesaikan masalah, serta menghubungkan informasi yang ada atau mengaitkan suatu konsep baru dengan konsep yang telah dikuasai untuk mencapai pemahaman baru.
Saat anak membaca suatu teks, mereka menyimpannya dan memprosesnya dalam working memory. Peran working memory juga membuat anak bisa fokus. Mereka akan fokus pada suatu tugas yang tengah diselesaikannya. Semakin baik kemampuan anak dalam mengelola working memory, semakin baik pula anak itu bisa fokus dan berkonsentrasi.
5.Menulis bisa meningkatkan working memory

Kapasitas working memory seseorang bisa ditingkatkan. Melansir laman Ruang Menulis, salah satu cara meningkatkan kapasitas working memory selain menghafal secara berulang ialah melalui proses menulis ekspresif. Pernyataan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Kitty Klein dan Adriel Boals pada tahun 2011.
Mereka melakukan studi mengenai pengaruh pengungkapan emosional melalui tulisan ekspresif terhadap kapasitas working memory yang dilakukan selama dua semester. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan working memory pada mahasiswa yang ditugaskan untuk menulis mengenai pemikiran, perasaan, maupun pengalaman pribadi mereka. Klein dan Boals menyimpulkan bahwa menulis ekspresif mampu mengurangi pemikiran yang mengganggu. Hal itu lantas dapat membebaskan "beban" working memory sehingga kapasitasnya pun menjadi meningkat.
Kelima fakta di atas membuat kita memahami betapa besarnya peran working memory dalam kehidupan juga pembelajaran di ranah pendidikan. Kamu bisa meningkatkan working memory-mu agar tidak mudah lupa.