5 Hal yang Harus Dihindari Jika Ingin Jejak Digital Kamu Bersih

Kepikiran gimana jejak digital kita bisa memengaruhi masa depan? Dunia maya itu kayak rumah kaca, apa yang kita lakukan bakal kelihatan, bahkan bisa jadi bumerang di kemudian hari. Makanya, menjaga jejak digital tetap bersih itu penting banget, terutama di era serba digital kayak sekarang. Kalau gak hati-hati, bisa-bisa kamu kehilangan peluang kerja, kehilangan kepercayaan orang, atau bahkan terjebak dalam masalah hukum.
Nah, biar kamu tetap aman dan gak nyesel di kemudian hari, ada beberapa hal yang wajib kamu hindari supaya jejak digitalmu tetap bersih dan gak bikin malu di masa depan. Yuk, simak baik-baik!
1. Sering mengunggah konten pribadi tanpa pikir panjang

Kita hidup di era di mana semua hal bisa dibagikan hanya dengan sekali klik. Tapi, pernah gak kepikiran kalau gak semua hal perlu dibagikan ke publik? Misalnya, alamat rumah, nomor telepon, atau informasi pribadi lainnya yang bisa disalahgunakan oleh orang-orang yang gak bertanggung jawab. Sekali tersebar, susah banget buat dihapus, dan bisa saja jadi pintu masuk bagi peretas atau orang jahat untuk memanfaatkannya.
Selain itu, mengunggah curhatan atau emosi sesaat juga bisa jadi bumerang. Kadang kita marah atau kecewa, terus nulis sesuatu di media sosial tanpa mikir panjang. Padahal, jejak digital itu susah dihapus, dan siapa tahu di masa depan, postingan itu malah jadi penghambat dalam dunia kerja atau hubungan sosial. Jadi, selalu pikir dua kali sebelum mengunggah sesuatu ke internet!
2. Menggunakan kata sandi yang lemah dan sama di banyak akun

Salah satu kesalahan fatal yang sering dilakukan banyak orang adalah pakai kata sandi yang gampang ditebak, seperti 123456, password, atau tanggal lahir sendiri. Ini ibarat kunci rumah yang bisa dibuka siapa saja! Peretas gak butuh waktu lama buat membobol akunmu kalau kamu masih pakai kata sandi yang lemah atau sama untuk semua akun yang kamu punya.
Lebih parahnya lagi, kalau satu akun sudah diretas, akun-akun lain yang menggunakan kata sandi yang sama juga bisa ikut kena. Makanya, penting banget buat pakai kata sandi yang kuat dengan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol. Kalau takut lupa, kamu bisa pakai password manager buat menyimpan kata sandi dengan aman.
3. Mengabaikan pengaturan privasi di media sosial

Banyak orang gak sadar kalau media sosial mereka terlalu terbuka dan bisa diakses oleh siapa saja, termasuk orang yang gak dikenal. Coba deh cek pengaturan privasimu sekarang, apakah postinganmu bisa dilihat semua orang atau hanya orang-orang yang kamu kenal? Kalau terlalu terbuka, bisa-bisa informasi pribadimu dimanfaatkan oleh pihak yang gak bertanggung jawab.
Selain itu, ada juga fitur tagging yang sering disalahgunakan. Misalnya, temanmu menandai kamu di foto yang kurang pantas atau di postingan yang bikin malu. Kalau pengaturan privasimu gak dikontrol, bisa-bisa foto atau status yang gak sesuai malah tersebar luas dan berpotensi merusak reputasi. Jadi, jangan malas buat atur privasi akun media sosialmu!
4. Membagikan informasi tanpa mengecek kebenarannya

Di era digital, informasi menyebar dengan sangat cepat, tapi gak semua informasi itu benar. Sering banget kita nemu berita viral yang ternyata hoaks atau informasi menyesatkan. Kalau kamu ikut-ikutan menyebarkan tanpa mengecek kebenarannya, bisa-bisa malah jadi penyebar hoaks, dan itu bisa berdampak buruk bagi reputasimu.
Bahkan, dalam beberapa kasus, menyebarkan informasi yang salah bisa berujung pada masalah hukum. Ada undang-undang yang mengatur penyebaran berita palsu, dan kalau sampai ketahuan menyebarkan hoaks, kamu bisa kena sanksi. Jadi, sebelum membagikan sesuatu, pastikan dulu sumbernya valid dan terpercaya. Jangan sampai niat baik malah jadi masalah di kemudian hari!
5. Meninggalkan jejak komentar negatif atau kasar

Media sosial memberi kita kebebasan berbicara, tapi bukan berarti bisa seenaknya berkomentar negatif atau kasar di postingan orang lain. Jejak digital itu abadi, dan komentar-komentar buruk yang kamu tinggalkan bisa diingat orang lain, bahkan bertahun-tahun kemudian. Bayangkan kalau kamu melamar pekerjaan, lalu HRD melihat riwayat komentarmu yang penuh dengan ujaran kebencian atau caci maki. Bisa langsung dicoret dari daftar kandidat, lho!
Selain itu, komentar negatif juga bisa memicu konflik atau perundungan daring (cyberbullying). Banyak kasus di mana orang yang asal komentar akhirnya harus berurusan dengan hukum karena dianggap melakukan pencemaran nama baik atau ujaran kebencian. Jadi, sebelum mengetik sesuatu, pikirkan dulu dampaknya. Lebih baik jadi pengguna internet yang bijak daripada harus menyesal di kemudian hari.
Jejak digital itu ibarat tato di dunia maya, sekali ada, susah dihapus! Maka dari itu, kita harus lebih bijak dalam beraktivitas di dunia digital, mulai dari cara kita berbagi informasi, mengamankan akun, hingga berinteraksi dengan orang lain. Jangan sampai karena kesalahan kecil, masa depanmu jadi terganggu. Jadi, yuk mulai sekarang lebih berhati-hati dan tetap jaga reputasi digitalmu agar tetap bersih dan aman!