Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal Ini Gak Seharusnya Jadi Hambatan untuk Berkembang di Usia Dewasa

ilustrasi merenung (pexels.com/Leah Kelley)

Usia dewasa menjadi masa yang paling menentukan. Di mana dalam fase tersebut kita sudah lebih banyak mengerti akan kehidupan, sudah belajar mengenal diri sendiri, sudah memiliki beberapa tanggung jawab, bahkan sudah belajar kontrol diri. Kesadaran-kesadaran itulah yang tentunya akan membuat kita semakin berkembang.

Namun seringnya, tak semua orang bisa memiliki kesadaran demikian. Sehingga membuat mereka terjebak dengan dirinya sendiri bahkan hampir tak melakukan apa-apa dalam hidupnya. Itu disebabkan lantaran beberapa hal berikut yang kerap masih menjadi hambatan untuk seseorang bertumbuh jadi lebih baik di usia dewasa.

1. Pola pikir negatif

ilustrasi overthinking (pexels.com/Rizky Sabriansyah)

Seringnya hal yang menghambat kita untuk maju disebabkan atas pikiran kita sendiri. Kita yang kerap berpikir negatif mengenai dunia membuat kita kesulitan menghadapi setiap tantangan dalam hidup. Jika terus dipelihara, kita bisa menyerah dan tak berdaya.

Padahal seharusnya kita bisa memerangi setiap pikiran negatif dalam diri. Seiring dengan usia yang terus bertambah, maka semakin kaya pula pengalaman hidup yang kita dapatkan. Sejatinya, berbekal hal tersebut kita bisa mengatasi setiap pemikiran negatif yang datang.

2. Pencapaian orang lain

ilustrasi membandingkan diri dengan orang lain (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Biasanya, orang yang tak bisa mengontrol dirinya kerap terbuai dengan pencapaian orang lain. Mereka cenderung berusaha mencapai apa yang orang lain dapatkan. Imbasnya, jika kenyataan tak berjalan sesuai harapan, rasa kecewa mendalam bisa saja hadir.

Padahal sudah semestinya kita tak menjadikan pencapaian orang lain sebagai standar keberhasilan. Setiap orang punya jalan cerita hidupnya masing-masing yang tak bisa disamakan. Sudah semestinya pula kita memahami hal tersebut di usia dewasa. Lakukan hal yang kita sukai untuk ciptakan keberhasilan versi diri sendiri.

3. Kegagalan

ilustrasi merasa gagal (pexels.com/Liza Summer)

Banyak orang yang tak siap menghadapi kegagalan. Mereka tak mau menerimanya lantaran masih mengadopsi mindset yang keliru. Mereka masih menganggap bahwa gagal adalah akhir dari segalanya dalam hidup.

Padahal faktanya, setiap orang pasti akan mengalami kegagalan. Memaknai hal tersebut dengan tepat akan membuat kita bisa berdamai dengan kegagalan. Jangan jadikan kegagalan sebuah hambatan, melainkan pembelajaran supaya kita bisa lebih berkembang di langkah berikutnya.

4. Komentar orang lain

ilustrasi suka mengomentari hidup orang lain (pexels.com/Keira Burton)

Banyak orang yang masih merasa minder ketika mendapat komentar dari orang lain yang sifatnya menjatuhkan. Bahkan mereka kerap percaya dengan ucapan orang lain daripada keyakinan akan diri sendiri. Imbasnya, hal itu membuat orang tak percaya diri, susah berkembang, bahkan tak berani mencoba.

Batasan tersebut sejatinya tercipta oleh pola pikir kita sendiri. Ketahuilah, sejatinya kita bisa memilih sikap untuk merespons komentar orang lain yang tak sepenuhnya benar itu. Dengan cara bersikap bodo amat dan meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri.

5. Penolakan

ilustrasi seseorang diabaikan (pexels.com/Monstera)

Merasa kecil hati saat menghadapi sebuah penolakan hanya akan menghambat langkah kita ke depan. Kita menjadi takut untuk mencoba dan tak percaya pada setiap kemungkinan yang bisa saja terjadi.

Padahal dalam hidup ini, sejatinya penolakan itu hal yang wajar. Kita hanya perlu mengubah sudut pandang, bahwa ditolak bukan berarti kita tak mampu, melainkan hal yang saat itu kita tuju mungkin bukan sesuatu yang tepat. Coba lagi, dan percayalah kita akan diterima oleh lingkungan maupun tempat yang memang tepat untuk kita.

Sudah semestinya kelima hal tersebut tak menjadi hambatan bagi seseorang yang ingin memperbaiki kualitas diri di usia dewasa. Sebab seiring dengan berjalannya waktu, dengan beragam pengalaman hidup yang telah dilalui, haruslah menjadi pembelajaran yang berarti. Ini bukan suatu tuntutan, melainkan tanggung jawab sebagai seorang manusia yang ingin tumbuh lebih baik dari sebelumnya.

Usia dewasa pada dasarnya adalah fase pembelajaran secara maksimal. Jadi manfaatkan kesempatan tersebut untuk mempelajari banyak hal dan memperbaiki diri. Kelima hal di atas sudah bukan lagi alasan bagi kita untuk berhenti, melainkan tantangan untuk membentuk kualitas diri yang lebih baik. Semangat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izah Cahya
EditorIzah Cahya
Follow Us